Mei 2018, Sumut Deflasi 0,74 Persen, Secara Nasional Inflasi 0,21 Persen

Topmetro.News – Mei 2018 Sumut deflasi sebesar 0,74 persen didorong terjadinya deflasi di seluruh daerah yang dijadikan indeks harga konsumen. Komoditas utama penyumbang deflasi selama bulan Mei 2018 seperti yang terjadi di Medan antara lain cabai merah, bawang putih, angkutan udara, cabai rawit, bawang merah, minyak goreng, dan cabai hijau.

“Pada Mei 2018, Sibolga sebesar 0,07 persen; Pematangsiantar 0,01 persen, Medan 0,86 persen, dan Padangsidempuan 0,55 persen,” ujar Bismark S Pardamean, Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut di Medan, Senin (4/6/2018)

Menurut dia, harga barang kebutuhan dan angkutan udara itu mengalami penurunan. “Syukur harga berbagai barang bisa dikendalikan sehingga Sumut deflasi,” katanya.

Apalagi ternyata, deflasi terendah terjadi di Pematangsiantar dengan besaran 0,01 persen.

Menurut dia, inflasi diharapkan masih bisa dikendalikan terus apalagi pada Juni yang mendekati Lebaran yang biasanya harga-harga barang naik.

Sumut Daerah yang Mampu Kendalikan Inflasi

Arief Budi Santoso, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara mengatakan Sumut tercatat sebagai daerah yang mampu mengendalikan inflasi pada tahun 2018.

“TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Sumut dan kabupaten/kota memang serius mengendalikan harga di pasar,”katanya.

TPID diharapkan bisa mengendalikan inflasi Sumut di bawah atau sama dengan besaran 2017 yang 3,20 persen.

Secara Nasional Inflasi Mei

Sementara itu, secara nasional inflasi Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Hal ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). BPS menuturkan, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,30 persen. Sementara itu, inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,23 persen.

Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut gembira. Dia mengatakan, capaian itu lebih baik dibanding edisi-edisi Ramadan sebelumnya.

“Kita menyambut gembira saat bulan Ramadan dan Lebaran hanya 0,21 persen. Biasanya jelang lebaran bisa 0,5 persen. Kita bersama BI menjaga agar daya beli masyarakat bisa tetap terjaga,” ujar Sri Mulyani, hari ini.

Upaya Pemerintah Jaga Stabilitas Harga

Tidak hanya itu, dia juga mengatakan, fluktuasi nilai tukar Rupiah juga perlu diwaspadai. Kendati begitu, upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan dinilai juga mampu memberi keyakinan dalam menjaga angka inflasi.

“Gejolak Dolar AS tentu bisa berpotensi meningkatkan inflasi. Namun stabilitas dari sisi pangan dan pasokan memberi kepastian yang baik. Kita akan jaga kondisi ini sehingga di akhir tahun sesuai dengan asumsi APBN,” tuturnya.(tmn)

sumber:pojoksatu/antara

Related posts

Leave a Comment