Pesan Toleransi Beragama oleh Gepkin Tarutung di Peanornor Pahae

Toleransi beragama

topmetro.news – Toleransi beragama. Pesan ini yang cepat tertangkap saat pendeta dan Panitia Natal Gereja Pentakosta Kudus Indonesia (Gepkin) Jemaat Tarutung Kota, memasuki Madrasah MTsN Peanonor, Kecamatan Pahae Jae,Tapanuli Utara, Sabtu (14/12/2019).

Apa yang mereka lakukan disana? Ternyata, hari itu mereka melakukan pelayanan kasih dengan mengusung aksi pengobatan gratis dan bakti sosial lainya.

Tidak tanggung-tanggung. Pdt Donal Pieter Sinaga,MA selaku Gembala Sidang Gepkin dan leader aksi, memboyong sebanyak sembilan orang dokter gigi, seorang perawat gigi yang bergabung di Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PGDI). Juga lima orang dokter umum, salah satunya dr Jayanta Trg, jemaat Gepkin Tarutung. Mereka melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan penanganan terhadap sejumlah penyakit dan paling banyak penyakit gigi terhadap anak-anak pelajar.

Jadilah, mereka ‘menyentuh’ ratusan siswa-siswi, yang seratus persen beragama Muslim tersebut.

Tidak ketinggalan, Polres Tapanuli Utara ikut berkolaborasi di kegiatan ini. Wakapolres Taput Kompol Mukmin Rambe memberikan pengarahan seputar kamtibmas dan potensi kenakalan remaja serta dampak penggunaan narkoba.

Mereka juga membawa tim kesehatannya dan memberikan obat-obatan serta makanan kepada siswa-siswi.

Lambang Kerukunan

Gembala Sidang Gepkin Tarutung Kota Pdt Donal Pieter Sinaga MA bertukar cenderamata dengan Kepala MTsN Peanonor Pahae Jae Syaiful Rahmat Panggabean MPd | topmetro/Jan Piter Simorangkir

Madrasah Peanornor memiliki madrasah ibtidaiyah (MI) atau setingkat SD sebanyak 60 orang, sanawiyah atau setingkat SMP sebanyak 123 orang. Lalu aliyah setingkat SMA sebanyak 164 orang.

Kepala MTsN Tapanuli Utara Syaiful Rahmat Panggabean MPd mengapresiasi pelayanan kasih yang dilakukan Gereja Gepkin Tarutung Kota. Menurutnya, ini menjadi salah satu lambang kerukunan antar umat beragama.

“Kita ini masih bersaudara dan lebih tepat saya sebut kegitan kita hari ini adalah ‘holong mangalap holong,” sebutnya.

“Mudah-mudahan ke depan, kerukunan di antara kita tetap terjalin. Dan saya yakin melalui kegiatan ini akan menyadarkan kita untuk saling mengasihi,” tandas Syaiful.

Sementara itu, Kepala Tata Usaha Kemenag Taput AR Munir Aritonang SAg MAP menyambut baik kegiatan yang digagas Gepkin, sebagai perwujudan dan cinta kasih, bahwa sesama manusia harus saling mengasihi.

Memotivasi Anak

Wakil Ketua Gembala Sidang Gepkin Pdt Gideon Sinaga, Ketua Panitia Natal Gepkin Frans Yong, Maradu Sitompul, beserta tim dokter dan sejumlah siswa MTsN Peanornor, foto bersama | topmetro.news/Jan Piter Simorangkir

Pdt Donal Pieter Sinaga MA berkesempatan memberikan motivasi kepada anak-anak madrasah. Berdiri di samping Ketua MUI Taput Samsul Pandiangan SPdI, ia mengatakan bahwa perbedaan menjadi ciri khas Negara Indonesia.

“Perbedaan itu sangat indah dan kita satu di Indonesia ini,” tandasnya.

Pdt Donal juga berinteraksi dengan anak-anak MTsN Peanonor. “Engkau harus berani mewujudkan mimpi. Dan kamu harus berani menceritakan mimpi itu,” katanya.

Menurutnya, mereka anak madrasah adalah bahagian dari anak-anak harapan bangsa yang pada 20-30 tahun ke depan akan menjadi pemimpin bangsa. Dikatakan, orang yang gagal mempersiapkan masa depan adalah orang yang sudah siap untuk gagal di masa depan.

“Maka tugas para pendeta, alim-ulama dan guru harus memotivasi arah pikiran anak anak,” sebut pendeta muda yang juga sering tampil sebagai motivator dalam sejumlah kegiatan.

Kepada anak-anak, Pdt Donal mengatakan, orang yang sukses itu pasti orang yang punya mimpi untuk masa depanya. Maka ia menyarankan, wujudkan mimpi itu dengan gaya hidup yang sesuai dengan mimpinya.

Anak anak madrasah pun terlihat sangat senang dengan kata-kata Pdt Donal Sinaga .

Uniknya, usai berbicara, di dua sesi Pdt Donal mengajukan pertanyaan kepada siswa atau sekedar mengulangi apa yang diungkapkan.

Berhasil dijawab, sejumlah siswa pun ‘kepercik rejeki’. Pdt Donald merogoh isi dompetnya dan memberikan sejumlah uang kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan.

Suasana persaudaraan pun semakin terasa setelah Pdt Donal Piter Sinaga bertukar cenderamata dengan Kepala MTsN Peanornor Syaiful Rahmat Panggabean MPd, disaksikan pihak Kemenag Taput, Ketua MUI, dan Wakapolres Taput.

Bertindak selaku pemandu acara di kegiatan ini, Maradu P Sitompul dan jalannya kegiatan dikoordinir Wakil Gembala Sidang Gepkin Tarutung Kota Pdt Gideon Sinaga dan Ketua Panitia Natal Gepkin Kota Frans Yong. Terlihat juga Kasat Binmas Polres Taput AKP BP Pakpahan dan Kapolsek Pahae Julu AKP Manihuruk.

Makna Natal

Penasaran dengan gerakan Pdt Donal Sinaga dan rombongan memasuki ranah Muslim ini, wartawan topmetronews melakukan wawancara terkait spirit dari kegiatan.

“Yang pasti Natal itu damai. Natal itu dimana Tuhan mengasihi manusia. Dan bagi kami Nasrani ini menyadari, Natal itu dikasih Tuhan akan kami terima sebagai kabar baik. Dan kabar baik itu tidak boleh berhenti pada kami saja. Kabar baik itu harus diberitakan kepada banyak orang,” katanya.

“Maka Tema Natal kita ‘Terima Kabar Baik, Alami Kabar Baik dan Beritakan Kabar Baik’,” sambungnya.

Tetapi, kata Pdt Donal, memberitakan kabar baik itu ternyata dalam prakteknya ke dunia nyata, apa yang ada, pada harus kita lakukan kesempatan untuk berbagi. “Sebab, menurut pemahaman kita, Natal itu sebenarnya mengamanatkan bukan menerima, tetapi memberi,” kata dia.

“Nah pada kesempatan ini, kasih dan pemberian kita disambut baik dari pihak Madrasah Peanornor dan disaksikan para tokoh Muslim di daerah ini,” tandasnya.

Lantas, Donal Sinaga pun mengakui, melihat potensi yang mereka miliki saat ini, mereka pun berbagi. “Kita punya dokter. Akhirnya kita siapkan dokternya, jadilah kita ke sini untuk memberikan pengobatan gratis kepada anak- anak,” tuturnya.

Intoleransi dan Toleransi Beragama

Gembala Sidang Gepkin Pdt Donal Pieter Sinaga, Kepala MTsn Peanornor Syqiuful Rahmat Panggabean MPd, Ketua MUI Taput Samsul Pandiangan SPdI, KTU Kemenag Taput AR Munir Aritonang SPd SAg, Wakapolres Taput Mukmin Rambe, dan lainya foto bersama di lingkungan Madrasah Peanornor | topmetro/Jan Piter Simorangkir

Pdt Donal Piter, Gembala Sidang dari Gereja Gepkin, salah satu de-nominasi gereja yang sedang berkembang pesat saat ini di Wilayah Sumut juga disasar pertanyaaan seputar, bahwa Sumut masuk di 20 provinsi dalam indeks penurunan toleransi beragama.

Ia mengatakan, intoleransi muncul akibat pemahaman yang sempit.

“Saya melihat mengapa intoleransi itu muncul, akibat pemahaman yang sempit. Melihat dunia ini harus di dua tempat yang berbeda. Memang ada kalanya dunia dimana kita harus eksklusif (tertutup),” katanya.

“Ranah iman atau ranah saudara kita Muslim mereka punya ranah yang tertutup, demikian juga dengan Nasrani,” tandasnya.

Tetapi, menurut pendeta yang sudah mengikuti pendidikan singkat di Lemhanas RI baru-baru ini, ada kalanya para penganut agama/kepercayaan berada di ranah yang harus inklusif.

“Kita harus terbuka. Kita berada di tenda yang sama. Maka semestinya tidak ada permusuhan, dan tidak ada kebencian satu dengan yang lain di negeri ini. Jika itu diletakkan pada porsi yang tepat, maka kita akan selalu duduk bersama sama. Untuk hal yang berbeda itu yah cukup di ranah mesjid dan di gereja,” ungkapnya.

Pdt Donal pun berharap, semua pemeluk agama di Indonesia harus memiliki persepsi yang sama soal nilai luhur dari berbangsa dan bernegara. “Sama soal mencintai bangsa, sama soal membangun sebuah daerah dan sama bersikap tentang bagaimana misalnya polisi dalam menjaga kamtibmas,” serunya.

reporter | Jan Piter Simorangkir

Related posts

Leave a Comment