Pengakuan Tentara ISIS: Baca Alquran Tiap Hari Tapi Nekat Perkosa 200 Wanita & Penggal Kepala Orang

TOPMETRO.NEWS – Amar Hussein, salah seorang tentara ISIS yang tertangkap tentara Kurdi tiba-tiba bikin pengakuan. Dia mengaku membaca Alquran sepanjang hari agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Pada saat yang bersamaan, dia juga mengaku telah memperkosa lebih dari 200 perempuan Irak—tanpa ada penyesalan sedikit pun.

Wartawan Reuters sebagaimana dilaporkan POSBELITUNG, diberi akses langka untuk bertemu dengan Hussein dan seorang militan lainnya. Mereka ditangkap pasukan Kurdi selama serangan di kota Kirkuk pada Oktober tahun lalu.

Dalam obrolan itu, Hussein bilang pemimpin dan komandannya memberinya lampu hijau untuk memperkosa sebanyak mungkin perempuan Yazidi dan perempuan lainnya sesuai keinginannya.

“Lelaki muda membutuhkan itu,” ujar Hussein kepada si reporter. “Itu normal.”

Hussein mengaku berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain di beberapa kota di Irak. Di sana ia memperkosa perempuan satu ke perempuan lainnya. Baik dari etnis Yazidi atau etnis minoritas lainnya di wilayah yang dikuasi ISIS.

Sekadar menyegarkan ingatan, ISIS mulai menyerang Irak utara pada 2014 lalu. Tak hanya menguasai, para tentara juga memperkosa dan menculik para perempuan untuk dijadikan budak seks. Mereka juga menghabisi para lelaki yang ada di kota yang mereka taklukan.

Para pejabat keamanan Kurdi mengatakan bahwa mereka memiliki bukti Hussein membunuh. Hussein sendiri bilang, setidaknya ia telah membunuh sekitar 500 orang sejak bergabung dengan ISIS pada 2013 lalu.

“Kami menembak siapa pun yang ingin kami tembak, kami juga memenggal siapa pun yang ingin kami penggal,” ujarnya.

Para pemimpin melatihnya untuk membunuh. Meski mengaku sulit saat pertama-tama melakukannya, lama-kelamaan Hussein terbiasa juga. Kini, ia bahkan tidak ragu lagi untuk membunuh siapa pun yang ia inginkan.

“Mula-mula saya akan mendudukkan mereka, memakaikannnya penutup mata, lalu menembak kepalanya,” ujarnya. “Itu normal.”

Meskipun mengaku bahwa kejahatannya sebagai sesuatu yang mengerikan, Hussein melihat bahwa dirinya juga korban. Ia bilang kepada si wartawan itu bahwa ia berasal dari sebuah keluarga berantakan di Mosul, Irak. Lebih-lebih waktu itu ia tidak punya uang sama sekali.

“Saya tidak punya uang, tak ada yang mengatakan, ‘Ini salah, ini benar’ … Saya punya teman tapi tak ada yang memberikan nasihat,” akunya, sembari menyalahkan keadaan.

Hussein, yang sekarang berusia 21 tahun, pertama kali tertarik bergabung bersama militan saat berusia 14 tahun. Mula-mula ia tertarik setelah mendengar seorang khotib di masjid. Ia lalu bergabung Al Qaeda sebelum akhirnya memutuskan masuk ISIS. (pb)

Related posts

Leave a Comment