Golput Menghantui Dua Kubu Capres

partisipasi pemilih

topmetro.news – Tingkat partisipasi pemilih dinilai sangat berkorelasi dengan tingkat keterpilihan calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu Serentak 2019. Selama ini, tinggi rendahnya jumlah pemilih sangat ditentukan besar kecilnya angka golput. Yakni kelompok masyarakat yang tidak memberikan hak suaranya.

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mencontohkan, dalam Pemilu 2014, tingginya tingkat partisipasi pemilih sangat berimplikasi positif atas keterpilihan Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sebaliknya, tingginya tingkat partisipasi pemilih merugikan atau berimplikasi terhadap Pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.

“Kita lakukan kajian di Pemilu 2014 terkait partisipasi. Ternyata tingkat partisipasi pemilih berkorelasi positif dengan kemenangan Jokowi-JK ketika itu,” kata Hasanuddin Ali, dalam diskusi publik Indo Survey & Strategy (ISS) bertema ‘Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?’ di Jakarta, Selasa (26/3/2019).

BACA JUGA | HT Optimistis Warga Jatim Dukung Jokowi Menang

Analisa Partisipasi Pemilih

Menurut dia, dalam Pemilu 2019, analisa tingkat partisipasi pemilih juga tidak akan jauh berbeda dengan yang terjadi di 2014. Pada Pemilu 2019, jika angka golput semakin tinggi, maka akan sangat merugikan Pasangan Jokowi-Ma’ruf.

“Di Pemilu 2019, tingginya golput yang paling berdampak adalah Pasangan Jokowi- Ma’ruf. Semua bisa terjadi jika kita menganalogikan data di Pemilu 2014,” ucapnya.

Dijelaskan, dalam Pemilu di Indonesia, sedikitnya ada tiga golongan masyarakat golput. Pertama, datang dari golput ideologis, yakni kelompok orang yang secara sadar tidak menggunakan hak pilihnya. Kedua yakni golput teknis, yaitu kelompok masyarakat yang secara teknis kurang tersosialisasi kapan Pemilu diselenggarakan. Kemudian yang ketiga yakni golput apatis, yakni kelompok masyarakat yang memang cuek dan tidak mau ke TPS karena tidak peduli politik.

“Golput apatis diiisi oleh pemilih-pemilih muda. Di pemilih muda hanya 85 persen yang menyatakan akan datang ke TPS. Sedangkan di kelompok pemilih tua sekitar 90 persen,” ucapnya.

Dirinya mengingatkan, kedua kandidat untuk Pilpres 2019 dihantui oleh golput. Tidak hanya Pasangan Jokowi-Ma’ruf, golput juga bisa merugikan Pasangan Prabowo-Sandiaga.

“Kedua kandidat dihantui golput. Kubu 01 dihantui golput ideologis dan 02 dihantui golput apatis. Kedua kandidat dihantui oleh hantu golput dengan jenis dan ragamnya masing-masing,” katanya.

sumber | beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment