Pengembangan di WKP Dihentikan, Aktifitas PT SMGP Hanya Operasional dan Pemeliharaan Fasilitas

PT Sorik Marapi Gheotermal Power (SMGP) akhirnya memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan serta rencana pengembangan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Penghentian kegiatan itu meliputi kegiatan konstruksi dan pengeboran.

topmetro.news – PT Sorik Marapi Gheotermal Power (SMGP) akhirnya memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan serta rencana pengembangan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Penghentian kegiatan itu meliputi kegiatan konstruksi dan pengeboran.

Adanya Informasi terkait hal ini diperoleh dari surat pengumuman resmi perusahaan panas bumi PT SMGP yang ditandatangani langsung Terry Indra selaku Kepala Teknik Panas Bumi (KTPB) tertanggal 1 Oktober 2022. Dalam suratnya Terry menyatakan, aktifitas SMGP ke depannya hanya berhubungan dengan kegiatan operasional dan pemeliharaan fasilitas.

“Maka dengan ini diputuskan kegiatan nonoperasi seperti pengeboran dan kontruksi dihentikan sementara waktu. Kecuali kegiatan untuk pemeliharaan rig dan fasilitasi lainnya,” tulis Terry dalam suratnya.

Dalam suratnya, Terry juga menjelaskan, bahwa kegiatan produksi dan pemeliharaan unit masih tetap berjalan seperti biasanya. Khususnya pemeliharaan fasilitas yang menjamin pasokan listrik ke grid Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Tenaga Kerja

Akan tetapi, dengan adanya penghentian sementara, muncul informasi adanya perampingan atau pengurangan tenaga kerja. Jumlahnya mencapai 300 atau 400 orang tenaga kerja.

Walaupun begitu, pihak SMGP tidak akan menutup mata dan siap bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak dari pengurangan tenaga kerja tersebut. Selain itu, SMGP juga akan terus terbuka dengan penyelesaian semua permasalahan berkaitan dengan kejadian tanggal 16 dan 27 September lalu.

Sementara itu, Corporated Communication SMGP Yani Siskartika membenarkan adanya informasi tersebut. Menurut Yani, saat ini SMGP sedang fokus untuk mendukung investigasi oleh Dirjen EBTKE dan Polda Sumut.

“Untuk menjaga keamanan serta situasi saat ini, kami menghentikan sementara kegiatan nonoperasional. Sambil menunggu hasil penyelidikan para pihak tentang penyebab kejadian tanggal 27 September tersebut,” tulis Yani dalam pesan WhatsApp-nya kepada wartawan, Senin (3/10/2022) malam.

Surat Bupati

Dalam berita sebelumnya, Bupati Madina HM Ja’far Sukhairi Nasution telah mengirimkan dua surat ke Kementerian ESDM. Dua surat Bupati Madina itu sebagai reaksi cepat dan sikap tegas pemerintah daerah dalam melindungi masyarakatnya.

“Saya kirimkan dua surat kepada Kementerian ESDM sebagai reaksi atas kejadian tadi malam (27/9/2022-red). Surat pertama meminta agar operasional SMGP dihentikan dan surat kedua adalah meminta diberikan sebahagian wewenang untuk mengontrol kegiatan SMGP di daerah kami sendiri. Hal ini agar tidak terjadi lagi tragedi seperti semalam,” ucap Bupati dalam wawancara usai rapat terbatas dengan seluruh unsur Forkopimda, Rabu (28/9/2022) lalu.

Kejadian tanggal 27 September 2022 itu menyebabkan 79 warga Sibanggor Tonga dan Sibanggor Julu harus menjalani perawatan di rumah sakit. Berdasarkan informasi, warga tersebut mengalami mual, muntah, dan pingsan. Kuat dugaan akibat terpapar gas beracun dari kegiatan di Wellpad T-11.

PT SMGP memang melakukan kegiatan uji alir fluida di Wellpad T-11. Uji alir ini sebelumnya sudah ada pemberitahuan kepada warga sekitar. Serta sudah mendapatkan izin dari Direktorat Jendral EBTKE. Bahkan kegiatan juga dalam pengawasan langsung perwakilan Direktorat Jendral EBTKE bersama pihak kepolisian, TNI, dan Dinas Lingkungan Hidup Madina.

reporter | Jeffry Barata Lubis

Related posts

Leave a Comment