KLHK Tangkap Harimau Sumatera yang Terkam Petani Langkat

Tim KLHK berhasil menangkap kembali Harimau Sumatera yang sempat menerkam dua petani dalam kurun waktu satu pekan pada awal Bulan Maret 2024 lalu.

topmero.news – Tim KLHK berhasil menangkap kembali Harimau Sumatera yang sempat menerkam dua petani dalam kurun waktu satu pekan pada awal Bulan Maret 2024 lalu.

Peristiwa penerkaman ituj terjadi di pinggiran Kawasan Bukit Barisan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan sempat meresahkan warga.

Dua petani Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat yang diserang Harimau Sumatera, salahs atunya atas nama Jeremia Peranda Ginting. Ia nyaris menjadi mangsa hewan buas yang kelaparan tersebut, Senin (11/3/2024).

Ketika itu Jeremia sedang menanam cabai di areal perladangan mereka. Akibat serangan Harimau Sumatera itu, ia mengalami luka gigitan di bagian leher dan kepala.

Beberapa hari kemudian, Harimau Sumatera yang kuat dugaan merupakan hewan buas yang sama berjenis kelamin betina itu kembali menyerang warga bernama Muhamad Ikhwan Sembiring saat memanen buah sawit. Muhamad mengalami luka robek di kedua kakinya.

Menurut warga, harimau yang sempat menerkan dua warga tersebut merupakan hewan yang sama. Hal itu terlihat dari kalung yang digunakan saat dilepasliarkan Tim KLHK.

Warga pun cemas. Akhirnya KLHK dibantu warga memasang perangkap di beberapa lokasi. Akhirnya, harimau tersebut berhasil tertangkap.

Informasinya, sebenarnya ada sepasang Harimau Sumatera yang akhir-akhir ini sering berkeliaran di sekitar perkebunan atau kampung yang tidak jauh dari Kawasan Hutan TNGL di wilayah Kabupaten Langkat untuk mencari mangsa, seperti hewan ternak.

Sepasang hewan buas yang keberadaannya nyaris punah dan sangat dilindungi tersebut sejatinya sudah pernah ditangkap KLHK dan sudah dilepasliarkan kembali di kawasan Hutan TNGL.

Sumber Makanan

Namun, karena kemungkinan lahan kawasan Hutan TNGL sudah mulai gundul akibat perambahan liar serta banyak pengalihfungsian kawasan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dan berkurangnya sumber makanan pada habitatnya, akibatnya hewan buas yang nyaris punah tersebut kerap mencari mangsa di sekitar perkebunan pinggiran Kawasan Hutan TNGL.

Harimau bernama yang sempat menerkam warga di areal Kawasan Hutan TNGL kemungkinan berjenis kelamin betina bernama Beru Situtung. Harimau ini pernah dilepasliarkan KLHK menggunakan helikopter ke Kawasan Hutan Bukit Barisan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Terpisah, Camat Sei Lepan M Iqbal Ramadhan membenarkan Tim KLHK dengan bantuan warga sudah berhasil menangkap seekor harimau. “Benar. Dari KLHK yang menangkap dan dibantu warga,” jelas Iqbal saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp, Minggu (17/3/2024).

Dalam kesempatan itu, Iqbal menjelaskan bahwa warga mulai tenang. “Sebab, 1 ekor Harimau Sumatera yang diketahui atas nama Beru Situtung telah berhasil masuk perangkap petugas dan ditembak bius. Sementara, seekor harimau lagi masih ada dan dikabarkan sudah masuk ke Hutan TNGL. Masih 1 yang ditangkap. Tapi satunya lagi sudah menuju ke Hutan Aras Napal sana,” kata Iqbal.

Walaupun begitu, camat juga mengimbau warga untuk tidak menebang hutan lindung di Kawasan Hutan Bukit Barisan TNGL. Karena akan merusak lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Ia mengingatkan warga selalu berhati-hati saat berada di ladang.

“Agar tidak melakukan perambahan hutan dan warga tetap harus berhati-hati,” imbaunya.

Satwa Kritis

Sekedar diketahui, dikutip dari laman Wikipedia, Harimau Sumatra adalah populasi Panthera Tigris Sondaica yang mendiami Pulau Sumatera. Hewan buas ini merupakan satu-satunya anggota subspesies Harimau Sunda yang masih bertahan hidup hingga saat ini.

Hewan buas ini juga termasuk dalam klasifikasi ‘satwa kritis’ yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam, sebagaimana rilisan Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar ini, penurut perkiraan, saat ini jumlahnya tidak sampai 400-500 ekor.

Harimau Sumatera jenis ini terutama hidup di sepanjang Hutan Pegunungan Bukit Barisan. Di Sumatera Utara, kawasan ini terkenal dengan nama Taman Nasional Gunung Leuser.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment