topmetro.news – Tokoh masyarakat Sumatera Utara Djumongkas Hutagaol menyambut baik dan mendukung perjuangan Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli (PPPT) Pro Deo et Patria guna merealisasikan terbentuknya Protap sesegera mungkin.
Djumongkas Hutagaol juga telah turut membubuhkan tanda tangannya pada formulir ‘Surat Keterangan Dukungan’ kepada Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli (PPPT) Pro Deo Et Patria, untuk memohon kepada Presiden Joko Widodo, supaya segera mencabut Moratorium Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) dan menyetujui usulan pembentukan Protap.
“Saya dengan keikhlasan dan diiringi doa, berharap ditandatanganinya formulir yang akan diserahkan kepada Presiden Jokowi bisa mewujudkan impian Rakyat Tapanuli. Saya juga mengimbau kepada seluruh tokoh dan masyarakat Tapanuli untuk bersatu mendukung panitia dengan ikut menandatangani formulir ini,” kata Djumongkas Hutagaol saat menerima kunjungan Ketum PPPT Yonge Sihombing SE MBA, Sabtu (11/11/2023), di Kantor PT Medan Bus Jalan Menteng VII Medan.
Djumongkas juga menegaskan, secara pribadi sebagai salah seorang unsur di Panitia Pemrakarsa Pembentukan Provinsi Tapanuli pimpinan Ir GM Chandra, merasa bersyukur dan bangga karena ada PPPT yang saat ini meneruskan perjuangan mereka terdahulu. Apalagi menurutnya, Yonge Sihombing sebagai ketua dan unsur panitia lainnya memiliki niat yang tulus dan ikhlas.
“Saya sependapat dengan keberadaan kepanitiaan di PPPT sebagai kepanitiaan ‘ad hoc’. Di mana hanya bekerja untuk menghantarkan terealisasinya Protap dan setelah itu serta merta bubar. Artinya sangat jelas, bahwa panitia adalah orang-orang yang tak mencari panggung. Dan tidak memiliki ‘interest’ pribadi. Semoga perjuangan ini diberkati Tuhan dan Protap lahir di Bumi Indonesia secepatnya,” kata Djumongkas .
Dalam kesempatan itu Djumongkas kembali menceritakan memori masa kecilnya hingga remaja di sebuah desa di Balige yang sangat terbelakang dan masuk peta kemiskinan. Kemiskinan di masa lalu itulah yang mendorongnya berjuang optimal agar Protap terbentuk .
Ia menegaskan, perjuangan Protap yang harus terhenti akibat aksi demo dan membuat sebagian panitia berurusan dengan hukum dan masuk penjara di masa lalu, tidak boleh menghentikan impian akan lahirnya Protap .
Kepada Yonge Sihombing, ia menyatakan kesediaannya secara pribadi untuk ikut menghadiri setiap undangan PPPT. Serta memberikan sumbangan pemikiran guna mempercepat hadirnya Protap.
Poin PPPT
Sementara itu Yonge Sihombing menginformasikan, saat deklarasi, poin pertama PPPT adalah meneruskan perjuangan Panitia Protap terdahulu.
Ia juga terus berupaya agar berkomunikasi dengan Ketum Panitia Pemrakarsa Pembentukan Protap Ir GM Chandra Panggabean. Juga dengan unsur panitia lainnya untuk mendapatkan nasehat dan arahan.
PPPT juga tetap meminta arahan dan saran dari berbagai kalangan tokoh masyarakat Tapanuli yang ada di pusat, termasuk Luhut Panjaitan..
Bahkan sejumlah tokoh di luar masyarakat Tapanuli yang ikut merancang sejumlah proyek strategis nasional, juga turut membantu penyusunan ‘grand design’ pembangunan Provinsi Tapanuli.
Yonge juga mengungkapkan, saat ini PPPT telah ikut membentuk wadah bersama 11 panitia pembentukan provinsi baru lainnya. Tujuannya menyatukan kekuatan agar Presiden Jokowi mencabut moratorium dan menyetujui terbentuknya 12 provinsi baru .
Ia juga melaporkan progres perjuangan Protap. Di mana telah komunikasi terus berlangsung dengan Kemendagri RI dan Sekretariat Negara. Sedangkan formulir permohonan pencabutan moratorium daerah otonomi baru serta persetujuan Protap, targetnya mencapai ratusan ribu tanda tangan .
“Nanti pada saatnya kita akan serahkan formulir tanda tangan ini langsung kepada Bapak Jokowi,” tegasnya.
Yonge juga berterima kasih atas kesediaan Djumongkas menerimanya dan menandatangani formulir. Serta juga mengucapkan selamat ulang tahun ke-77 kepada Djumonglas, seraya mendoakan kesehatan serta kesuksesan segala jenis usahanya.
sumber | RELIS
