topmetro.news – Selain ‘sport event’, pertunjukan musik berkualitas juga mampu mendatangkan ribuan wisatawan. Pelajaran itu datang dari konser-konser raksasa semisal Woodstock, Rock in Rio, hingga Java Jazz. Di New Orleans, festival jazz mampu menghadirkan jutaan orang setiap tahun.
Nah, Samosir Music Internsional 2019, yang berlangsung di Open Stage Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Pulau Samosir, pada 23-24 Agustus berhasil memikat ribuan wisatawan nusantara dan mancanegara.
Acara dibuka, Jum’at (23/8/2019), dengan Tortor oleh puluhan orangtua dan anak-anak dari beberapa sanggar yang ada di Samosir. Samosir Music Internasional kali ini merupakan yang kelima kali diadakan. Bupati Samosir Rapidin Simbolon dan wakilnya Juang Sinaga ikut menyaksikan penampilan pertunjukan.
Sebelumnya para peserta Tortor menyambut para pemusik yang akan tampil dengan tari-tarian dan mengalungkan ulos. Setelah itu dilanjutkan dengan Tortor dan Zumba oleh sejumlah perempuan. Pertunjukan berlangsung pada malam harinya.
Musik Nasional dan Internasional
Pada hari pertama ada dua tiga musik dan seorang penyanyi yang tampil. Yakni Jajabi Band, Tongam Sirait and Friend, penyanyi solo Mooley Moore, dan grup musik dari Malaysia Salammusik.
Ribuan penonton, baik warga Pulau Samosir maupun dari luar memadati lokasi pertunjukan musik yang ditangani Henry Manik dan didukung Pemkab Samosir tersebut.
Penyanyi bersuara serak, Tongam Sirait yang sempat dua kali muncul mendapat sambutan luar biasa. Terutama dengan anak-anak muda yang sebagian besar sudah akrab dengan lagu-lagunya. Ketika ia menyanyi, anak-anak muda yang berada di pelataran depan panggung ikut menyanyi. Aliran rock yang diusungnya rupanya cocok dengan selera anak-anak muda.
Molly Moore, penyanyi Batak wanita yang dikenal sebagai penulis novel, juga mendapat sambutan meriah dari penonton. Padahal ia hanya membawakan dua lagu.
Di tengah penampilan Tongam Sirait, hujan sempat turun dan sebagian besar tempat berteduh, karena Open Stage Tutuk Siadong (sesuai namanya) tidak beratap. Namun tidak lama kemudian hujan berhenti. Penonton kembali ke tempatnya menyaksikan grup musik yang tampil hingga selesai, pada tengah malam.
Grup musik asal Malaysia, Salammusik, juga mendapat sambutan meriah. Termasuk beberapa anak muda penggemarnya yang datang dari Malaysia. Grup yang mengusung aliran rock, reggae dan hip hop ini membawakan lagu-lagu berlirik Melayu dan sebuah lagu berbahasa Batak.
Puncak konser yang wajib membawakan lagu-lagu Batak itu digelar pada Sabtu 24 Agustus 2019. Diisi dengan penampilan Viky Sianipar & Band, Grup Bagjuice dari Belanda, grup musik asal Jerman San & Preaches, Alsant Nababan, Alex Rudiart Hutajulu, dan musisi asal Swedia Hermann Delago.
Seperti hari pertama, pertunjukkan hari kedua juga sempat diguyur hujan. Tetapi penonton yang antusias tetap bertahan di sekitar panggung untuk menyaksikan penampilan musisi-musisi yang tampil.
Horas Samosir Fiesta
Pertunjukan musik yang merupakan bagian dari Horas Samosir Fiesta itu menyajikan kolaborasi apik dari musisi lintas negara. Ada Hermann Delago, Nadine Beiler, dan JB’S Band dari Austria.
Horas Samosir Fiesta merupakan sebuah program pengembangan pemasaran pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir. Even ini terdiri dari budaya, ‘sport tourism’, musik berskala internasional.
Rangkaian Horas Samosir Fiesta dimulai dari tanggal 7 Maret 2019 dan akan berakhir hingga 29 Desember 2019. Tidak hanya menampilkan festival berskala nasional, Horas Samosir Fiesta juga menggelar festival berskala internasional. Di antaranya: Samosir Music International Festival, Gran Fondo New York (GFNY) Championship Asia, dan Samosir Lake Toba Ultra Marathon.
Selain ketiga festival internasional tersebut juga ada festival lainnya. Yaitu Toba Audax (7-11 Maret 2019), Sigale-gale Carnaval (31 Mei 2019), Festival Gondang Naposo (8-9 Juni 2019), Horja Bius (5-6 Juli 2019), Samosir Lake Toba Ultra (20-21 September 2019), Lake Toba Film Festival (15-16 November 2019), dan Chrismast Season (28-29 Desember 2019).
sumber | tempo.co