Rupiah Menguat Sesaat, Ini Prediksi Kaum Analis

rupiah-menguat-sesaat

Topmetro.news – Kaum analis memprediksi nilai tukar Rupiah menguat sesaat terhadap Dolar AS. Peluang Rupiah menguat sesaat dipicu kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-day reverse repo rate (BI 7-DRR) menjadi 4,5%.

Faisyal, seorang Analis Monex Investindo Futures mengatakan, kenaikan BI 7-DRR akan memicu penguatan nilai tukar Rupiah. Kenaikan suku bunga ini dapat menjadi katalis positif ketika sejumlah data ekonomi Indonesia yang kurang memuaskan, mulai dari data neraca dagang dan defisit transaksi berjalan hingga cadangan devisa yang terus menurun akibat intervensi BI terhadap penurunan Rupiah.

Penguatan Rupiah akibat kenaikan BI 7-DRR diyakini bakal membuat investor asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia. “Paling tidak potensi kerugian kurs ketika investor asing berinvestasi di Indonesia bisa diminimalisir,” kata Faisyal, Kamis (17/5/2018).

Rupiah Menguat Sesaat Bersifat Sementara

Kendati begitu, potensi penguatan Rupiah hanya bersifat sementara. Mengingat sentimen eksternal yang mempengaruhi mata uang garuda tergolong kuat. Misalnya, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian konflik geopolitik di sejumlah kawasan di dunia.

Pengaruh Serangan Bom

Tidak hanya itu, Faisyal juga menuturkan, peristiwa tak terduga seperti serangan bom di Indonesia beberapa waktu lalu bisa berdampak negatif bagi kurs mata uang Garuda jika berlanjut.

Terlepas dari itu, analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri berpendapat, kenaikan suku bunga acuan BI memang dibutuhkan. Selain untuk menstabilkan volatilitas rupiah, kenaikan BI 7-DRR juga untuk mengantisipasi membengkaknya inflasi pada Mei hingga Juni.

Sementara itu, Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia menyebut kenaikan suku bunga acuan pada dasarnya hanya salah satu senjata bank sentral dalam menjaga stabilitas Rupiah. Sebab, BI tidak mungkin terus-menerus mengandalkan cadangan devisa untuk mengintervensi Rupiah.

Karena itu, sambung Lana, pemerintah perlu melakukan upaya lain yang dapat meningkatkan fundamental ekonomi Indonesia. Dengan demikian, Rupiah bisa mampu bertahan di tengah tekanan eksternal.

Menurut dia, hingga akhir tahun ini kurs Rupiah bisa kembali menguat ke kisaran Rp 13.700 per Dolar AS. Level ini dianggap paling realistis bila mempertimbangkan dampak kenaikan suku bunga acuan AS. Namun, bisa saja Rupiah tetap melemah dan tertekan apabila ada pengaruh dari kebijakan kontroversial pemerintahan AS atau efek konflik geopolitik.

Reny juga menilai kurs rupiah bisa kembali ke bawah Rp 14.000 pada akhir tahun mendatang. Dia memprediksi, di akhir tahun ini kurs Rupiah akan bergerak antara Rp 13.750–Rp 13.850 per dolar AS.(tmn)

sumber: kontan

Related posts

Leave a Comment