Siswi SMP Tewas Usai Digauli Pacar Tiga Ronde, Ternyata Ini Penyebabnya

Siswi SMP Tewas Usai Digauli Pacar

topmetro.news – Siswi SMP tewas setelah ‘digauli’ pacarnya tiga ronde penyebabnya terungkap. Seorang buruh asal Seririt, Bulelelng, GW dilaporkan telah meniduri siswi SMP di Tabanan berinisial LGDS (14) hingga tewas, Minggu (21/1/2018). Korban yang berasal dari Selemadeg itu tewas diduga akibat bekapan yang terlalu keras saat percintaan yang ketiga kalinya dalam selang waktu satu jam.

Sekadar diketahui, jenazah LGDS tiba di RSU Sanglah Bagian Forensik Minggu (21/1/2018) malam sekitar pukul 23.00 wita. Sementara itu pemeriksaan luar jenazah baru dilakukan Senin (22/1) sekitar pukul 08.30 wita.

Menurut Kepala Bagian Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustiadi, korban tewas diduga karena dibekap. Hal itu dikuatkan dengan ciri-ciri mati lemas karena kekurangan oksigen.

“Kami telah melaksanakan otopsi atas permintaan dari Polres Tabanan. Dari pemeriksaan luar, kami temukan ada beberapa luka yaitu luka lecet dan memar pada daerah bibir, leher, dada dan di paha bagian kanan kiri,” terangnya.

Keluar Darah dari Kelamin

Selain itu dari alat kelamin korban mengeluarkan darah. Namun pihaknya enggan membeberkan detail kondisi pendarahan dan sebabnya.

“Kami tahu lukanya dimana dan sebabnya, tapi kami sampaikan pendarahan gitu saja ya. Karena saya ndak boleh menyampaikan terlalu spesifik dimana pendarahannya. Karena itu terlalu sensitif jika harus disebutkan sumber pendarahannya. Pokoknya keluar darah dari kelaminnya,” terangnya.

Untuk mengetahui sebab pastinya kematian korban, kini dilakukan uji toksikologi yang memakan waktu sekitar 2 mingguan. Dimana uji ini untuk mengetahui adanya kemungkinan penggunaan zat-zat tertentu.

“Memang penyebab pastinya masih kami periksa toksikologi. Untuk mengetahui apakah ada zat-zat mungkin yang dipakai. Dengan mengambil sampel darah, urin, isi empedu lambung dan hati. Karena patut kami curigai, korban kan masih kecil kok mau diajak begituan kan beda kasusnya dengan orang dewasa. Siapa tahu diperdaya dengan obat,” jelasnya.

Pihaknya juga masih mendalami ada tidaknya sperma di alat kelamin korban untuk memastikan adanya persetubuhan. “Persetubuhan kami belum bisa menentukan ya. Kami masih ambil sampel juga untuk mencari adanya spermatozoa,” jelasnya.

Berdasarkan informasi di lapangan, Minggu (21/1/2018) sejoli yang dimabuk cinta ini bertemu di Air Terjun Singsing Angin yang berlokasi di Desa Apit Yeh, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, sekitar pukul 13.00 Wita. GW selanjutnya mengajak korban pergi ke kos salah seorang saudaranya yang berinisial KG di Jalan Debes Gang IV Nomor C7, Banjar Taman Sari, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan.

Sebelumnya dua sejoli ini kenal melalui BBM sejak 29 Desember 2017 lalu, dan menjalin hubungan pacaran. Keduanya pun beberapa kali ketemu dan melakukan hubungan badan.

Sesampainya di kos, mereka mengobrol dan menonton TV kemudian berlanjut dengan berhubungan badan sebanyak tiga kali. Ketika berhubungan badan untuk kedua kalinya, GW mengakui kelamin korban mengeluarkan darah. Setelah selesai bercinta, GW pun pergi ke kamar mandi.

Tak Sadarkan Diri

Namun sekembalinya dari kamar mandi, GW menyaksikan sang kekasih sudah tak sadarkan diri. Menurut saksi yang merupakan tetangga kos GW, sebelum GW memutuskan untuk membawa korban ke rumah sakit, ia sempat meminta minyak telon kepada tetangga kosnya untuk membangunkan korban. Namun karena tak mempan, korban pun dilarikan ke UGD BRSU Tabanan sekitar pukul 15.30.

Sayangnya, saat tiba di UGD BRSU Tabanan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

Kepala Bidang Pelayanan Medik BRSU Tabanan, dr. Gede Sudiarta menjelaskan dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Hanya saja memang dari kelamin korban mengeluarkan darah berwarna merah kegelapan. Selanjutnya juga ditemukan lecet kecil pada bibir ukuran 0,2 mm serta 4 tanda seperti ‘cupangan’ pada dada kanan dan kiri korban.

“Menurut pacarnya ya mereka sehabis melakukan hubungan badan, dan tidak sadarkan diri sekitar 1 jam sebelum dibawa ke UGD BRSU Tabanan,” ungkapnya Senin (22/1/2018).

Setelah mendapatkan informasi, keluarga korban pun mulai berdatangan ke BRSU Tabanan. Mereka nampak tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat melihat korban terbujur kaku di ruang jenazah BRSU Tabanan. Namun tak satupun dari keluarga korban mau berkomentar. Akhirnya jenazah korban dibawa ke RS Sanglah untuk diotopsi sesuai permintaan keluarganya. Ayah korban berinisial I Nyoman A (44), yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkut batako melaporkan kasus ini ke Polres Tabanan dan meminta agar diusut tuntas.(tmn)

sumber: jawapos

Related posts

Leave a Comment