Oleh: Jansen Simanjuntak
PEMBANGUNAN infrastruktur jalan yang berkualitas akan memperlancar arus lalulintas pengangkutan orang dan barang, mempermudah akses menuju kawasan pertanian, membangun akses dari daerah pinggiran (desa) menuju kota untuk mempercepat kemajuan masyarakatdesa dan sebagai alat pemersatu masyarakat.
Dalam rangka tugas jurnalistik di berbagai kecamatan se-Tapanuli Utara akhir-akhir ini, saya menemukan kemajuan signifikan di sektor infrastruktur oleh Tim Kerja Dr Nikson Nababan dengan motto, ‘Desa maju, kota kuat dan Indonesia berdikari’.
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan adalah kuncinya. Pengentasan sektor ini menjadi prioritas utama sejak tahun 2014 dan menjadi ‘pondasi’ pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur yang berkualitas dilaksanakan dengan cara:
– Peningkatan jalan lapen (lapisan penetrasi) menjadi hotmix
– Pemakaian batu stone crusher (batu hasil pecah mesin) untuk material lapen
– Pelebaran jalan milik daerah dengan menggunakan excavator
– Peningkatan jalan kondisi tanah dengan perkerasan telford atau corbeton
– Pembukaan dan pembangunan jalan interkoneksi menuju kawasan yang belum terakses roda 4.
– Peningkatan kualitas dan Pembangunan jembatan
Pengaspalan Hotmix
Pada awal kepemimpinan Bupati Nikson Nababan tahun 2014 pengaspalan dengan hotmix tidak popular. Jalan ke pedesaan masih banyak yang rusak parah dan berlobang lobang. Kalau musim hujan tergenang air, musim kemarau banyak debu. Sebagai contoh, jalan dari Lapo Gambiri Desa Parbubu Dolok Kecamatan Tarutung menuju Desa Pancurbatu Kecamatan Adiankoting tidak pernah mulus. Selanjutnya, dari Pancur Batu ke Torhonas Siantar Naipospos tidak bisa dimasuki kendaraan bermotor roda empat bahkan roda dua. Demikian juga di Kenegerian Sigotom, jalan desa di Kecamatan Siatas Barita (Lobu Hole, Simanampang, Sidagal), Kecamatan Pagaran dan Kecamatan Parmonangan. Sebelum kepemimpinan Nikson Nababan, jalan rusak itu umumnya sudah diaspal berkali kali dengan mempertahankan pekerjaan lapen.
Kebijakan Nikson Nababan meningkatkan kualitas jalan menuju pedesaan dari lapen (lapisan penetrasi) menjadi hotmix mendapat sambutan masyarakat. Selain kualitasnya lebih terjamin, ketahanannya lebih lama. Pengaspalan jalan dengan aspal hotmix diakui minim penyertaan tenaga kerja setempat sebagai upaya peningkatan pendapatan penduduk. Namun karena terbukti sangat epektif, metode ini menjadi pilihan utama Pemkab Tapanuli Utra untuk membangun akses transportsi dari kota ke pedesaan dan sebaliknya.
Tingkat penyebaran pembangunan jalan dengan aspal hotmix sangat terkait dengan jumlah jalan kabupaten yang sudah terbuka (lapen) di setiap kecamatan. Baik jalan antar kecamatan dan jalan antar desa yang dibangundalam rangka membuka hubungan interkoneksi dengan dusun yang sangat terkait dengan mobilitas kegiatan ekonomi.
Sejak tahun 2014 s/d 2022 telah dicapai pembangunan infra struktur jalan hotmix: 380.71 km, Lapen 369.88 km, dan perkerasan 109.12 km.
Dari data Dinas PUTR Tapanuli Utara diperoleh data, total jembatan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah 111 unit dengan tota panjang 1.351 meter yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Dari jumlah tersebut 99 unit diantaranya dibangun saat kepemimpinan Nikson Nababan.(yang dibangun baru dan yang diganti) maupun jembatan yang dipelihara/direhabilitasi yang pelaksanaannya melalui pihak ketiga ataupun kerjasama dengan TNI.
Pola Gotong Royong
Salah satu kebijakan Nikson Nababan dalam membangun infrastruktur jalan adalah menerapkan pola gotong royong. Alat-alat berat yang dimiliki Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) diberdayakan untuk membantu masyarakat membuka atau memperlebar jalan. Pekerjaan ini tidak pernah dipihak ketigakan (ditenderkan). Sehingga intensitas pembukaan dan pelebaran jalan di Tapanuli Utara meningkat dengan significant.
Menghubungkan Parmonangan Barat dan Timur
Tidak semua desa di Kecamatan Parmonangan terkoneksi dengan Ibukota Kecamatan Desa Manalu. 14 desa terpisah oleh hutan dan jurang. Tersirat Kecamatan Parmonangan dibagi menjadi dua bagian, Parmonangan Barat dan Parmonangan Timur. Ada empat desa di Parmonangan Barat masing-masing Desa Batuarimo, Manalu Dolok, Manalu Purba dan Purba Dolok yang sejatinya memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dengan kesepuluh desa lainnya yang ada di Parmonangan Barat.
Pada tahun 2011, saya bersama rombongan besar melakukan perjalan di Kecamatan Parmonangan. Perjalanan jalan kaki itu cenderung saya sebut ‘lintas alam’ (cross coutry). Dimulai dari Desa Manalu – Pertenghan- Simarsalaon – Tumus- Hajoran.Dari Simarsalon menuju Tumus tidak ada jalan desa. Lebih kurang 7 km melewati jalan tikus, naik turun menerobos hutan belantara. Perjalanan itu memakan waktu hampir 7 jam dan cukup melelahkan. Ternyata jalan yang kami lalui itu adalah jalan yang digunakan penyadap kemenyan, pengambil rotan dan pengambil hasil hutan lainnya, bukan jalan umum.
Nikson Nababan pada awal kepemimpinannya, Nikson berikrar untuk membuka dan meningkatkan kualitas jalan menghubungkan Parmonangan Timur dan Barat. Pembangunan dilakukan secara bertahap dengan mengutamakan pola gotongroyong.
Walaupun masih ada beberapa titik yang perlu dibenahi, rute ini telah dapat dilalui kendaraan roda empat. Sebagian dibangun dengan aspal hotmix, pada titik yang rawan longsor dan kondisi tanah yang labil, dibangun dengan rabat beton.
Sebuah jembatan di Aek Simarsalaon dibangun dan diberi nama Jembatan Megawati. Jembatan ini strategis untuk kedua wilayah terutma untuk transportasi angkutan hasil bumi. Jembatan Aek Simarsalaon selesai dibangun akhir tahun 2021.
Juga dengan mengutamakan gotongroyong, Nikson membuka jalan interkoneksi antar desa yang berdekatan berpeluang untuk peningkatan ekonomi masyarakat jangka panjang.Hutan diantara Parmonangan Timur dan Barat yang menyimpan potensi alam bernilai ekonomis tinggi dapat dimanfaatkan tanpa melanggar Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Perppu Cipta Kerja).
Dengan pembangunan jalan yang berkelanjutan di Kecamatan Parmonangan, diharapkan kegiatan ekonomi di kecamatan yang kaya hasil bumi itu akan meningkat. Investor yang sudah berkegiaan akanlebih nyaman meningkatkan investasinya dan pada sisi lain akan memberi kenyamanan bagi investor baru.
Walaupun kondisi jalan masih belum sempurna, masyarakat keempat desa di Parmonangan Barat saat ini sudah bisa berinteraksi dengan masyarakat di Parmonangan Timur terutama keibukota Desa Manalu.
Tidak dapat dipungkiri, karena kedekatan geografis dan infrastruktur jalan yang baik, sampai saat ini masyarakat empat desa di Parmonangan Baratmasih lebih banyak berinteraksi dan melakukan transaksi ekonomi ke Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.
Kecamatan Siatas Barita
Masyarakat Kecamatan Garoga, Pangaribuan dan sebagian Sipahutar bersyukur atas peningkatan kualitas jalan dari Kecamatan Siatas Barita menuju Desa Tapian Nauli IV (Onan Tukka) Kecamatan Sipahutar. Jalan yang sudah diaspalt hotmix tersebut menjadi jalan alternatif menuju kota Tarutung. Terutama saat jalan Provinsi Sipahutar-Tarutung rusak parah, pengguna jalan mengirit waktu lebih kurang satu jam.
Jalan tersebut juga telah mendorong peningkatan ekonomi bagi masyarakat Desa Sidagal, Simanampang, Lobuhole dan Simorangkir.
Membebaskan Keterpencilan Kecamatan Adiankoting
Desa Siantar Naipospos (Torhonas) yang dikategorikan terpencil sekarng sudah dapat dilalui kendaraan roda empat. Sebelumnya, masyarakat desa ini mengangkut hasil pertanian dilakukan dengan memikul atau menggunakan angkutan tradisionalHoda Boban (angkutan barang dengan menggunakan kuda). Namun pada tahun 2015 Nikson Nababan mulai meningkatkan kualitas jalan dari Pancur Batu ke Torhonas – Siantar Naipospos dan tahun 2020 akses transportasi roda empat sudah terbuka kedesa ini.
Pada kunjungan jurnalis saya menuju Desa Siantar Naipospos, masyarakat yang saya temui menyebutkan, saat ini produk pertanian dan perkebunan mereka sudah langsung dijemput pedagang penampung dengan kendaraan roda empat. Warga perantau yang pulang kampung juga sudah ada yang menggunakan kendaraan roda empat.
Setelah peningkatan kualitas infrastuktur jalan, saat ini masyarakat Siantar Naipospos sudah memiliki 6 unit kendaraan roda empat (mobil) yang digunakan sebagai sarana transportasi umum (angkutan orang dan angkutan hasil bumi) dan puluhan sepeda motor.Warga setempat merasa terbebas dari keterpencilan serta menjadi peluang kemajuan untuk jangka panjang.
Kecamatan Pangaribuan
Peningkatan kualitas jalandengan perkerasan dari Onan Sabtu Batu Manumpak Dusun Sibudil Kecamatan Pangaribuan tembus ke Desa Parincoran (Kecamatan Garoga) menjadi harapan masyarakat dua kecamatan. Jalan interkoneksi antar desa/kecamatan ini berpeluang menjadi jalan alternatif bila jalan Provinsi Pangaribuan – Garoga tetap dalam kondisi rusak parah.).
Dusun Sibudil berada di pertenghan dihuni 77 kepala keluarga. Sebelumnya desa ini dikategorikandesaterpencil karena berada di dipebukitan dan dikelilingi hutan lebat dan dan akses transportasi belum sepenyhnya dibangun. Masyarakat masih harus berjalan kaki ke Desa Batu Manumpak.Namun pada tahun 2023, pembangunan jalan sudah sampai di desa ini walaupun masih dalam tahap perkerasan dan dapat dilalui kendaraan roda empat.Sementara dari desa ini sudah ada jalan setapak yang dibangun masyarakat menuju Desa Parincoran Kecamatan Garoga.
Hutan antara Desa Batu Manumpak Kecamatan Pangaribuan – Desa Parinsoran Kecamatan Garoga juga menyimpan potensi ekonomis yang luar biasa.Selain hasil kayu hutan, juga potensi kandungan bumi berbagai jenis bebatuan.
Kecamatan Garoga
Camat Garoga Budiarjo Nainggolan menyebutkan, jalan dari Parincoran ke Pangorian, Simpangbolon, Pargawahan sampai ibukota Garoga Sibargot tinggal 2 km lagi yang sedang dikerjakan pengaspalan Hotmix. Dan semua desa di kecamatan itu sudah mempunyai akses jalan antar desa.
Disebutkan, bila jalan dari Desa Batu Manumpak Kecmatan Pangaribuan – Desa Parincoran Kecamatan Pangaribuan dilanjutkan pada tahun 2023 dan tahun 2024, akan berdampak ekonomis jangka panjang kepada masyarakat di dua kecamatan.
Kecamatan Simangumban – Purbatua
Masyarakat Kecamatan Simangumban-Sibulanbulan–Onan Joro (Purbatua) dan Pahae Jae (Sarulla) menyampaikan rasa bangga atas peningkatan kualitas jalan interkoneksi antar tiga kecamatan itu. Hampir tidak ditemukan lagi jalan yang kopak kapik sebagaimana sebelum Nikson Nababan.Pengaspalan hotmix sepanjang jalan itu telah memperlancar arus transportasi pemasaran hasil pertanian mereka.
Masyarakat Muara Tolang Kecamatan Simangumban dapat merasa lega setelah pembaningkatan kualitas dan perlebaran Jalan Simangumban- Muara Tolang.
Kecamatan Pahae Julu
Alat alat berat juga dikerahkan di Kecamatan Pahae Julu untuk pembangunan jalan interkoneksi ke areal yang sebelumnya tidak dapat dilalui kendararaan roda empat, antara lain Jalan Pantis-Soporaru menuju Kenegerian Sigotom Kecamatan Pangaribuan.
Pembukaan jalan dari Kecamatan Tarutung dibangun dengan pola gotongroyong yang menghubungan Banuarea, Desa Parbubu 1 dan 2 dan Desa Siandorandor Kecamatan Tarutung menyambung ke Desa Simataniari Kecamatan Pahae.
Walaupun belum tuntas, ruas jalan tersebut telah bisa dilalui dengan kendaran roda dua.Dengan terbukanya akses tersebut lahan pertanian baru akan segera bisa produktif begitu juga hasil hutan seperti kemenyan. Pembukaan jalan tersebut juga berpotensi menjadi jalan alternatif transportasi interkoneksi desa dan kecamatan.
Jalan Ir Sukarno
Jalan Ir Soekarno, jalan nasional lingkar luar Siborongborong dari Desa Sitabo Tabo tembus Lobu Siregar ke Silangitsepanjang 13,2 kmmerupakan hasil perjuangan Nikson Nababan kepada pemerintah pusat. Pembangunan yang dilaskanakan secara bertahap itu merupakan jalan alternative untuk menghidari kepadatan lalu lintas di kota Siborongborong.
Dari pantauan saya, pembukaan Jalan Sukarno tersebut telah menaikkan nilai jual tanah dan menumbuhkan kegiatan ekonomi di sepanjang jalan. Hal ini akan terus berkembang dan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Tapanuli Utara.
Kesimpulan Saya
Karya pembangunan strategis yang dilaksanakan Nikson Nababan menjelang 10 tahun kepemimpinannya merupakan hal yang mendasar (fundamen) pembangunan berkelanjutan ke depan.
Peningkatan kualitas dan pembangunan infrastruktur jalan terutama dengan pola gotongroyongtelah meningkatkan mobilitas masyarakat dari dusun ke desa, dari desa ke kota dan sebaliknya. Dalam rentang waktu jangka panjang berdampak pada pembangunan sektor lain seperti pertanian, kehutanan, pendidikan, budaya dan pariwisata yang keseluruhannya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal ini akan berpengaruh pada percepatan kemajuan desa di Tapanuli Utara yang akan memperkuat ekonomi perkotaan. “Desa maju, kota kota kuat, Indonesia Berdikari”
Di sektor kehutanan, pembangunan infrastruktur yang significant itu, untuk waktu jangka panjang akan mempermudah komunitas masyarakat adat untuk mengelola seluas 2.470 ha Hutan Hukum Adat.
Satika Simamora
Ini adalah saran saya:
1. Pembukaan jalan dengan pola gotongroyong, tidak dipihakketigakan (tidak ditenderkan) sebaiknya menjadi pola yang akan berkelanjutan pada kepemimpinan Bupati yang terpilih pada tahun 2024.
2. Untuk melindungi kualitas jalan tetap terpelihara, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara hendaknya menerapkan kepatuhan penggunaan jalan sesuai dengan klasifikasi tonase yang diperbolehkan.
3. Satika Simamora SE MM saat menjadi Ketua Dekranasda dan Ketua Tim Penggerak PKK telah melaksanakan tugas, peran dan tanggungjawabnya. Sebagai istri seorang Bupati, ia tidak terpisahkan dari upaya pemberhasilan pembangunan di Tapanuli Utara. Dengan penetahuan yang mumpuni serta pendekatan humanis yang tinggi. Ia tercermin tidak mengenal lelah melakukan pembinaan kepada masyarakat terutama kalangan pelaku UMKM, pelajar, anak-anak dan masyarakat lanjut usia (lansia).
Saya melihat, Satika Simamora memahami betul posisinya sebagai istri Bupati yang melakukan kegiatannya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Ia sosok yang mandiri, tidak pernah mengatasnamakan Bupati di beberapa kegiatan.
Saya menyarankan, Satika Simamora agar diberi kesempatan oleh masyarakat untuk berpartisipasi dan mewujudkan pembangunan keberlanjutan di Tapanuli Utara melalui Pilkada 27 Nopember .2024 mendatang.
Horas…