Topmetro.news – Setelah tiga tahun menjalani persiapan, tim pencak silat Sumut bertekad mematahkan dominasi Jawa Barat di PON XXI Sumut-Aceh. Tekad tersebut ditetapkan berdasarkan hasil tiga kali try out, latihan di luar daerah dan faktor tuan rumah.
Hal itu dikatakan dua pelatih pencak silat Sumut Jumono Tarigan dan Yulia Yolanda Syahputri, S.Pd kepada wartawan, pada Selasa (6/8/2024). Menurut Jumono, atlet yang menjalani latihan saat ini 28 orang yang bertanding di semua kelas masing-masing pesilat putra bertanding di 13 kelas dan putri bertanding di sembilan kelas.
Target tersebut, lanjut Jumono, semuanya dari kategori Tunggal Ganda dan Beregu (TGR) atau seni. Sedangkan di nomor fighter (tanding), lanjut Jumono, pihaknya tidak berani mematok target karena kekuatan atlet semua daerah merata.
“Kita mematok target empat medali emas hanya dari nomor TGR. Kalau di nomor tanding, kita tidak mematok target karena kekuatan atlet semua daerah hampir merata. Jadi peluang kita untuk merebut emas di nomor ini juga besar. Intinya sebagai tuan rumah, kita akan berupaya untuk mematahkan dominasi Jawa Barat yang sudah tiga kali juara umum PON. Insya Allah kita bisa mematahkan hattrick mereka (Jawa Barat),” ujarnya.
Sementara itu, Yulia Yolanda mengatakan, target empat medali emas dari nomor TGR tersebut berpatokan pada tiga kali try out yang telah dilakukan selama menjalani pelatihan.
Masing-masing kejuaraan Indonesian International Championship di Jakarta, Juli 2023 lalu dengan perolehan 2 emas, 2 perak dan 7 perunggu. Kemudian kejuaraan internasional di Batam September 2023 lalu dengan perolehan 5 emas, 3 perak dan 1 perunggu.
“Terakhir, kita mengirimkan atlet ke kejuaraan internasional di Penang, Malaysia dengan perolehan 1 emas, 2 perak dan 4 perunggu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Yulia, mereka juga mengirimkan pesilat berlatih ke Soreang, Jawa Barat sebanyak 9 orang, di Garut empat pesilat dan Jakarta 5 pesilat.
“Namun hari ini mereka semua kembali ke Medan untuk menjalani pemusatan latihan di Asrama Haji,” ujarnya.
Minim Prasarana Cabor Pencak Silat
Meski telah menjalani pelatihan selama tiga tahun, namun baik Jumono maupun Yulia, mengeluhkan masih minimnya sarana latihan yang diberikan KONI Sumut. Terutama pakaian atlet, samsak dan patching box dan body protector.
Terutama sansak yang hingga saat ini belum terpasang di tempat latihan di Aula Hubdam I/BB Jalan Karya Wisata Ujung, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang.
“Mungkin karena di sini tidak ada tempat untuk menggantung samsak makanya tidak terpasang,” ujar Yulia.
Hal itu, lanjut Yulia, sudah berkali-kali dibicarakan dengan KONI Sumut, namun sampai saat ini belum terealisasi. Sedangkan, masalah lainnya baik pemenuhan gizi maupun suplemen sudah tercukupi.
Begitupun, Yulia dan pelatih lainnya berbesar hati, karena beban dan tanggungjawab KONI Sumut tidak hanya ke atlet, tapi juga mempersiapkan venue yang membutuhkan biaya tidak sedikit.
“Tanggungjawab kami adalah berlatih untuk meraih medali. Jadi meski minim sarana dan prasarana kami tetap serius mempersiapkan atlet,” ujarnya.
Yulia juga mengatakan, sampai saat ini belum meninjau venue pencak silat di GOR Veteran.
“Sampai saat ini, kami belum melihat venue pencak silat di GOR Veteran, karena belum semua atlet masuk ke pemusatan latiha. Mungkin kalau semua atlet sudah berkumpul, kita akan meninjau agar atlet bisa beradaptasi dengan arena pertandingan,” pungkasnya.
Penulis : Yonan