topmetro.news – Koordinator Karantina Subulussalam Harmaini, resmi melaporkan oknum anggota DPRK setempat berinisial BM ke polisi, Sabtu (4/4/2020). Pelaporan itu terkait dugaan tindak pidana pencemaran nama baik.
Ada pun surat keterangan bukti lapor itu Nomor: BL/05/IV/2020/Polda Aceh/Res Subulussalam/SPKT, tertanggal 4 April 2020.
Harmaini mengaku mendapat lontaran kata-kata tidak pantas dari BM, di lokasi Posko Covid-19 di Hotel Hermes yang menjadi pusat karantina Kota Subulussalam, pada Hari Jumat sore (3042020) lalu.
“Kami hari ini dengan jumlah terbatas ingin berbuat sebagai relawan negara. Sama-sama melawan Covid-19. Agar masyarakat pemko tidak terdampak virus, tanpa membeda-bedakan siapa pun. Jadi tolong saling hormat-menghormati. Bukan malah sebaliknya, yang kami terima makian, cacian, dan penghinaan,” kata Harmaini kepada topmetro.news.
Harmaini membenarkan telah melaporkan BM ke Polres Subulussalam, Sabtu (4/4/2020), meski tidak merincikan sebab terjadinya cekcok antara BM dan Harmaini.
“Harapan kami, semoga aparat keamanan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi petugas yang melaksanakan tugas. Serta senantiasa tetap menjadi garda terdepan dalam pengawasan terkait penanganan dan pencegahan Virus Covid-19 ini,” tuturnya.
Kinerja Posko Karantina
Sementara itu, BM, ketika dikonfirmasi topmetro.news mengatakan, laporan atas dirinya dianggap bertolak belakang dengan apa yang dituduhkan.
“Terkait laporan itu, saya rasa Harmaini cs terlalu berlebihan dan terlalu baper, karena tidak benar. Saya dan lainnya protes atas kinerja Harmaini cs yang kurang serius dalam menangani anak-anak kami yang baru tiba dari Pulau Jawa,” sanggah BM.
Ia mengaku kecewa atas pelayanan pihak Karantina Covid-19 di Subulussalam yang terkesan menyepelekan keadaan anaknya sepulang kuliah dari luar daerah.
“Sogianya anak kami dikarantinakan di Hotel Hermes yang sudah disediakan oleh Pemko Subulussalam. Tetapi anak kami malah disuruh oleh petugas posko pemeriksaan Jotor untuk kami bawa ke rumah masing-masing (untuk karantina mandiri),” lanjutnya.
“Sudah sehari semalam anak kami di rumah. Namun belum ada tanda-tanda pemeriksaan kesehatannya. Saya kemudian kontak Harmaini dua kali, namun tidak respon,” kata BM.
BM menilai, insiden yang terjadi sebagai bentuk protes atas lemahnya pelayanan pihak Karantina Covid-19 kepada anaknya. “Saya saja sebagai anggota DPRK diperlakukan kurang baik. Bagaimana pula dengan anak-anak masyarakat lainnya,” tandas BM.
reporter | Rinto Berutu