Guru PAI Ngadu ke Dewan Buntut Belum Terima Tunjangan Sertifikasi

Guru PAI Ngadu ke Dewan Buntut Belum Terima Tunjangan Sertifikasi

topmetro.news – Sejumlah guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kementerian Agama (Kemenag) Kota Medan Provinsi Sumatera Utara mengeluhkan tunjangan sertifikasi yang sudah 6 bulan belum diterima.

Keluhan itu mereka sampaikan kepada  anggota F-PKS DPRD Medan, Dhiyaul Hayati, di ruangann kerjanya. Bahkan, beberapa guru menangis sembari mengutarakan permasalahan mereka.

Menurut para guru ini, mereka yang sudah berstatus ASN PPPK belum mendapatkan hak-hak mereka sejak bulan April hingga September. Ketika para guru PPPK mempertanyakan masalah tersebut ini ke Kemenag Medan, jawaban yang didapatkan, bahwa dananya tidak ada.

“Para guru agama ini curhat, sudah sejak bulan 4 (April) lalu hingga September ini belum menerima tunjangan sertifikasi. Sementara di bulan 1, 2 dan 3 sudah mereka terima,” ujar Dhiyaul Hayati, Senin (18/9).

Legislator PKS ini menyatakan prihatin atas permasalahan para guru PAI di SD dan SMP yang sudah inpassing atau penyetaraan ke PNS tersebut, namun tidak mendapatkan hak-haknya.

“Saya berharap agar pemerintah pusat membayar sertifikasi guru P3K tepat waktu setiap bulannya. Karena ini sangat mempengaruhi kredibilitas mereka sebagai tenaga pendidik. Bagaimana para guru ini bisa fokus mengajar, jika ekonomi mereka pun kurang. Tunjangan sertifikasi ini kan gunanya menyejahterakan guru agar dalam mendidik siswa mereka menjadi lebih kompeten,” tukasnya.

Lanjutnya lagi, guru agama memiliki peran penting sebagai garda terdepan setelah orang tua dalam pendidikan keagamaan bagi anak-anak. Apalagi sekarang ini banyak pelajar yang pergaulannya menyalah, terlibat dalam tindak pidana, prostitusi, geng motor dan tawuran.

“Kita sekarang ini prihatin dengan pergaulan anak-anak sekarang. Mereka masih berstatus pelajar, tapi terlibat dalam tindak pidana. Seperti masalah narkoba, geng motor dan tawuran. Salah satu penyebabnya, karena kurangnya mendapat pendidikan kegamaan. Karena itu disamping orangtua yang memberi didikan agama, guru juga berperan memberi pendidikan agar selalu terjaga nilai keagamaan dan norma-norma serta attitude siswa,” beber Dhiyaul.

reporter | Thamrin Samosir

Advertisement

Related posts

Leave a Comment