Dinilai Panik, Edy Dipersilahkan Tantang Golkar, Karena Golkar Sudah Terlatih Terima Tantangan

Wakil Ketua Kordinator Bidang Politik Hukum dan HAM DPD Partai Golkar Sumut Riza Fakhrumi Tahir, menilai Gubernur Sumut Edy Rahmayadi semakin panik menjelang berakhirnya masa jabatannya September 2023. Sehingga melampiaskannya kepada Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumut H Syamsul Qamar.

topmetro.news – Wakil Ketua Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM DPD Partai Golkar Sumut Riza Fakhrumi Tahir, menilai Gubernur Sumut Edy Rahmayadi semakin panik menjelang berakhirnya masa jabatannya September 2023. Sehingga melampiaskannya kepada Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumut H Syamsul Qamar.

Kepanikan itu, kata Riza, semakin jelas Gubsu pertontonkan kepada publik saat berlangsungnya Sidang Paripurna DPRD Sumut tentang penyampaian hasil Pansus Laporan Keterangan dan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur, Senin malam (22/5/2023). Pada sidang paripurna tersebut, tambah Riza, Edy menyatakan maju sebagai calon gubernur di Pilkada mendatang seraya ‘menantang’ Partai Golkar bertarung.

“Sidang paripurna itu tidak lain hanya ajang pelampiasan kepanikan Gubernur. Sehingga sidang yang terhormat itu menjadi nuansa lain. Karena bukan tempatnya menyatakan maju sebagai calon gubernur, sebab agenda sidang khusus membahas temuan Pansus LKPj,” ujarnya.

Riza melihat, kepanikan Edy akhir-akhir ini kerap terjadi. Berawal dari pencopotan Bambang Pardede dari jabatannya sebagai Kadis PUPR Sumut. Yakni, setelah satu hari Presiden Joko Widodo meninjau jalan-jalan rusak di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Bahkan munculnya kepanikan itu, kata Ketua Kosgoro 1957 Sumut ini menambahkan, saat hadirnya Wakil Gubernur Sumut H Musa Rajekshah mendampingi Presiden Jokowi ke Labuhanbatu Utara.

Riza mendapat informasi, ketika akan berangkat ke Kabupaten Labura menggunakan pesawat helikopter melalui Lanud Soewondo, ternyata Edy sudah bersiap-siap mendampingi Presiden Jokowi. Tapi, yang diajak mendampingi presiden malah Wagub Sumut.

Apalagi diketahui, kata Riza, saat Presiden berada di Labura dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan istri Wakil Presiden, Wury Ma’ruf Amin menghadiri acara HUT Dekranas dan Hari Kesatuan Gerak PKK di Medan, tetap didampingi istri Wagub Sumut Sri Ayu Mihari.

Ungkap Ketua MW KAHMI Sumut ini, beberapa hari setelah kunjungan Presiden ke Labura, ia sempat bertanya kepada Wagub Sumut. Dan Wagub membenarkan Edy tidak ikut mendampingi presiden.

Tidak Suka

Malah, ketika rombongan makan siang, Wagub Sumut, Pangdam I/BB, dan Kapolda Sumut terlihat mendampingi Presiden, minus Edy. Kata Riza, ia tidak tahu persis alasan Gubernur Sumut tidak mendampingi Presiden.

“Melalui protokol Istana, saya dapat perintah mendampingi presiden. Saya tegak lurus kepada presiden,” ujar Riza, menirukan penjelasan Wagub Sumut Musa Rajekshan kepadanya.

Atau kemungkinan, tambah Riza, Presiden sudah tidak suka sama Gubernur atau lebih percaya sama Wagub. Yang jelas, katanya, pendampingan Wagub Sumut kepada Presiden Jokowi dan mendampingi istri Wagub kepada Ibu Negara dan istri Wakil Presiden, membuat Edy semakin panik.

Tambah lagi sikap Fraksi Partai Golkar yang sangat kritis menyoroti hasil temuan LKPj Gubernur Sumut. Sehingga, menurutnya, pantaslah Edy menantang Partai Golkar yang notabene ketuanya adalah Musa Rajekshah yang saat ini menjabat sebagai Wagub Sumut.

Menanggapi tantangan Edy terhadap Partai Golkar, Riza mempersilahkannya. Sebab mereka sudah terlatih menghadapi segala bentuk serangan. “Tapi, ketika menyerang dan menantang Partai Golkar pada Sidang Paripurna DPRD Sumut, Edy berada di waktu dan tempat yang salah,” kata Riza Fakhrumi Tahir.

Penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment