Gubernur Tinjau Situs Benteng Puteri Hijau

benteng puteri hijau

topmetro.news – Gerakan penyelamatan Situs Benteng Puteri Hijau yang menyimpan sejarah dunia berlanjut. Kegiatan pengembang yang merusak situs Benteng Puteri Hijau harus dihentikan.

Hal itu menjadi salah satu kesepakatan dan hasil peninjauan yang dipimpin Gubsu Edy Rahmayadi, Bupati Deliserdang Anshari Tambunan, Ketua Pusat Studi Ilmu Sejarah Unimed Ichwan Azhari, dan pihak terkait lainnya di Situs Benteng Puteri Hijau di Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deliserdang, Senin (29/10/2018).

Tinjauan ini merupakan rangkaian dari kegiatan peluncuran museum situs Benteng Puteri Hijau yang terletak di lokasi yang sama. “Alangkah tak beradabnya kalau kita tak menghargai sejarah ini,” kata Edy Rahmayadi.

Dalam kesempatan itu disepakati tindak lanjut upaya penyelamatan Benteng Puteri Hijau. Yaitu dengan rencana pembebasan lahan, terutama di zona inti oleh Pemkab Deliserdang. Juga tidak dibenarkan lagi adanya aktivitas pembangunan di zona tersebut. Di kawasan ini nantinya juga akan dibangun Museum Benteng Puteri Hijau.

Edy mengimbau masyarakat agar terus menjaga situs bersejarah di Sumut. “Situs ini harus kita jaga. Kalau tidak kita jaga, hilang nanti ini semua,” katanya, menunjuk arah benteng yang terbuat dari tanah.

Kondisi Benteng Puteri Hijau

Tidak terlihat lagi bekas benteng pertahanan. Situs Benteng Puteri Hijau kini ditutupi semak belukar lantaran tidak terawat. Misalnya seperti parit pertahanan Kerajaan Aru sudah dipenuhi pepohonan dan rerumputan yang sangat lebat. Di beberapa titik, ada perumahan yang sudah berdiri sejak lama.

Edy juga sempat melihat lokasi situs yang di atasnya sudah berdiri perumahan masyarakat. Namun Edy tidak menyalahkan warga lantaran hal tersebut. “Warga tidak salah. Mereka nggak tahu yang diduduki itu situs bersejarah,” katanya.

Usai meninjai lokasi, Edy bersama rombongan melihat barang koleksi yang telah dikumpulkan tim museum selama ini. Sebelum menjadi museum, rumah tersebut merupakan galeri yang sudah didirikan sejak tahun 2015. Kemudian Edy melanjutkan tinjauannya ke Pemandian Puteri Hijau. Edy pun mencuci mukanya di pancuran air kuno tersebut.

Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial Ichwan Azhari mengatakan hasil pertemuan dan peninjauan di antaranya pemetaan lanskap akan dilanjutkan dan hasilnya menjadi sebuah maket. Selain itu, Pemkab Deliserdang akan melakukan pembebasan lahan terutama di zona inti seluas 4,5 hektar. “Selain itu juga diimbau agar pembangunan tidak ada lagi,” kata Ichwan.

Dikatakan Ichwan, akan segera dibangun Museum Situs Puteri Hijau pengganti museum atau galeri yang baru diluncurkan, Sabtu (27/10/2018). “Kemudian, tadi juga seminar internasional diputuskan pada tanggal 6 dan 7 desember 2018 di Siba Island,” katanya. (TM-ERRIS)

Related posts

Leave a Comment