Dodi Alex Nurdin: Media Siber Sangat Efektif Sosialisasi Program Pilkada

sosialisasi program Pilkada

topmetro.news – Efektif dan masif. Itulah salah satu kelebihan menggunakan media mainstream berbasis digital (media siber) dalam melakukan sosialisasi program dalam menghadapi Pilkada.

Dari data yang ada pemilik gawai mencapai 60 hingga 70 persen Warga Indonesia membuat media siber lebih efektif dan masif dalam menyampaikan pesan.

“Keberadaan media siber, terkait sosialisasi menghadapi Pemilihan Kepala Daerah sangat efektif. Termasuk untuk mensosialisasikan berbagai program pemerintahan,” kata Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) bertempat Hotel Marbella, Serang, Banten, Sabtu (27/9/2020).

Lanjutnya, media siber juga mereka anggap mitra penting dan tentu mendapat pembinaan dengan baik. “Tak kurang 72 media siber dalam daerah kami yang bekerja sama dengan pemkab dalam rangka memajukan dan mensejahterakan masyarakat,” lanjutnya.

Pengaruh Media Siber

Dodi mengaku, saat kampanye baik untuk menjadi anggota DPR RI ataupun saat Pilkada Musi Banyuasin, ia memanfaatkan media siber untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya.

“Hasilnya sangat efektif. Saat hendak menjadi anggota DPR RI, saya mendapatkan suara terbanyak ketiga se-Indonesia sesudah bawah Mbak Puan dan Mas Ibas. Dan media siber juga membantu saya untuk terpilih menjadi Bupati Musi Banyuasin,” jelas putra mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin ini.

Lebih jauh, Ketua DPD Partai Golkar Sumsel itu menjelaskan, bahwa media siber memiliki beberapa keunggulan ketimbang media konvensional. Terutama dalam hal kecepatan menyampaikan informasi.

Selain itu menurut Dodi, media siber sangat luar biasa karena bisa masuk langsung ke ruang privat. Sehingga tak tertandingi oleh media mana pun. Media siber, lanjutnya, juga bisa bermanfaat bagi masyarakat atau parpol, untuk melihat rekam jejak orang yang akan mereka pilih atau usung.

“Di media siber, footprint atau jejak digital seseorang akan mudah terlihat karena sulit dihapus. Hal ini lah yang membuat media siber sangat efektif untuk menyaring mereka yang akan dijadikan pemimpin,” jelas Dodi.

Namun begitu, Dodi mengingatkan, dengan kekuatan tersebut membuat media siber sangat rentan disalahgunakan. Termasuk untuk mendiskreditkan salah satu paslon dalam Pilkada.

Untuk itu Dodi berharap agar para pengelola media siber harus memiliki etika dengan tidak menyebarkan hoaks. Serta tetap adil dan objektif terhadap semua paslon walaupun tidak bekerjasama dengan medianya.

“Yang paling utama adalah pengelola siber tidak menjadi timses. Dan tetap adil dan objektif dan tidak melakukan black campaign,” pungkas Dodi.

penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment