Unggul di Pulau Jawa, Ketua Tim Kampanye Jokowi Kemungkinan Anak Muda

unggul di pulau jawa

topmetro.news – Meski hingga saat ini, belum ada nama yang dipastikan menjadi ketua tim kampanye, namun elektabilitas Jokowi-Ma’ruf, masih unggul di Pulau Jawa. Hasil survei itu dikeluarkan oleh Alvara Researh Center, kemarin.

Mengenai ketua tim kampanye, sebelumnya, sudah muncul tiga nama anak muda yang berpeluang menduduki jabatan itu, antara lain: Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir, Direktur Utama NET Mediatama Televisi Wishnutama, dan presenter Najwa Shihab.

Menurut Sekjen DPP Perindo Ahmad Rofiq, nama Najwa dan Erick masih dalam pembahasan. “Harus diberikan kepercayaan diri bahwa dengan kekuatan tim yang Pak Jokowi miliki sekaligus apa yang Pak Jokowi ke depan, tentu akan lebih banyak berkarya untuk kepentingan milenial,” kata Rofiq, Senin (27/8/2018).

Dikatakannya, bahwa memang, sepertinya ada keinginan Jokowi untuk anak muda untuk timnya. Hal itu berdasarkan fakta, bahwa terdapat 50 persen pemilih muda di Pilpres 2019. Sehingga memang dibutuhkan sosok anak muda berprestasi dan dianggap mewakili generasi milenial.

Namun disampaikan, sesuai kesepakatan koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma’ruf, masalah pemilihan Ketua Tim Kampanye Nasional adalah ranah Jokowi. “Koalisi itu kan sifatnya hanya menjaring aspirasi saja. Bahwa apa yang telah dilihat nama-nama itu itu kan kembali ke Pak Jokowi,” ujarnya.

Sebelumnya, meski tidak menampik kemungkinan ketua tim kampanye dari kalangan anak muda, namun Jokowi mengatakan, hal terpenting bukan usia. Tetapi ide dan gagasan.

“Yang paling penting sekarang ini kan ide dan gagasan. Bukan masalah muda dan tua. Muda pun kalau gagasannya ‘jadul’ ya gimana? Tua tapi gagasan idenya muda, kekinian? Ya itu,” tambahnya.

BACA JUGA:

PBB Masih Menunggu Peluang Capres Alternatif

Unggul di Pulau Jawa

Sementara itu, berdasarkan hasil survei yang digelar Alvara Research Center, Pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul di Pulau Jawa. Lalu Pasangan Prabowo-Sandiaga ungul di Pulau Sumatera.

Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di Pulau Jawa 61,7 persen. Ini terpaut jauh dengan elektabilitas Prabowo-Sandiaga sebesar 27,5 persen. Dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 10,9 persen.

Kemudian di Pulau Sumatera, Prabowo-Sandiaga unggul dengan elektabilitas 48,9 persen dan Jokowi-Ma’ruf 41,0 persen. Belum memutuskan pilihan 10,2 persen.

Hal ini pun dianggap menjadi keuntungan Jokowi-Ma’ruf. Pasalnya, 50 persen lebih pemilih Indonesia berada di Pulau Jawa dan hanya 21 persen berada di luar Jawa.

“Jokowi-Ma’ruf posisinya tinggal memperlebar margin elektabilitas di Jawa dan memperkecil margin di Sumatera. Jokowi-Ma’ruf harus menang semua provinsi di Jawa termasuk di Jawa Barat dan Banten karena Jokowi kalah di dua provinsi ini di Pilpres 2014. Kalau Jokowi menang 60 persen di Jawa, relatif aman,” tutur Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali.

Sementara Prabowo-Sandiaga tentunya harus memperkecil margin elektabilitas di Pulau Jawa dan memperbesar perbedaan di Pulau Sumatera.

Survei ini digelar 12-18 Agustus 2018, menggunakan multi-stage random sampling, melibatkan 1.500 responden berusia 17 tahun ke atas. Sampel dari seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error 2,53 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengaruh Suara Dari Timur

Meskipun jumlah suara di luar Pulau Jawa dan Sumatera hanya kurang lebih 25 persen, namun menurut Hasanuddin, tetap harus jadi perhatian. Menurut dia, suara dari Sulawesi, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua tetap menentukan.

Kata dia, dengan tidak adanya lagi Jusuf Kalla, maka suara dari Sulawesi bisa saja mengarah ke Prabowo. Demikian juga di NTB, basis Prabowo masih kuat. “Sementara Kalimantan, di setiap provinsinya mempunyai karakteristik masing-masing,” pungkas dia. (TMN)

Related posts

Leave a Comment