Hendra Lie Pengusaha Merah Putih yang Patuh Hukum

pengusaha Hendra Lie

topmetro.news – Di tengah fokus pemberitaan pemerintah melawan Covid-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), belakangan viral berita yang mendiskreditkan pengusaha Hendra Lie (HL).

Bos Mata Elang Internasional itu dikutip oleh sejumlah media online ter-isukan menunggak pajak miliaran rupiah. Berita yang sudah diklarifkasi bukan fakta sebenarnya ini juga menduga HL saat ini sedang mengalami kebangkrutan.

Sumber data penulisan berita berawal dari diketemukannya bocoran informasi jika perusahaan property PT City Island Utama (CIU) yang salah satu pemegang sahamnya dimiliki HL bersama pengusaha lain, diketahui menunggak pajak sejak tahun 2018. Dari data tersebut berita dikembangkan mengaraha dan menyentuh ke pribadi HL sebagai pengusaha diduga kini sedang bangkrut.

Bahkan dengan tudingan PT CIU menunggak pajak, HL terdeskripsikan sebagai salah satu pengusaha ‘nakal’.

Padahal kebenaran HL tidak bayar pajak dan bangkrut, jauh dari fakta dan kebenaran sebenarnya. Sehingga berita itu terklasifikasi sebagai berita hoax semata.

Terkait kebenaran ini, team redaksi mendapat konfirmasi langsung melalui Dept Publikasi Promosi PT Mata Elang Internasional Bambang B7. “Bahwa berita yang belakangan beredar negatif memang sengaja dihembuskan oleh pihak yang sengaja ingin mendeskriditkan HL untuk tujuan tertentu,’’ ungakapnya.

Siapa pihak (oknum) dimaksud?

Dikatakan Bambang, demi menjaga hubungan, nama baik oknum bersangkutan sengaja sepakat dirahasiakan dengan pertimbangan karena yang bersangkutan sudah menyampaikan permohonan maafnya secara langsung. “Karena yang bersangkutan sudah mengakui jika berita negatif sengaja ditujukan untuk HL, adalah berita hoax pelintiran dan bukan fakta sebenarnya. Ya sudah clear,’’ jelas Bambang B7.

Terkait Klarifikasi

Dalam klarifikasi disebutkan:

  1. PT City Islan Utama adalah perseroan terbuka milik bersama beberapa pengusaha pengembang property dan bukan milik Hendra Lie pribadi. Sehingga terkait tunggakan pajak yang sudah diselesaikan, menjadi kewajiban persero dan bukan masalah pribadi Hendra Lie. Serta tidak ada hubungannya dengan MEIS.
  2. PT City Islan Utama tidak ada kaitan langsung dengan PT Mata Elang internasional yang bergerak di bidang sound system panggung, lighting, serta konser internasional.
  3. Karena saat ini dunia tengah dilanda wabah pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap berhentinya aktifitas ekonomi dan perdagangan, maka konser internasional juga turut berhenti. Jadi MEIS sementara ini juga tidak bisa menggelar konser, bukan karena bangkrut.

Pernyataan resmi ini disampaikan Departemen Publikasi MEIS Bambang B Tujuh.

Lebih lanjut Bambang menceritakan, selama sembilan tahun bekerja di MEIS, dirinya melihat HL sebagai sosok disiplin, tertib dan patuh hukum. “Termasuk soal tertib pajak. Boleh silahkan dicek kebenaranya langsung kepada pihak terkait. Silahkan? Sampaikan saja kepada kami jika di kemudian hari terbukti Beliau tidak bayar pajak,’’ tegas Bambang sambil mengucap ‘Minal Aidin Walfaidzin’ bertepatan dengan Hari Hari Raya Idul Fitri, Minggu (25/5/2020).

Gudang Prestasi MEIS

Gigih dan tak gampang menyerah. Predikat ini melekat pada sosok Hendra Lie. Seniman yang kini sukses mengibarkan Bendera Mata Elang Internasional Stadium, hingga kesohor di seantero negeri. Kegigihannya tampak dari perjalanan hidupnya sebelum meraih puncak.

Dari bisnis tata lampu atau lighting, entertainment production, hingga konser artis internasional serta dibangunnya exibhision hall atau stadium konser. Maka lahirlah Mata Elang Internasional Stadium (MEIS) pada tahun 2011. Satu brand kebanggaan nasional dengan portfolio kelas dunia.

“Karena kualitas sound system kami nomor satu di dunia. Begitu pun artis artis yang konser di tempat kami, mereka yang terbaik,’’ kata Bambang B7.

Menjadi nomor satu dan yang terbaik didunia dalam bisnis sound system, bukan sekedar klaim di bibir saja. Buktinya, portofolio konser artis dunia berkelas internasional selalu spekatakuler tersaji di MEIS dan sudah menembus ratusan kali konser. Pengunjung berbagai generasidari penjuru dunia —terutama dari generasi milenial— selalu antusias memadati dan menikmati setiap hentakan musik berpadu tata cahaya memukau dan menghadirkann kemegahan wahhh.

Buktinya, bagaimana Mata Elang Production dipercaya menangani konser Rolling Stones di Macau dan di Sydney (Australia). “Kami tangani sound system mereka karena kualitas kami yang terbaik di dunia,’’ ungkap Bambang.

Meskipun saat itu (konser di Sydney) batal, tapi konser di Macao tetap berlangsung. Hingga beberapa musisi tanah air pun banyak yang pergi menonton Rolling Stones langsung di Macau. Seperti Once dan Ari Lasso (vokalis Dewa). Keduanya menjadi saksi bagaimana hebatnya Mata Elang dipercayai menangani show (Rolling Stones) group rock legend dari Amarika, ketika itu.

Siapkan MEIS King Dom

Itu saja? Tidak. Mata Elang semakin berkibar menyusul konser konser spektakuler dan hebat artis dan musisi internasional lainnya di Indonesia. Mereka hadirkan Bon Jovi, Roxette, Sting, Dream Theatre, Guns ‘N’ Roses, Taylor Swift, Bruno Mars, Jennifer Lopez, Beyonce, hingga band Korea dan band-band lokal.

Dari sinilah suksestory Hendra Lie sebagai bos Mata Elang dikenal sebagai pemilik kerajaan bisnis tata cahaya pertunjukan, termasuk menghandel opening dan closing seremony acara Sea Games 2011 di Palembang. Tonggak kesuksesan Mata Elang sudah dimulai sejak dipercaya menangani pembukaan dan penutupan Sea Games 1997 di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Di tingkat dunia, property kelengkapan sound system yang dimilikinya ternyata tidak hanya sebatas untuk konser musik. Tapi juga untuk even bertaraf internasional. Tak heran jika Hendra Lie dipercaya menangani Olympiade Sidney Tahun 2000 menggunakan teknologi lighting high and sytem yang dimiliki.

Keputusannya banting stir dari seniman, sejak memanajeri group music cadas God Bless era tahun 1970 hingga tahun 1980-an, kemudian menggeluti dunia showbiz entertaint sound system panggung, terbukti berhasil. Tangan dinginnya mengelola Mata Elang Internasional semakin mengukuhkan Hendra Lie sebagai raja bisnis show dan konser internasional. Sekalipun bisnis lain, seperti bisnis property dan perhotelan juga dirambahnya.

“Sebagai pengusaha, tentu Pak HL juga ingin berkontribusi terhadap Merah Putih. Melakukan yang terbaik. Ya ini yang bisa Beliau lakukan. Otomatis membuka lapangan kerja untuk anak bangsa sekaligus berkontribusi lewat pajak,” jelas Bambang.

Jauh sebelum masa pandemi Covid-19, sebagai pengusaha, tentu HL tak berhenti melakukan inovasi dan terobosan agar tetap bisa menggelar konser artis-artis internasional di Tanah Air. Salah satunya tengah menyiapkan Gedung Mata Elang Internasional King Dom di PIK 2 Jakarta dan di Bali.

“Syukurlah, sejak tahun 2017 kami dipercaya menjalin kerjasama dengan Agung Sedayu dan Salim Group. Mata Elang Internasional Kingdom sedang dalam progres pembangunan di atas lahan 20 hektar di kawasan PIK, Jakarta dan di Bali. Doain saja. Karena Mata Elang Internasional King Dom lebih besar dan bisa menampung lebih dari 30 ribu penonton. Jadi bukan stadium lagi, melainkan King Dom,” pungkas Bambang B7.

reporter | Jefry Siregar

Related posts

Leave a Comment