topmetro.news – Berdasarkan laporan Plh Direktur Utama RSUP H Adam Malik No. PM.03/XV.I.1.1/10.203/2022 perihal laporan pasien Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak (GgGAPA), bahwa terdapat 11 kasus GgGAPA di Sumut. Dari 11 kasus itu, terdapat enam anak meninggal dunia.
Menindaklanjuti laporan Plh Dirut RS H Adam Malik tersebut Gubsu telah mengeluarkan Surat Imbauan Nomor 440/12439/2022. Dengan tujuan Bupati/Walikota, Kadis Kesehatan, dan Kepala Puskesmas se-Sumut. Yakni perihal imbauan kewaspadaan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak (GgGAPA).
Pemkab Simalungun melalui Dinas Kesehatan dalam menyikapi imbauan Gubsu tersebut menyampaikan, fasilitas sarana dan prasarana layanan kesehatan seperti apotek, IFRS, tokoh obat dan tenaga kesehatan (nakes) untuk sementara tidak meresep dan mengedarkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup yang menurut dugaan pemicu GgGAPA.
Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositilorio (anal), atau lainnya.
Selain itu Dinas Kesehatan juga mengeluarkan surat edaran kepada 46 puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Simalungun. Antara imbauan kepada para kepala puskesmas untuk segera mensosialisasikan. Dan mengimbau kepada tenaga kesehatan (nakes) maupun fasilitas kesehatan di wilayah kerja masing-masing baik apotek, IFRS serta klinik. Sekaligus menindaklanjuti surat imbauan dari Gubsu dan dari pemerintah pusat.
Kadis Kesehatan Simalungun Edwin Tony SM Simanjuntak, Kamis (20/10/2022), di Pamatang Raya mengatakan, sesuai dengan penelitian oleh pihaknya, sejauh ini di Kabupaten Simalungun belum ada temuan kasus GgGAPA.
“Karena Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga selaku pimpinan, Beliau selalu memberikan arahan kepada kami. Untuk senantiasa tanggap dengan hal-hal yang sifatnya membahayakan bagi kesehatan masyarakat,” kata Edwin.
“Maka kami segera menindaklanjuti arahan Beliau dan imbauan Gubsu. Dengan mengeluarkan surat edaran untuk disampaikan kepada Puskesmas untuk ditindaklanjuti kepada sarana dan prasarana layanan kesehatan yang ada di wilayah kerja masing-masing,” sambung Edwin.
penulis | Agustian Tarigan