Roma Terancam Tanpa Gelar

TOPMETRO,NEWS – AS Roma terancam harus menutup musim ini tanpa trofi. Di dua besar Serie A, mereka masih ketinggalan enam poin dari pemimpin klasemen dan juara bertahan Juventus.

Sementara pada Kamis dini hari WIB (5/4/2017), harapan terakhir meraih kejayaan pada ajang Piala Italia pun sirna. Rival sekota Lazio menyisihkan mereka dengan skor agregat 4-3 dalam dua pertemuan semifinal.

Pada leg pertama semifinal, Lazio unggul 2-0. Lantas pada leg kedua semifinal tadi, Roma unggul 3-2. Artinya secara agregat Lazio mencetak gol lebih banyak dibanding Roma.

“Ini kekalahan yang manis. Kami pantas melaju ke final karena bermain bagus. Sekarang kita tunggu siapa yang akan kami hadapi dalam partai final,” ujar kapten Lazio, Senad Lulic, dikutip Canadian Press.

Roma sebenarnya mendominasi permainan. Antara lain pasukan Luciano Spalletti melepas 25 tembakan dan membuat 42 operan silang ke kotak penalti Lazio.

Namun justru Lazio yang mampu mencetak gol lebih dulu lewat sontekan Sergej Milinkovic-Savic pada menit 37. Roma membalas Stephan El Shaarawy sebelum turun minum.

Akan tetapi lagi-lagi Lazio unggul. Kali ini pada menit 56, Ciro Immobile menuntaskan solo run-nya. Dua gol Lazio membuat Roma harus mencetak empat gol tambahan bila ingin lolos ke final.

Faktanya Roma hanya berhasil mencetak dua gol susulan melalui Mohamed Salah (67 dan 90). “Secara umum kami bermain baik, tapi Anda memang harus waspada setelah kalah 0-2 pada pertemuan pertama. Kami membiarkan banyak hal terjadi,” keluh Spalletti yang sudah berjanji akan mundur apabila Roma gagal meraih satu pun trofi musim ini.

Kolomnis Susy Campanale menilai Roma sebenarnya punya kualitas untuk meraih gelar. Namun hambatan mental muncul ketika I Giallorossi menjalani laga penting.

Campanale mengatakan Roma seperti punya pola tak bisa berprestasi di ajang turnamen. Mereka kerap tidak efektif dalam menyerang dan terlalu lugu dalam bertahan.

Lazio memanfaatkan itu untuk mencetak masing-masing dua gol dalam dua leg semifinal. Ironisnya kualitas teknis Lazio ada di bawah Roma, tetapi mereka mampu bermain dalam satu unit seperti pada laga tadi.

Pelatih Simone Inzaghi membuat Lazio punya kolektivitas bagus. “…Inzaghi seperti sedang ingin membuktikan diri,” tulis Campanale.

Bagi Inzaghi, kemenangan ini adalah kado terindah untuk ulang tahun ke-41 besok (Kamis 6/4). Selain ke final Piala Italia, Lazio juga masih mengejar tiket ke Liga Champions melalui Serie A –sementara di posisi empat.

Dan kebetulan pada akhir pekan ini, Lazio akan berduel dengan Napoli yang saat ini menempati posisi tiga –spot terakhir dari Serie A untuk Liga Champions. Ini juga menjadi berkah bagi Lazio setelah memulai musim dengan kacau saat Marcelo Bielsa hanya menangani tim selama dua hari.

“Kami tahu kami mencatat hasil luar biasa, apalagi ini partai sekota dan semifinal Piala Italia melawan Roma. Kami seolah bermain di kandang sendiri, bukan Roma, jadi suporter kami memang fantastis,,” kata Inzaghi kepada Sky Sport Italia (h/t Football Italia).

Bagi Lazio, ini akan menjadi final ketiga dalam lima tahun. Pada 2013, mereka juara setelah mengalahkan Roma pada partai final dan kemudian kalah dari Juventus dua tahun kemudian.

Lazio bakal berhadapan dengan pemenang semifinal lain antara Juventus dan Napoli. Kedua tim akan bertanding pada Kamis dini hari WIB di San Paolo, kandang Napoli. Juventus bertolak ke San Paolo dengan modal kemenangan 3-1 dari kemenangan pada leg pertama.(TMN)

Related posts

Leave a Comment