Pahami Resiko Mentato Tubuh

Tren tato semakin menjamur di kalangan masyarakat Indonesia. Kegemaran ini mulai memuncak setelah jatuhnya orde baru (Orba) atau pasca reformasi. Bukan tanpa alasan, kebijakan orba dalam menumpas preman pada masa lalu dengan mengidentifikasi tato dan preman, membuat orang-orang pada masa itu takut memiliki tato.

Tato sendiri adalah lukisan berwarna permanen yang dibuat pada bagian kulit tubuh melalui proses pelubangan kulit dengan ujung jarum yang halus untuk kemudian memasukan zat warna kedalam luka-luka itu.  Bagian tubuh manapun bisa dipasangi tato entah itu tangan, badan, kepala, bahkan saat ini bagian mata dijadikan objek untuk di tato.

Meskipun menyakitkan, namun masih banyak saja orang yang ingin memiliki tato. Setiap orang punya alasan tersendiri kenapa mentato tubuhnya, ada yang sekedar iseng, agar terlihat keren, atau sebagai tanda pengingat terhadap momen khusus dalam hidupnya.

Pada saat ini memiliki tato adalah hal yang lumrah. Siapa saja bisa memiliki tato dan memilih bagian tubuh mana yang ingin di tato. Namun bagi kalian yang mempunyai keinginan untuk mentato tubuh, kalian wajib tahu resiko kesehatan yang dapat terjadi ketika mentato tubuh, yaitu :

  1. Meningkatkan resiko penyakit HIV/AIDS

Penggunaan jarum yang tidak steril pada proses pembuatan tato menyebabkan infeksi HIV AIDS. Selain itu ada juga beberapa penyakit seperti Hepatitis B atau C, TBC, Mycobacterium, Sifilis, Malaria dan Lepra bisa terjadi. Memastikan sterilisasi jarum tato menjadi hal yang wajib dilakukan bagi kalian yang sudah bulat dan matang memutuskan untuk mentato diri.

  1. Infeksi kulit

Infeksi kulit merupakan risiko utama yang mungkin terjadi ketika memiliki tato di tangan. Hal ini bisa terjadi akibat penggunaan alat tato atau tinta tato yang tidak steril, maupun perawatan yang kurang tepat usai pembuatan tato di tangan.

 

Ada 2 jenis infeksi kulit yang bisa muncul ketika memiliki tato di tangan, yaitu infeksi bakteri Staphylococcus yang dapat menyebabkan selulitis dan infeksi bakteri Mycobacterium yang bisa menyebabkan tuberkulosis kulit.

  1. Jaringan parut

tato juga bisa menimbulkan jaringan parut di permukaan kulit. Jaringan parut yang muncul berupa guratan keloid yang menonjol atau benjolan. Biasanya ditemukan pada area kulit yang ditato. Kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan kulit juga bisa mengurangi kesan keindahan atau estetika dari gambar tato.

  1. Risiko kanker kulit

Risiko kesehatan lain yang juga bisa muncul akibat tato adalah kanker pada kulit. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya. Meski begitu, tidak bisa dimungkiri bahwa penggunaan tinta dan proses pembuatan tato sangat rentan memicu masalah pada kesehatan kulit.

Penulis | Agung Bukit

 

 

 

Related posts

Leave a Comment