Mari Menanam dan Memelihara Pohon

Oleh: Benedicta Lamria Siregar

HARI Pohon se-Dunia atau “Arbor Day” setiap tahunnya diperingati pada setiap tanggal 21 November untuk menghormati jasa Julius Sterling Morton, seorang aktivitis lingkungan asal Amerika Serikat, yang gigih mengampanyekan gerakan menanam pohon. Tahun 2025, peringatan Hari Pohon di Indonesia mengusung tema “Hijaukan Bumi, Pulihkan Alam”. Peringatan Hari Pohon Sedunia bertujuan untuk (1) menumbuhkan rasa cinta terhadap Bumi dengan menanam, merawat, dan menjaga pohon, (2) meningkatkan kesadaran akan pentingnya pohon untuk keseimbangan alam, sumber air bersih, dan keanekaragaman hayati, (3) mengurangi polusi dan emisi karbon.

Manfaat Pohon

Pohon dan berbagai habitus tumbuhan lainnya memiliki keistimewaan, dengan zat hijau daun atau klorofil pada daunnya dapat melangsungkan proses fotosintesis. Proses fotosintesis menjadikan pohon sebagai salah satu penghasil utama oksigen yang diperlukan untuk pernafasan berbagai mahluk hidup. Sebagian dari oksigen membentuk ozon yang berfungsi untuk melindungi Bumi dari sinar ultraviolet. Pohon dan berbagai kelompok tumbuhan menyerap karbondioksida, salah satu gas rumah kaca, untuk digunakan sebagai bahan baku fotosintesis. Melalui keberadaan ozon dan penyerapan karbondioksida, pohon berkontribusi mengurangi laju peningkatan pemanasan global.

Dengan proses fotosintesisnya, tumbuhan menghasilkan bahan organik sebagai sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup. Pohon menghasilkan buah, daun, batang, kayu, akar, dan biji yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia, antara lain: bahan makanan, bahan rempah dan bumbu masakan, bahan obat-obatan, bahan perabot dan bangunan, bahan untuk kerajinan tangan, sumber kayu bakar, sumber keindahan, sumber pupuk organik dan pestisida nabati untuk pertanian, dan sumber energi. Manusia juga mendapatkan hasil dari pohon secara tidak langsung melalui peranannya bagi mahluk hidup lainnya, seperti lebah sehingga manusia memperoleh madu. Beraneka pohon menjadi tempat tinggal dan mencari makan mahluk hidup lain seperti burung, kelelawar, serangga, dan berbagai macam organisme lainnya.

Akar pohon menyerap air hujan ke tanah dan mencegah air meluap menjadi banjir saat musim penghujan dan mengikat air sehingga menjadi cadangan air tanah yang dapat digunakan hingga musim kemarau, sehingga pohon berperan dalam penyediaan air bersih untuk minum dan aneka kebutuhan lainnya. Akar pepohonan juga mencegah longsor dan erosi, mencegah kekeringan, dan mencegah kebakaran di lahan-lahan gambut.

Pohon dapat menurunkan suhu dan memberi kesejukan. Melalui proses transpirasi pohon melepaskan uap air ke atmosfer dan menghasilkan efek pendinginan. Tajuk pohon yang rindang menghalangi sinar matahari mencapai permukaan tanah atau bangunan sehingga mengurangi bidang penyerapan dan penyimpanan panas, juga mengurangi penguapan air dari tanah. Selain membersihkan udara dan membantu mengurangi polusi udara, dengan batangnya yang kuat dan tangguh dengan dedaunannya yang banyak, pohon mampu melindungi dari angin.

Pepohonan adalah Masa Depan

Peringatan Hari Pohon Sedunia diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pohon dan mendorong tindakan nyata seperti gerakan menanam dan memelihara pohon secara berkelanjutan untuk kelestarian lingkungan. Berbagai pohon berperan penting merawat bumi dan seisinya. Mengingat sederet pentingnya keberadaan pohon bagi kelangsungan kehidupan di Bumi, selayaknya kita berkepentingan ikut menanam dan memelihara pohon. Kepentingan tersebut semakin relevan sebagai solusi krisis iklim dan pemanasan global saat ini. Dengan menanam dan memelihara pohon kita ikut menanam investasi jangka panjang untuk masa depan Bumi dan kehidupan di dalamnya.

Beberapa sistem atau area penanaman pohon adalah hutan, lahan pertanian (agroforestri, budidaya lorong, tumpang sari, ladang/kebun), pekarangan (rumah, kantor, sekolah/kampus, rumah sakit, rumah ibadah, pertokoan/mall, restoran), kebun raya dan taman koleksi/botani, taman kota, taman wisata, hutan kota, tanah desa/adat/ulayat. Berarti semua orang/pihak punya kesempatan turut menanam dan memelihara pohon.

Mekanisme mengajak orang banyak agar turut mencintai, menanam, dan memelihara pohon dapat dilakukan dan dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain: edukasi bagi diri sendiri dan orang lain, kampanye pelestarian lingkungan dan pentingnya fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH), sharing/dialog dan menanam pohon menjadi salah satu aktivitas komunitas tidak terbatas pada komunitas lingkungan hidup saja (misalnya komunitas orang muda, komunitas marga, komunitas rumah ibadah, serikat tolong menolong), pengantin baru diwajibkan menanam pohon, berbagi bibit pohon sebagai cendera mata pesta pernikahan, mahasiswa/perantau yang berlibur ke kampung halaman menanam pohon, menanam pohon endemik di area perkebunan, kolaborasi dengan perusahaan dalam penggunaan dana CSR untuk mendukung kegiatan berbasis lingkungan, misalnya dana penghijauan/penanaman pohon oleh siswa dan mahasiswa, pemerintah daerah mencanangkan program-program penanaman pohon di halaman perkantoran, bantaran sungai, serta menyerukan pemanfaatan lahan-lahan terlantar.

Melalui tema “Hijaukan Bumi, Pulihkan Alam” atau “Hijaukan Lingkungan, Pulihkan Alam”, pemerintah ingin mengingatkan bahwa memelihara alam bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat. Setiap orang/pihak bisa berkontribusi dengan cara sederhana seperti menanam dan memelihara pohon di pekarangan dan lingkungan sekitar atau area yang terhubung dengan orang/pihak tersebut secara pribadi maupun melalui aktivitas dalam komunitas dan lembaga/pekerjaan. Mari berinvestasi bersama untuk masa depan bumi. Mari menanam dan memelihara pohon. (Penulis adalah anggota Yayasan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Kapusin Medan/Dosen LLDikti Wilayah 1 Dpk Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen)

Related posts

Leave a Comment