topmetro.news – Gegara mantan Kepala Desa Serapuh Asli Tanjung Pura, Nazrul Hapis diduga selingkuh, ratusan warga desa menderita.
Betapa tidak, akibat deri perselingkuhan mantan kades bersama istri petugas kebersihan kantor desa setempat, Dana Desa (DD) Serapuh Asli Tahun 2024 ludes tak berbekas.
Sehingga, ratusan warga desa menyalahkan Bendahara Desa Ismail dan Sekretaris Kantor Desa Serapuh Asli Muhammad Sulaiman Yaqob (Plt Kades Serapuh Asli) Kecamatan Tanjung Pura serta pihak-pihak yang diduga bersebahat untuk pencairan Dana Desa Tahun 2024.
Pasalnya, kendati Sang Kades yang awalnya memilih hidup dengan istri sirinya tersebut sejak terbongkar kasus mesumnya dan didemo warga sejak awal-awal tahun 2024 tidak berani menjalankan fungsinya sebagai pemimpin di desa, namun hebatnya berhasil mencairkan Dana Desa untuk setiap terminnya.
Ironisnya, Dana Desa yang dicairkan tidak dimasukkan ke kas desa, melainkan untuk kebutuhan menghidupi istri sirinya. Hebatnya, Sekretaris Desa Muhammad Sulaiman Yaqob yang diduga selama ini ‘bersebahat’ dengan mantan Kades Nazrul Hapis untuk menguras Dana Desa, kini malah menjabat sebagai Plt Kepala Desa Serapuh Asli.
Sehingga wajar, warga desa melaporkan aksi penilepan Dana Desa ke Polres Langkat dan Kejaksaan Negeri Langkat.
Tak sabar menunggu dan terancamnya pencairan Dana Desa tahun 2025, mahasiswa dan perwakilan warga Desa Serapuh Asli Kecamatan Tanjung Pura melakukan aksi di Kejaksaan Negeri Langkat untuk mempertanyakan kejelasan penanganan laporan mereka, Rabu (19/2/2025).
Dalam orasinya, mahasiswa dan warga meminta agar Kejari Langkat segera menangkap mantan Kepala Desa Serapuh Asli terkait penilepan Dana Desa tahun 2024.
“Coba bayangkan Pak Jaksa. Perangkat desa dan para kader posyandu, Pemerintahan Desa Serapuh Asli, serta terbengkalainya proyek-proyek infrastruktur desa yang terletak di Dusun I Pendidikan, Dusun II Sepakat dan Dusun III Barang Megang Desa Serapuh Asli, dan Dana BLT untuk lansia, sudah ditilep Nazrul Hapiz. Jadi kami minta agar jaksa jangan ‘main mata’ menyikapi masalah ini,” teriak mahasiswa secara bergantian.
Selain itu, teriak orator, BLT Desa untuk 20 warga penerima manfaat, pada termin ke-3 (Juli, Agustus, September) dan termin ke-4 (Oktober, November dan Desember) 2024, tidak direalisasikan.
Janji Bendahara Desa M Ismail dan Plt Kades Serapuh Asli untuk segera membayarkan BLT DD sampai batas waktu yang ditentukan sesuai perundang-undangan yang berlaku, berdasarkan hasil rapat sebelumnya, tidak juga terealisasi.
“Malah Plt Kades menggunakan Dana Bagi Hasil Pajak (BPH) tahun 2024 sebesar Rp30 juta digunakan untuk melanjutkan pekerjaan yang terbengkalai yakni pembersihan parit dan dan perawatan jalan yang awalnya bersumber dari Dana Desa 2024,” paparnya.
Selain itu, teriak warga, ada 10 orang warga yang selama ini aktif menjalankan tugasnya sebagai Kader Posyandu Desa Serapuh Asli, ternyata honornya tidak pernah dibayarkan selama 1 tahun, mulai Januari hingga akhir Desember 2024.
“Kita sudah menyampaikan laporan temuan indikasi korupsi yang diduga dilakukan Kades Serapuh Asli, Nazrul Hapis dan bendahara serta diduga melibatkan sekretaris desa, maupun pihak BPD ke Kejari Langkat, Polres Langkat, melaporkan ke Inspektorat dan melaporkan kepada Dinas PMD Kabupaten Langkat. Apalagi saat ini perangkat BPD dari 3 orang, 2 orang sudah mengundurkan diri,” teriak massa aksi.
Berjalan
Dalam kesempatan itu, pihak Kejari Langkat minta agar warga bersabar, karena laporan yang disampaikan sedang dalam proses.
“Kami tidak akan mendiamkan permasalahan yang dihadapi warga. Beri kami waktu untuk menuntaskan tahapan-tahapan penyelidikan. Karena untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka, ada proses dan tahapannya. Tidak serta-merta kita langsung menetapkan seseorang sebagai tersangka,” ujar Jaksa.
Sementara itu, sumber informasi dari Seksi Pidana Khusus menerangkan, pihaknya sudah turun meninjau lapangan di TKP. “Kita sudah turun ke lapangan dan kasusnya pasti berjalan, Bang,” ujar David Simamora SH kepada topmetro.news.
Usai mendapat keterangan dari pihak Kejari Langkat, massa bergeser melakukan aksi di Polres Langkat dan langsung melakukan orasi. Di sana, pihak Polres Langkat melalui Kanit Tipikor Iptu Chris Rimawan mengakui jika pihaknya masih akan mengambil keterangan saksi-saksi terkait sesuai laporan imasu.
“Kita pasti akan menangani kasusnya dengan transparan dan akuntabel. Tapi gak mungkin saya sampaikan bagaimana dan siapa-siapa yang sudah kita periksa secara terbuka di sini. Yang pasti, kita akan terus menangani kasusnya,” ujar Chris.
reporter | Rudy Hartono