Harga Sawit Terjun Bebas Dibawah Rp1.000: ”2 Ton Cuma Sejuta…”

Harga sawit terjun bebas

TOPMETRO.NEWS – Harga sawit terjun bebas. Para petani di Riau terus mengeluhkan anjloknya komoditi ekspor itu. Di tengkulak, harga sawit petani bahkan dihargai Rp500 per kilogram. Duh! Padahal, penetapan harga dari pemerintah harga sawit Rp1.772 per kilogram.

Harga penetapan Disbun Riau hanya berlaku bagi petani dengan pola plasma bersama perusahaan.

Tapi petani tanpa plasma, harga sawit tidak sampai Rp1.000 per kilogram.

Yanto, salah satu petani di Riau merasakan dampak harga sawit yang turun drastis.

Anaknya yang sedang kuliah di salah satu universitas swasta akan dihentikan sementara karena ekonomi keluarganya sedang sulit.

“Terpaksa diberhentikan dulu anak yang sedang kuliah. Karena jangankan bayar uang kuliah, beli beras aja susah sekarang,” kata Yanto, Selasa (5/7/2022).

Bagaimana tidak, meski hasil panen sawitnya mencapai 2 ton setiap 2 pekan. Namun, uang yang didapatnya hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Sawit 2 ton, dapatnya Rp 1 juta. Kalau sebulan 2 kali panen, hasilnya Rp2 juta. Tetap saya syukuri, tapi pas-pasan untuk makan, untuk kuliah susah,” keluhnya.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan permohonan percepatan dan perluasan ekspor CPO dan turunannya sebagai upaya meningkatkan harga Tandan Buah Segar (TBS) perkebunan kelapa sawit.

Permohonan ini disampaikan Gubri Kepada Presiden RI Joko Widodo di Jakarta, melalui surat yang ditandatangani langsung oleh Gubernur Riau pada Senin (4/7/2022) dengan nomor surat 526/Disbun/1837.

Dalam permohonan itu, Syamsuar melaporkan ke Presiden Jokowi bahwa harga TBS perkebunan kelapa sawit beberapa bulan terakhir di Sumatera khususnya dan di Indonesia pada umumnya cenderung terus menurun secara signifikan.

Sejalan dengan hal ini, anjloknya harga TBS di tingkat pekebun juga menjadi isu sentral yang dibahas pada rapat forum gubernur se-Sumatera tahun 2022 yang diselenggarakan pada tanggal 28 sampai 30 Juni 2022 di Pekanbaru.

Syamsuar juga melaporkan kepada Presiden bahwa perkembangan terakhir harga TBS pekebun di Provinsi Riau saat ini berkisar antara Rp 600 sampai dengan Rp900 per kg.

Penyebab utama anjloknya harga TBS pekebun adalah belum optimalnya ekspor CPO dan turunannya serta keterbatasan storage tank yang dimiliki PKS sehingga PKS membatasi pembelian TBS dari pekebun.

“Berdasarkan laporan dari 285 PKS yang ada di Provinsi Riau, storage tank PKS dan eksportir hanya mampu menampung CPU dalam waktu satu minggu ke depan,” kata Syamsuar.

Menurut Syamsuar, turunnya harga TBS pekebun mulai berdampak pada penurunan daya beli masyarakat serta meningkatnya inflasi di Provinsi Riau. Berdasarkan data BPS pada bulan Mei 2022, inflasi di provinsi Riau sebesar 0,88% dan pada bulan Juni 2022 naik menjadi 1,86%.

Syamsuar menjelaskan, satu di antara faktor penyebab meningkatnya inflasi di Provinsi Riau adalah meningkatnya biaya produksi, di mana saat ini harga pupuk yang dibutuhkan oleh pekebun mengalami peningkatan harga yang sangat signifikan.

Bahkan, peningkatan harga pupuk ini menjadi beban yang cukup berat bagi perkebun karena bersamaan dengan menurunnya pendapatan perkebunan akibat anjloknya harga TBS.

“Dengan memperhatikan kondisi yang kami laporkan di atas, bersama ini kami sampaikan permohonan kepada Bapak Presiden untuk mempertimbangkan upaya-upaya memperluas kembali ekspor CPO dan turunannya sehingga harga TBS berkebun dapat kembali meningkat sesuai harapan masyarakat,” pungkasnya.

BACA PULA | Sedang Memanen Sawit, Malah Menemukan Sesosok Mayat

Seperti diberitakan Topmetro.news sebelumnya, sesosok mayat seorang laki-laki ditemukan warga yang sedang memanen buah sawit di areal perkebunan Dusun VI Desa Hinai Kanan, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sabtu (14/5/2022) sekira pukul 14.30 WIB.

Informasi yang diperoleh topmetro.news dari Kapolsek Hinai AKP Adi Alfian SH melalui Kasi Humas Polres Langkat AKP Joko Sumpeno, bahwa sosok mayat laki-laki yang kondisinya sudah mulai menebarkan aroma busuk tersebut diketahui bernama Rasim (42) warga Dusun VI Desa Hinai Kanan Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.

sumber\foto | riausky
reporter | jeremitaran

Related posts

Leave a Comment