topmetro.news – Warga Desa Mangke Lama seketika dihebohkan dengan kejadian menimpa penduduk desa tersebut. Pria itu dijumpai penggembala ternak sekarat di tengah area kebun sawit akibat terpotong pisau egreknya sendiri.
SG (40) meregang nyawa usai mendapatkan penanganan medis di RS Swasta Karya Husada Perdagangan, Sabtu (10/8/2024), sekira pukul 13.00 WIB.
Informasi perihal penyebab tewasnya pria warga Dusun 8 Desa Mangkai Lama, Kecamatan Limapuluh, ini pun masih simpang siur. Belum diketahui pasti apakah dirinya tertancap pisau egrek hingga mengoyak bagian dada sepanjang kurang lebih 30 centimeter. TKP-nya apakah masih di dalam areal HGU Perkebunan PT PP Lonsum Dolok Estate, atau memang sudah di posisi perladangan masyarakat.
Entah dari mana rumor beredar yang menyebut, bahwa sebelum SG ditemukan dalam kondisi sekarat, keberadaannya di areal perkebunan malah diduga akan melakukan pencurian buah sawit alias ‘ninja sawit’. Apalagi banyak yang menyebut, kalau kematian SG sendiri disebakan luka robek pada dada kiri sampai ke perutnya karena sabetan pisau egrek.
Saksi HD pun menceritakan, bahwa dirinya orang pertama yang menemukan korban terkapar bersimbah darah di dalam areal kebun sawit gegara terpotong pisau egrek miliknya sendiri. Tapi anehnya sampai kini, pisau egrek yang dimaksud raib bagai hilang ditelan Bumi.
Senin (12/8/2024), Kapolsek Limapuluh AKP Tukkar L Simamora melalui Kanit Reskrim Ipda Ranto Marbun mengatakan, keluarga korban SG telah pun menandatangani surat pernyataan tidak keberatan atas kematian korban. Walau kejadian ini terbilang penuh kejanggalan dan terkait kematian SG masih terus jadi perbincangan hangat dikalangan warga.
Sementara banyak yang beralibi bahwa sebelum peristiwa naas yang dialami SG, diduga dia dikejar-kejar centeng kebun karena ketahuan hendak menyolong buah sawit milik PT PP Lonsum Dolok Estate. Lalu ia terjatuh ketika hendak melompati parit kebun dan tertusuk ujung pisau egrek yang dibawanya, hingga selanjutnya merobek dada kiri korban sepanjang 30 cm sampai ke arah perut bagian atas sebelah kanan.
Demikian dari informasi yang dihimpun, korban SG (40) pertama sekali ditemukan oleh seorang pengembala ternak dalam kondisi bersimbah darah kritis tak sadarkan diri di rerumputan area perkebunan dengan luka robek di bagian dada hingga perut. Selanjutnya beramai-ramai warga mengevakuasi SG (40) ke RS Karya Husada Perdagangan, Kabupaten Simalungun guna mendapatkan perawatan. Namun, sekira pukul 17.00 WIB, SG dinyatakan meninggal dunia.
Kades Mangkai Lama Sardalisyah membenarkan prihal SG yang meninggal dunia usai dirawat beberapa saat di RS Karya Husada Perdagangan. Akan tetapi Sardalisyah belum mengetahui secara jelas, apa yang jadi penyebab kematian warganya tersebut.
Sedangkan pihak Polsek Limapuluh Polres Batubara melalui Kanit Reskrim Ipda Ranto Marbun menjelaskan, kalau SG saat itu ditengarai seperti tengah mengalami halusinasi. Ia menyatakan bahwa saat terluka, tubuh SG berada di perladangan milik warga, bukan di areal HGU perkebunan milik PT PP Lonsum Dolok Estate.
Seterusnya Marbun menyebut, terhadap kasus ini pun tidak dilakukan penyelidikan lebih lanjut, karena keluarga korban sudah menandatangani surat pernyataan tidak keberatan.
Berbeda dengan Marbun, sebelumnya dilansir dari pemberitaan salah satu media online Sumut. Kasi Humas AKP AH Sagala membenarkan adanya laporan kematian seorang warga di areal perkebunan mengatakan, “Memang ada kejadianya. Saat ini polisi masih mengumpulkan data dan mengunjungi keluarga korban untuk melakukan pengumpulan data,” katanya memberi keterangan.
Di hari yang sama secara terpisah melalui sambungan telepon WhatsApp, Asisten PT PP Lonsum Aditya Purba yang dikonfirmasi membantah soal adanya peristiwa tragis di areal perkebunan milik perusahaannya. Dia mengatakan, sampai saat dikonfirmasi, pihaknya tidak ada dihubungi oleh aparat kepolisian setempat, apalagi dimintai keterangan guna keperluan penyelidikan.
“Awalnya kami tidak dapat informasi tentang orang yang terluka di areal HGU Perkebunan PT PP Lonsum. Tapi sesudah itu barulah ada anggota lapor ke saya dan katanya ada yang terluka di perladangan milik masyarakat. Tidak ada pihak polisi menghubungi kami untuk minta keterangan apa pun. Ini saya baru hari pertama cuti Pak,” terangnya.
penulis | Bimais Pasaribu