Djarot Saiful Hidayat Bahas Kopi dan Tuduhan Jokowi Anti-Islam

aksi bela tauhid

topmetro.news – Sejumlah media massa melaporkan adanya pernyataan para massa Aksi Bela Tauhid yang menyebut bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) anti-Islam. Sehingga tak seharusnya dipilih lagi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Menanggapi itu, mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga politisi PDIP, Djarot Saiful Hidayat menyatakan tuduhan demikian merupakan hal yang aneh.

Sebab, ujarnya, calon wakil presiden (cawapres) pendamping Jokowi adalah seorang ulama. Bahkan, KH Ma’ruf Amin adala seorang Ketua Majelis Ulama Indonesia.

“Bagaimana bisa dibilang anti-Islam? Cawapres pendamping Pak Jokowi itu Kiai Maruf Amin. Beliau Ketua MUI. Betul, nggak?” kata Djarot saat berkunjung ke Posko Cemara di Jakarta, Jumat (26/10/2018) malam.

BACA JUGA: Pimpinan Ormas Islam Tolak Upaya Adu Domba

Bahas Kopi Sumut

Selain membahas soal tuduhan di atas, Djarot Saiful Hidayat, yang baru pulang dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut juga membawa produk kopi lokal bermerek ‘Tabodo’. “Tabodo itu Bahasa Batak. Artinya, enak,” kata Djarot.

Djarot datang ke Posko Cemara karena pernah berjanji membawa oleh-oleh kalau dia berkunjung ke Sumut. Djarot saat ini memang tercatat juga sebagai caleg PDIP untuk Dapil Sumut 3. “Yang saya bawa ini disebut di sana sebagai Kopi Lintong,” katanya.

Lalu, kenapa tiba-tiba bicara soal kopi? Kata dia, sama seperti yang lainnya, dirinya ditugaskan di Sumut, bukan hanya berjuang untuk pemilu legislatif dan pemilu presiden. Dia juga menggali dan mengembangkan potensi dimiliki Sumut yang berorientasi ekspor.

Dijelaskannya, Presiden Jokowi telah melakukan berbagai pembangunan infrastruktur di Sumut. Hal itu dilakukan salah satunya demi membuka pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dalam konteks itu, komoditas kopi ekspor menjadi bukti bahwa pembangunan itu telah berhasil membangkitkan ekonomi kerakyatan.

Dia pun yakin, anak-anak muda Indonesia mampu melawan dominasi Italia dan merek dagang asing lain, seperti Starbucks, yang telah lebih dulu memasuki pasar. “Masih banyak yang bisa dikembangkan. Contohnya, untuk kecantikan kita ada gambir. Untuk pewangi ada bunga kenanga, bunga kamboja. Minyak sereh, jahe, kencur kemenyan, barus, dan lain-lain,” ujarnya.

Tuduhan Aksi Bela Tauhid

Sebelumnya, sejumlah media melaporkan bahwaa ratusan massa Aksi Bela Tauhid menilai pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) anti-Islam. Mereka menuduh pemerintahan Jokowi telah melakukan kriminalisasi terhadap para ulama.

Orator aksi itu menyebut rezim Joko Widodo merupakan rezim pembohong, anti-Islam karena ulama dikriminalisasi, dalam hal ini Rizieq Shihab. Disebut juga bahwa rezim Jokowi merupakan rezim haram. (TMN)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment