Miris!!! JR Saragih Punya Helikopter, Warga Simalungun Ini Punya Rumah tak Layak Huni

keluarga miskin

TOPMETRO.NEWS – Miris melihat kondisi ini. Manakala Bupati Simalungun bisa dibilang bergelimang kemewahan, fakta lapangan masih ada warganya yang hidupnya jauh dibawah garis kemiskinan. Tak percaya?

Sebuah gubuk derita di Desa Simpang Marjandi, Kelurahan Panei Tongah, Kecamatan Panei, Simalungun ditempati pasangan Sunardi Sitanggang (34) dan istrinya Sinta Br Manullang (33). Dalam usia muda itu, pasangan ini anugerahi 7 orang anak yang masih bersekolah dan balita.

Merekalah Maryuni Br Sitanggang (14) pelajar SMP N 1 Panei, Asril Candrim Br Sitanggang (13) pelajar  kelas 1 SMP N 1 Panei, Suparnah Hebrianto Sitanggang (11) pelajar Kelas IV SD Negeri 4 Panei Tongah, Samariana Br Sitanggang (9) pelajar Kelas II SD Negeri 4 Panei Tongah, Adelina Magdalena (7) pelajar kelas I SD Negeri 4 Panei Tongah, Simon Romiyan Sitanggang (5) dan Syeril Br Sitanggang (2,5) yang keduanya belum bersekolah.

Selidik punya selidik, rupanya pasangan ini sudah tinggal di rumah yang nyaris rubuh itu sejak tahun 2004, sejak mereka pindah dari Kutacane tahun 2004 lampau.

Untuk bertahan hidup mereka harus bersabar berjuang dalam rumah yang tidak layak huni itu.

“Kami tinggal di sini sejak tahun 2004. Waktu itu baru pindah dari Kutacane dikarenakan menurunnya kondisi keuangan,”  kenang Sinta sebagaimana dilaporkan SiantarNews hari ini.

Sebenarnya Sinta tak banyak meminta bantuan dari Pemkab Simalungun. Untuk meringankan beban itu, mereka berharap rumahnya disentuh tangan-tangan dermawan, agar rumah mereka layak dihuni apalagi dengan kondisi dengan 7 anak yang masih kecil-kecil.

“Kadang untuk membuka pintu depan rumah saja kami takut. Kadang was-was kalo dibuka takut roboh,” ujarnya lagi sembari menunjuk pintu rumahnya.

Ironisnya, rumah yang mereka huni ini juga tidak dialiri air bersih. Kondisi ini makin mempersulit keluarga dimana air merupakan kebutuhan utama untuk minum, mencuci dan mandi.

Ketika anak-anaknya harus berangkat ke sekolah, kebutuhan air jadi kendala terbesar disamping kebutuhan utama untuk memasak setiap paginya.

Meski begitu, beruntung keluarga ini masih memiliki tetangga yang baik hati, mau membantu penyediaan air bersih, walau dengan membeli dari tetangganya itu.

“Untung saja tetangga mau membantu dengan memperkenankan membeli air bersih dari mereka seharga Rp1.000 per liter,” ucap Sinta.

Untuk menafkahi keluarganya Sunardi harus bekerja keras sebagai penderes (pengumpul tuak nira/red).

Dengan rata-rata penghasilan hanya Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per bulan, mereka harus berjuang menghidupi keluarga dan memenuhi kebutuhan sekolah anaknya.

Tentu saja realita hidup mereka bertolak belakang dengan orang nomor satu di daerah itu. Saat Bupati Simalungun JR Saragih punya helikopter, saat itu pula kondisi mereka seperti itu.

Menurut warga setempat, jika JR Saragih punya hati nurani ingin melihat dari dekat kondisi keluarga ini, sebaiknya jangan naik helikopter. Soalnya angin baling-baling helikopter bisa saja menumbangkan bangunan yang rewot itu. (sia-editor3)

Related posts

One Thought to “Miris!!! JR Saragih Punya Helikopter, Warga Simalungun Ini Punya Rumah tak Layak Huni”

  1. jenson

    Itu namanya gak pake akal sehat, jika tidak mendukung program KB.
    Tapi cobalah ortunya bekerja lebih giat biar gak melorot. Lebih bagusnya, si bapak ini ditanya pak JR mau kerja apa biar mampu membiayai anak anaknya.

Leave a Comment