topmetro.news – Cabai merah selalu menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Sumatera Utara (Sumut). Padahal produksi cabai di provinsi ini melebihi kebutuhan dan selalu surplus. Meski begitu, pasokannya di provinsi ini tetap langka karena sebagian hasil produksi dijual keluar provinsi.
Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Ir Dahler Lubis mengatakan, bahwa prinsip ekonomi masih menjadi faktor utama, kenapa cabai merah tersebut banyak dijual keluar provinsi. Alasannya karena harga jual cabai di luar Sumut lebih tinggi dibandingkan di provinsi ini.
“Alasannya karena itu. Harga jual lebih tinggi. Kalau kita lihat di pasar lelang cabai yang ada di Tapanuli Utara (Taput) itu, sekali pelaksanaan pasar lelang mau sampai 3 ton cabai merah dikirim keluar. Kadang dalam seminggu, pasar lelangnya bisa dilaksanakan dalam dua kali,” ujar Dahler kepada wartawan di Medan, Kamis (31/10/2019).
Bukan hanya di Taput. Dari Kabupaten Karo ia juga melihat bertruk-truk cabai merah dikirim ke luar Sumut. Beberapa provinsi yang menerima produksi cabai merah dari Sumut itu yakni Batam, Pekanbaru, dan Padang.
Pemicu Inflasi
Menurut Dahler, seharusnya dengan produksi yang mencukupi, cabai kita tidak menjadi pemicu inflasi. Karena seperti diketahui, untuk tahun 2018 saja, ia menyebutkan bahwa produksi cabai merah di Sumut mencapai 152.242 ton. Sedangkan kebutuhannya sebesar 144.030. “Artinya untuk tahun 2018, sebenarnya kita surplus 8.212 ton cabai merah produksi kita berada di peringkat ketiga nasional,” sebutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pada Semester I Tahun 2019 ini, produksi cabai merah di Sumut juga sudah mencapai 72.993 ton dari target produksi 168.822 ton. Diharapkan tahun ini, produksi cabai merah di Sumut juga kembali surplus. “2020 target produksi cabai merah kita 173.886 ton. 2021 mencapai 179.103 ton. Dan di 2023 mencapai 190.000 ton,” katanya.
Begitu juga dengan bawang merah. Meskipun saat ini jumlah produksi bawang merah di Sumut belum bisa memenuhi kebutuhan bawang merah di provinsi ini, Dahler tetap menargetkan di 2023, Sumut bisa swasembada bawang yang saat ini surplus 31.604 ton.
reporter | Erris JN
