Stop Politisasi Bencana!

politisasi bencana

topmetro.news – Ketua tim pemenangan capres cawapres nomor urut satu, Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta setiap pihak untuk menghentikan politisasi bencana alam. Termasuk gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Ditegaskan, gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah merupakan bencana kemanusiaan. Hal itu perlu mendapat perhatian seluruh elemen bangsa. Seluruh komponen negara harus bekerja secara optimal tanpa terhalang oleh opini apa pun.

“Sikap TNI, Polri, dan BNPB yang cekatan karena kemampuan fasilitas dan jaringan yang memadai cukup memberi harapan bagi penanganan bencana di wilayah itu,” kata Dedi dalam siaran persnya, Minggu (30/9/2018).

BACA JUGA: Sempat Dikira Hoax, Video Tsunami Palu Benar Terjadi

Politisasi Bencana tak Beretika

Oleh karena itu, Kang Dedi, sapaan Dedi Mulyadi menilai, tidak etis jika ada pihak yang masih berbicara soal politik. Apalagi sekadar dampak elektoral dalam pilpres.

Padahal masyarakat Sulawesi Tengah menderita akibat bencana dan memerlukan bantuan sesegera mungkin dari negara. Ketimbang menarik ke ranah politik, seluruh elemen masyarakat sudah seharusnya bahu-membahu meringankan beban masyarakat Palu dan Donggala.

“Hentikan politisasi bencana. Mari bekerja bersama meringankan derita mereka. Urusan Pilpres 2019, biarkan rakyat menentukan pilihannya sendiri. Presiden Republik Indonesia 2019 sudah ada garis takdirnya,” kata Dedi.

Menurutnya, seluruh jaringan dan fasilitas negara akan mampu bergerak di bawah kendali Presiden Republik Indonesia yang saat ini dijabat Joko Widodo. Untuk itu, penggunaan kekuasaan dalam memulihkan keadaan di wilayah yang terdampak bencana tidak dapat dihindarkan.

“Penggunaan kekuasaan untuk memulihkan keadaan adalah hal yang tidak bisa dihindarkan. Karena kalau fasilitas jabatan itu tidak digunakan maka derita yang lebih buruk akan diterima oleh masyarakat,” tegasnya.

Galang Dana Korban Gempa Sulteng

Sementara Wakil Ketum MUI Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, MUI menyampaikan duka yang sangat mendalam atas musibah gempa bumi dan tsunami di Donggala, Palu, dan sekitarnya. Gempa berkekuatan 7,4 skala richter itu telah menewaskan ratusan orang dan korban luka-luka.

Zainut mengatakan, MUI mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menggalang solidaritas nasional. Juga bahu-membahu, bergotong royong dan bekerja sama untuk membantu para korban yang sedang ditimpa musibah, sehingga dapat meringankan beban yang dihadapi mereka.

“Dengan semangat kerjasama dan gotong royong Insyaallah kita akan bisa menyelesaikan masalah dengan baik,” kata Zainut dalam siaran persnya, Minggu (30/9/2018).

Selanjutnya, Zainut juga mengajak masyarakat untuk mendoakan para korban agar diberi ketabahan dan kesabaran menghadapi musibah. “Kami berdoa semoga korban yang meninggal dunia husnul khotimah, diampuni semua dosa-doanya dan ditempatkan di surga oleh Allah SWT. Dan keluarga korban yang ditinggalkan semoga diberikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan iman,” ujarnya.

Segera Ambil Langkah Darurat

Selanjutnya, MUI mengimbau kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah darurat mengatasi musibah tsunami dan gempa tersebut. Dilakukan dengan mengutamakan keselamatan jiwa manusia, mengevakuasi dan mengurus jenazah korban. Juga mencukupi kebutuhan dasar seperti air bersih, kecukupan bahan makanan, tempat pengungsian. Lalu mencukupi tenaga medis dan obat-obatan, serta memulihkan jaringan transportasi, listrik dan telekomunikasi.

Zainut juga mengatakan, untuk ke depannya, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia terkait wilayah rawan gempa. Sehingga masyarakat mengetahui daerah mana saja yang rawan gempa. Juga bagaimana cara untuk mengatasi jika terjadi gempa. Dengan demikian masyarakat lebih memiliki kesiapan untuk menghadapi musibah yang akan terjadi. (TMN)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment