Monalisa Butuh Bantuan Pemerintan dan Uluran Tangan Dermawan untuk Sekolah

Situasi miris terjadi di Panyabungan. Lantaran tak punya biaya, Monalisa, bocah wanita berusia 7 tahun 3 bulan ini tidak bisa mengeyam pendidikan sekolah dasar

topmetro.news – Situasi miris terjadi di Panyabungan. Lantaran tak punya biaya, Monalisa, bocah wanita berusia 7 tahun 3 bulan ini tidak bisa mengeyam pendidikan sekolah dasar. Sementara ibunya Dansiah (35), hanya berprofesi sebagai kuli masak dan cuci piring di warung rumah makan di Panyabungan.

Anak yatim ini sangat berharap adanya perhatian pemerintah atau uluran tangan para dermawan untuk membantunya. “Saya sedih Pak! Anak saya ini usianya sudah menginjak tujuh tahun tiga bulan. Namun belum bisa sekolah, lantaran aku tak punya biaya. Tambah lagi kakaknya putus sekolah,” ujar Dansiah kepada wartawan, Jumat (29/7/2022).

Dansiah bercerita, ayah Monalisa meninggal empat tahun lalu karena sakit. Sejak itu ia menikah lagi dengan warga Pasaman dan punya anak satu. Lalu berpisah. Hingga saat ini, anaknya yang paling kecil sudah berusia 2,5 tahun.

“Bagaimana bisa sekolahkan anak, untuk biaya hidup sehari-hari saja saya hanya mengandalkan buruh masak dan cuci piring di warung rumah makan di Panyabungan,” pungkasnya.

Dasniah mengaku tinggal di rumah kontrakan bersama tiga anak dan juga ibu kandungnya yang sudah lanjut usia.

“Bekerja sebagai buruh masak dan cuci piring di rumah makan dengan penghasilan 200 ribu per minggu. Dari upah inilah aku gunakan untuk memenuhi kebutuhan makan anak dan juga biaya sewa rumah kontrakan,” imbuhnya.

Sementara Monalisa sendiri sedih dan malu ketika melihat rekan sebayaya pergi belajar bersama ke sekolah. Tapi apa daya, keadaan ekonomi orangtua yang memaksanya dan kakaknya tidak bisa mengeyam pendidikan.

“Saya kepingin banget sekolah Pak! Kadang malu diejek teman karena nggak sekolah,” kata Monalisa yang punya cita-cita ingin jadi artis ini.

Dansiah yang tinggal di Lorong Aek Galoga Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Madina ini sangat berharap kepada pemerintah dan juga para dermawan. Agar dapat membantu biaya masuk sekolah, sehingga anaknya dapat mewujudkan cita-citanya.

Program Indonesia Pintar

Sementara Plt Kadis Pendidikan Drs Lis Muliyadi Nasution MM menjawab konfirmasi lewat WhatsApps mengatakan, untuk penanggulangan anak tidak mampu bersekolah, ada bantuan melalui Program Indonesia Pintar (PIP). Di mana pendataannya saat ini sedang berlangsung pada setiap sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Madina.

“Saat ini ada pendataan Program Indonesia Pintar (PIP) di seluruh sekolah. Daftarkan saja anak tersebut ke sekolah dasar (SD). Nanti akan diperintahkan kepada kepala sekolah agar anak tersebut dimasukkan sebagai penerima bantuan Pendidikan melalui PIP,” jelasnya.

reporter | Jeffry Barata Lubis

Related posts

Leave a Comment