Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan Ajak Warga tak Takut Makan Ikan

jangan takut makan ikan

topmetro.news – Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan Surianto SH mengajak seluruh warga Kota Medan supaya jangan takut makan ikan. Ikan itu banyak gizinya dan sangat penting bagi pertumbuhan anak.

“Jangan termakan berita hoax yang menyebutkan ikan yang dijual di pasar itu makan bangkai babi,” ujarnya kepada sejumlah wartawan, Rabu (20/11/2019). Hal itu menanggapi berita yang beradar pasca-pembuangan babi ke sungai di Kota Medan.

Disebutkan politisi dari Medan Utara itu, sebenarnya masyarakat perlu diberi pemahaman tentang ikan. Sehingga tidak ada kekhawatiran yang merugikan diri sendiri. “Kebutuhan gizi keluarga harus dicukupi. Namun masyarakat takut makan ikan karena isu yang tidak bertanggungjawab itu,” ujarnya.

Dia pun menegaskan, dirinya beserta keluarga sampai saat ini tetap makan ikan. Tanpa khawatir dengan isu yang dihembuskan orang tidak bertanggungjawab. Selain itu, perlu diketahui bahwa ikan itu untuk makannya memiliki proses. Sehingga tidaklah langsung bisa dikaitkan dengan penyakit babi yang dibuang ke sungai itu.

Kemudian, dijelaskan pria yang akrab dipanggil Butong itu, ikan yang dijual di Kota Medan hampir kebanyakan berasal dari Aceh dan perairan lainnya. Bukan dari aliran sungai tempat pembuangan babi itu.

Prihatin Pedagang Ikan

Khusus kepada Majelis Ulama Indonesia, perlu memberi pencerahan kepada masyarakat yang biasanya mengkonsumsi ikan. Agar masyarakat tidak was-was dan khawatir dengan isu yang beredar saat ini.

Begitu juga dengan Dinas Kesehatan dan dinas terkait lainnya, agar memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang kesehatan ikan saat ini dan hubungannya dengan banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai.

Masyarakat juga dihimbau agar tidak cepat termakan berita hoax. Kalau kurang paham, tanya kepada yang lebih paham. Sekaitan dengan kondisi saat ini, Butong juga menyebutkan keprihatinannya terhadap pedagang ikan.

Akibat banyaknya berita hoax, para pedagang kini mengeluh karena dagangannya kurang laku. “Bagaimana bisa laku, kalau masyarakat sebagai konsumennya menjadi khawatir memakan ikan,” pungkasnya.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment