topmetro.news – Anggota DPRD Medan Rudiyanto Simangungsong menyoroti masalah banjir. Ketua Fraksi PKS ini merasa resah melihat banjir di Kota Medan yang tak kunjung teratasi. Banyak laporan ditujukan kepada dirinya dari dapilnya meliputi Medan Amplas, Denai, Area, dan Medan Kota.
“Kita ingin pihak Pemko Medan mengelola kembali master plain (rancangan) tentang tata kelola dan tata letak Kota Medan. Begitu juga dalam hal pembangunannya, baik menyangkut infrastruktur, drainase maupun jalan. Harus benar-benar diperhatikan agar Kota Medan tidak semrawut dan selalu diliputi masalah banjir dan kebersihannya yang selalu bermasalah,” terang Rudiyanto.
Dalam mengelola kota, dia minta Pemko Medan melihat dari segi hukum, humanis, dan estetika. Bila perlu Medan menjadi ajang destinasi pariwisata baik dari segi keindahan kota, kuliner, budaya dan agama.
Hal serupa disampaikan anggota Fraksi Gerindra, Dedy Aksyari Nasution. “Hujan sikit saja sudah banjir. Banyak sampah yang di tumpuk di hampir setiap kelurahan. Tata kelola Kota Medan yang kurang, infrastruktur yang belum memadai. Penggalian drainase yang acap tumpang tindih. Dan traffic light yang tidak beraturan dalam pengaturan lampu hijau yang sering bersamaan untuk belokan dan lurus,” tuturnya.
Sungai dan Banjir
Senada juga dikemukakan H Jumadi ST MT. “Terkait masalah banjir dan sebagainya, itu tidak luput daripada keberadaan sungai-sungai yang ada dalam mengelilingi areal Kota Medan. Kita semua tahu bahwa ada delapan sungai yang telah mengalami kedangkalan. Sehingga aliran air, tidak mengalir semestinya apabila Medan dilanda hujan yang sangat deras,” paparnya.
Kemudian, masih kata Jumadi, pihak Pemko Medan tidak dapat berbuat banyak menyangkut DAS (daerah aliran sungai). “Itu tidak kewenangan Pemko Medan. Apabila Pemko Medan ada mengeluarkan anggaran terkait sungai, maka Pemko Medan akan menjadi temuan dari pihak BPK RI Perwakilan Sumut. Tapi apabila pihak pusat dalam hal ini PUPR dan Pemprovsu melakukan pembangunan DAS, maka pihak Pemko Medan dapat menganggarkannya dan ikut berkontribusi di dalamnya,” bebernya.
Persoalan banjir di Kota Medan, utama akibat delapan sungai, di antaranya Sungai Belawan, Badera, Putih, Sikambing, Babura, Deli, Sulang Saling, dan Sungai Kera, mengalami kedangkalan dan penyempitan. Sudah puluhan tahun tidak pernah di normalisasi sekalipun.
reporter | Jeremi Taran