Gubsu: Jangan Terjerat Belenggu Egoisme Individu

TOPMETRO.NEWS – Gubsu Dr HT Erry Nuradi mengingatkan segenap potensi bangsa khususnya generasi muda jangan terjebak belenggu egoisme individu atau golongan. Ini penting, sebab meski bangsa ini sudah merdeka secara politik dan dari penjajahan bangsa lain, namun belenggu egoisme individu masih merupakan ancaman yang dapat menghambat sumber daya bangsa ini maju dalam mengejawantahkan diri mengisi kemerdekaan itu sendiri.

Hal itu dikemukakan Gubsu dalam sambutan dibacakan Kabid e-Gov Dinas Kominfo Sumut Dra Eli Suhaeriah MSi selaku Plt Kadis pada Pembukaan Dialog Publik Coffee Morning dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ke-89 Tahun 2017 di Aula Transparansi Dinas Kominfo Sumut di Medan, Jumat (27/10/2017) kemarin dengan moderator Kabid Pengelolaan Informasi Publik Dinas Kominfo Sumut Abdul Aziz Batubara SSos MSi.

Dihadapan pimpinan organisasi kemasyarakatan kepemudaan, mahasiswa, pelajar, tokoh masyarakat dan para narasumber diantaranya dari unsur KNPI Sumut, Gubsu mengemukakan peringatan hari sumpah pemuda selalu memicu inspirasi dan motivasi baru untuk memajukan bangsa Indonesia.

Setiap tahun berkesempatan merasakan kembali tekad, semangat dan harapan pemuda-pemudi di zaman pergerakan yang mengikrarkan Indonesia yang bersatu yaitu satu tanah air, satu bangsa, satu Bahasa Indonesia. Cita-cita lelehur itu telah merajut kemajemukan menjadi suatu keutuhan yang bertujuan merdeka dan bebas dari kekangan untuk menentukan masa depan sendiri.

Para pemuda-pemudi saat itu juga sangat sadar bahwa tuntutannya mensyaratkan tanggungjawab bersama yang terus menerus untuk membuktikan kemampuan bangsa ini mewujudkan harapan-harapan rakyatnya. Kekuatan tekad dan semangat inilah yang harus terus dikembangkan. Belakangan ini semangat kebangsaan di tanah air sedikit merenggang. Situasi ini dipicu antara lain menggumpalnya kembali primordialisme, baik agama maupun kesukuan yang diikuti sikap kurang empati terhadap pihak di luar kelompok. Belum lagi ketika pihak-piahk tertentu yang menginginkan Indonesia dirundung masalah turut andil. Persoalan tentu menjadi tambah runyam karena tantangannya tak hanya datang dari internal tapi juga eksternal.

“Kalau kita konsisten dengan sejarah eksistensi republik ini, semestinya kita pun sadar kemerdekaan negara ini diraih dengan keringat dan darah berbagai elemen bangsa ini, bukan satu dua kelompok saja. Disamping itu, tak ada yang membantah rakyat Indonesia kini merdeka secara politik dari penjajahan bangsa lain. Namun satu hal yang penting dicermati dari nikmat kemerdekaan ini, apakah bangsa Indonesia juga sudah merdeka dari belenggu egoisme individu atau golongan Indonesia memiliki lebih dari 1.000 suku, ratusan Bahasa Daerah dan ribuan unsur kebudayaan lain yang berbeda-beda,” tandasnya. (TM/Erris)

Related posts

Leave a Comment