60 Persen Milenial Diyakini Pilih Jokowi-KH Ma’ruf

propaganda rusia

topmetro.news – Direktur Penggalangan Pemilih Muda TKN Jokowi-KH Ma’ruf Amin Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya yakin bisa meraup minimal 60 persen suara pemilih pemula. Sementara istilah propaganda Rusia disebut telah menjebak Kubu Prabowo-Sandi.

“Insya Allah 60 persen minimal dari anak muda itu kita raup. Dibesarkan saja soal itu. Saya punya data itu kok,” kata Bahlil Lahadalia kepada wartawan, Senin (4/2/2019).

Bahlil Lahadalia menilai ada jutaan pemilih yang belum menentukan sikap dan yang bisa berubah. Mereka adalah anak SMA dan mahasiswa yang angkanya sekitar 9 juta orang. Untuk meraih suara mereka, TKN menggelar banyak diskusi dan memberi pemahaman soal pentingnya untuk memberikan hak pilih di pemilu.

“Kita minta mereka jangan menjadi golput karena negara kita ini negara politik. Satu suara itu menentukan masa depan bangsa. Jangan kita memberikan hak kita kepada pemimpin yang belum ada bukti dan tidak mempunyai track record yang jelas untuk membangun bangsa,” jelas Bahlil Lahadalia.

Pihaknya terus melakukan gerakan ke bawah menjangkau para anak muda milenial itu. “Kami yakin pemilih milenial dan muda akan mayoritas mendukung Pak Jokowi-Kiai Ma’ruf dibanding yang di sebelah sana,” tandas Bahlil Lahadalia.

BACA JUGA: Ma’ruf Amin Tegaskan Indonesia tak Akan Bubar

Soal Propaganda Rusia

Sementara, pernyataan Presiden Joko Widodo soal ‘propaganda Rusia’ membuat gerah Tim Prabowo-Sandi. Bahkan Fadli Zon akan melaporkan Jokowi. Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mengatakan, Fadli Zon dan Tim Prabowo Sandi masuk jebakan batman Jokowi.

“Jokowi tidak menyebut siapa pihak yang menggunakan ‘propaganda Rusia’. Namun dengan kepanikan Fadli Zon dan Tim Prabowo-Sandi sampai mau melaporkan Jokowi tanpa sadar mereka mengaku sebagai pihak yang memakai strategi itu. Mereka sebagai pihak yang tersindir. Fadli Zon dan Tim Prabowo Sandi masuk dalam ‘jebakan batman’ Jokowi,” kata Guntur Romli, Jakarta, Senin (4/1/2019).

Menurut Guntur Romli, maksud ‘propaganda Rusia’ bukan pada keterlibatan negara dan Pemerintah Rusia. Tetapi, kata Guntur Romli, jenis propaganda yang berisi kebohongan yang digunakan perusahaan-perusahaan jasa di Rusia yang memanfaatkan media-media sosial di Amerika Serikat guna memenangkan Trump dalam Pilpres AS 2016

“Media-media internasional seperti BBC melaporkan fenomena ini. Menurut laporan BBC, ‘Propaganda Rusia’ seperti virus yang menyerang semua platform media sosial di AS,” ungkap Guntur Romli.

Menurut laporan BBC, kata Guntur Romli, Facebook mengakui sekitar 26 juta penggunanya di Amerika Serikat melihat konten propaganda Rusia, dan juga Google melalui Youtube, kaki tangan Rusia telah mengunggah lebih dari 1.000 video lewat 18 saluran berbeda-beda.

“Sementara Twitter menemukan dan kemudian menutup 2.752 akun yang setelah dilacak ternyata berasal dari Badan Penelitian Internet Rusia,” kata Guntur.

“Nah kalau kita bandingkan dengan propaganda dan kebohongan yang menyerang Jokowi ada persamaan modus dengan cara-cara Trump mengalahkan Hillary Clinton, menguatkan hoax dan kebohongan,” kata Guntur Romli.

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment