Sumut Diserang ASF, Nias Dipilih Jadi Tempat Pembibitan Babi

pembibitan ternak babi
Advertisement

topmetro.news – Pemrov Sumatera Utara menetapkan Nias sebagai tempat pembibitan ternak babi untuk restocking atau penggantian ternak babi di daerah-daerah yang saat ini terkena virus African Swine Fever ( ASF) atau demam babi Afrika.

Restocking itu akan dilakukan setelah daerah-daerah yang terjangkit dinyatakan bebas dari ASF.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, Azhar Harahap mengatakan, ada beberapa alasan Nias ditetapkan sebagai tempat pembibitan babi. Pertama, karena daerahnya terpisah dari daerah yang sampai saat ini tercatat terjadi kematian babi karena ASF. Kedua, populasi babi di daerah itu juga banyak.

“Di Nias Selatan saja ada 275.000 ekor,” ujar Azhar saat konferensi pers di kantornya, Jumat (17/1/2020).

Alasan ketiga, kondisi iklim di Pulau Nias relatif sama dengan daerah yang terkena wabah ASF.

Ada lima titik restcoking di Pulau Nias. Yakni di Kota Gunung Sitoli, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, dan Nias.

BACA JUGA | Hentikan Virus ASF, Gubsu Sebut Tak ada Pemusnahan Babi

Pengalihan Ternak

Namun Azhar mengatakan, restocking bibit babi tidak bisa dilakukan sekarang karena akan sia-sia jika nantinya mati. Pemprov Sumut saat ini sedang membahas cara memberikan bantuan ternak lain seperti kambing, domba, sapi, dan kerbau kepada para peternak babi.

“Dari hasil kemarin dengan DPR, kita saat ini adalah bagaimana membantu peternak itu. Karena saat ini belum boleh melakukan pemeliharaan atau pemberian bibit babi dulu,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, kematian babi karena ASF di Sumut dimulai 25 September 2019 dan merebak hingga saat. Diketahui puluhan ribu babi sudah mati.

Pemerintah melakukan langkah penanganan dengan bio security, di antaranya dengan mengetatkan lalu lintas pemindahan babi dari satu tempat ke tempat lain. Kemudian, tidak membuang bangkai babi ke sungai, hutan ataupun jalanan, dan juga menyemprotkan desinfektan serta menjaga sanitasi kandang dan ternaknya.

Azhar mengklaim bahwa pengendalian ASF di Sumut berhasil menekan angka penyebaran virus, dibandingkan dengan negara-negara yang lain.

Virus ASF itu merebak di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Langkat, Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Tengah. Virus juga menyebar di Tapanuli Selatan, Simalungun, Samosir, Pakpak Bharat, Tebingtinggi, Pematangsiantar, dan Medan.

Tercatat pada 14 Januari 2020, bertambah tiga daerah yang terdampak ASF, yaitu Batubara, Mandailingnatal, dan Labuhanbatu. Total ada 19 wilayah yang terdampak ASF.

sumber | kompas.com

Related posts

Leave a Comment