Murid SD di Tapanuli Selatan Harus Waspada Serangan Harimau

Waspada Serangan Harimau

TOPMETRO.NEWS – Waspada serangan harimau. Inilah yang dialami anak-anak sekolah di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Mereka harus waspada terhadap serangan ‘siraja rimba’ karena sulitnya jaringan internet di desa yang terkadang memaksa anak-anak harus masuk ke areal terbuka di hutan.

Waspada Serangan Harimau, Perlintasan Siraja Rimba

Anak-anak harus bertaruh nyawa saat membelah hutan yang biasa sebagai lokasi perlintasan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Diketahui, dalam beberapa waktu terakhir, harimau itu sudah memangsa anjing, ular dan kambing.

Muncul Sejak Mei 2020

Terkait hal itu, Hotmauli Sianturi, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) mengatakan kemunculan harimau di desa itu sudah terjadi sejak Mei 2020.

Kemunculan harimau membuat masyarakat resah, sehingga melaporkannya kepada petugas.

Petugas BBKSDA kemudian turun ke lapangan dan mendapatkan fakta-fakta bahwa memang terdapat sejumlah hewan yang diserang harimau.

”Tanggal 15 Agustus 2020, harimau memangsa kambing. Masyarakat resah,” kata Hotmauli kepada wartawan di kantornya, Senin (31/8/2020).

Usir Harimau Masuk ke Hutan

Atas laporan dan keresahan masyarakat, pihaknya sudah berupaya untuk mengusir harimau yang masuk ke dalam hutan. Kendati demikian, harimau itu masih terus muncul.

Untuk itu, pihaknya kemudian memasang kandang jerat pada 22 Agustus 2020 lalu.

Masuk dalam Perangkap Jerat

Hanya dalam waktu 2 malam, harimau itu masuk ke dalam perangkap.

“Kenapa dievakuasi, karena meresahkan dan mengkhawatirkan, terutama anak-anak di sana. Uniknya, memang kalau untuk sekolah daring harus mencari sinyal di spot terbuka di hutan. Padahal itu dekat dengan pelintasan harimau,” kata Hotmauli.

Sekadar diketahui, harimau yang dievakuasi itu berjenis kelamin betina dengan berat 45,2 Kg. Diperkirakan usia harimau 2 – 3 tahun.

Harimau Menderita Depresi

Saat ditemukan kondisinya lemah. Kemudian dari hasil pemeriksaan sampel darah, diketahui harimau itu menderita dehidrasi, malnutrisi dan anemia.

“Dari analisa perilaku, harimau itu baru lepas sapih dari induknya,” kata Hotmauli.

Selanjutnya, harimau tersebut dibawa ke Barumun Nagari Wildlife Sanctuary untuk direhabilitasi dan dipulihkan kondisinya.

Hotmauli mengatakan, pihaknya sudah melaporkan penemuan harimau ke pusat dan melakukan diskusi dengan para pegiat konservasi terkait penanganan harimau yang sifat liarnya masih baik itu.

Saat ini, pihaknya masih melakakukan assessment terkait lokasi pelepasliaranya kelak. Salah satunya di zona inti Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) untuk menghindari konflik dengan manusia.

Dia menambahkan, banyak faktor penyebab kemunculan harimau di dekat pemukiman masyarakat.

Pertama, mulai dari kurangnya pakan di dalam habitat.

Ada Sekitar 400-600an Ekor

Kemudian, perilaku harimau yang masih muda, karena belum bisa bersaing dengan harimau dewasa di dalam hutan, maka dia akan mencari di pinggiran hutan ataupun faktor perburuan.

“Tidak ada faktor tunggal. Harimau muncul tidak selalu menjadi ancaman, karena bisa jadi memang di situ ada jalur perlintasan tradisionalnya. Dan sebelumnya, laporan dari masyarakat, ada yang pernah melihat di sana itu induk dan yang masih kecil,” kata dia.

Hotmauli menjelaskan, saat ini populasi harimau sumatera sekitar 400 – 600 ekor.

Sedangkan di Sumut, jumlahnya sekitar 33 ekor.

Populasinya tersebar di beberapa titik dan tidak selalu tersambung. Begitupun, tidak semua harimau itu muncul di kawasan konservasi.

“Status hutan di situ hutan lindung (HL), dan hutan produksi (HP). Enggak ada kawasan konservasi. Malah areal penggunaan lain (APL). Walaupun tutupannya banyak hutan, tapi APL yang bikin batasan kan kita. Harimau mana tahu soal batasan itu,” kata Hotmauli.

BACA SELENGKAPNYA | Warga Sumut Tewas Diterkam Harimau, Kondisinya Mengenaskan

Seperti diwartakan TOPMETRO.NEWS sebelumnya, tewas diterkam harimau, begitulah nasib nahas yang dialami Ramelan (42). Warga Dusun Pirlok I Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat ini dilaporkan tewas diterkam harimau di Sei Bamban TNGL Desa Pir ADB, Kecamatan Besitang. Korban dimangsa binatang buas itu saat berada di ladangnya, Sabtu (4/4/2020), sudah dikebumikan di pekuburan Islam di kawasan permukiman korban.

“Sudah dikebumikan korban yang diterkam (mangsa) harimau tadi,” kata Camat Sei Lepan, Faisal Matondang, di Sei Lepan, Minggu (5/4/2020).

reporter | Dpsilalahi
sumber/foto | riausky

Related posts

Leave a Comment