Diduga Minta Setoran Pejabat, Gubsu ‘Buang’ Ajudan

Minta setoran pejabat

TOPMETRO.NEWS – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi beberapa waktu lalu mencopot ajudannya, Rahmat Fadillah Pohan dari jabatan Direktur Bank Sumut. Pencopotan ini juga berimbas kepada ajudan gubernur bernama Dayat alias Ayek.

Ayek kini berpindah tugas ke Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara.

Selama ini, Ayek menerima uang dari para pejabat untuk biaya operasional Gubernur Sumut.

Sebelum dicopot, Ayek diduga ketahuan menyelewengkan uang dari beberapa pejabat untuk pembiayaan operasional itu.

Belum dapat dipastikan, apakah uang itu sengaja dimintanya atau disuruh Gubernur Sumut.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengatakan, Ayek sudah tidak pantas lagi mendampinginya sebagai ajudan.

“Karena memang tidak pantas dia (Ayek),” kata Edy Rahmayadi.

Saat ditanya, apakah pencopotan Ayek ini karena adanya dugaan meminta uang setoran kepada pejabat, sebagai setoran, Edy Rahmayadi sebut macem-macem persoalannya.

“Macem-macem persoalan yang dilakukannya (Ayek),” kata mantan Pangkostrad ini.

Dirinya juga tidak mau menjelaskan lebih jauh, apakah Ayek selama ini diduga meminta setoran pejabat, dengan modus ‘upeti’ ke Gubsu.

BACA PULA | Ajudan Pembawa Koper Nuklir Putin Ditembak Mati di Rumahnya

Seperti diberitakan media ini, seorang ajudan yang membawa koper kode komando serangan senjata nuklir Presiden Rusia Vladimir Putin ditemukan tewas di rumahnya.

Sang ajudan tewas setelah ditembak dalam insiden yang masih misterius. Ajudan Putin itu bernama Vadim Zimin (53).

Dia merupakan kolonel yang pernah bertugas di Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia. Dia telah menghadapi tuduhan menerima suap dalam pekerjaan barunya di dinas bea cukai setelah berhenti sebagai perwira di FSB. Zimin selama ini bertanggung jawab atas koper yang berisi kode komando serangan senjata nuklir Rusia, yang selalu menyertai pemimpin Kremlin.

asl1

Related posts

Leave a Comment