Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Rutin Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Ptugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

Topmetro.news Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Supartono, menerangkan pihaknya terus melakukan penyemprotan cairan disinfektan di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, menyusul merebaknya kasus pandemi Covid 19 belakangan ini. Bahkan, penyemprotan dilakukan hingga 2 kali dalam sepekan.

“Pasca merebaknya kasus pandemi Covid 19, kita terus melakukan pencegahan. Baik memberikan vaksin kepada pegawai maupun penyemprotan cairan disinfektan di kantor. Penyemprotan dilakukan setiap pulang kantor. Agar tidak mengganggu aktifitas pekerjaan,” terang Supartono, Kamis (19/11/2020).

Supartono juga menjelaskan, pihaknya juga rutin melakukan rapid maupun swab terhadap pegawai pada kantor tersebut. “Selain dari kantor, kita juga berkordinasi dengan tim gugus tugas untuk penanganan Covid 19,” paparnya.

Untuk pelayanan permohonan keimigrasian, Supartono juga mengaku mengalami penurunan pada masa pandemi Covid 19. Dari kuota yang sebelum Covid 19 mencapai 200 permohonan, saat ini rata-rata permohonan perhari mencapai 30 berkas.

“Sebelum Covid 19 kemarin, perhari berkas yang masuk mencapai 200-an. Sekarang pasca Covid 19, perhari paling banyak 30 orang. Sedangkan untuk booth, kita hanya buka 5 dari 10 booth pelayanan yang tersedia,” tambah Supartono.

Terapkan 3 M

Dia menjelaskan, setiap pemohon yang masuk ke Kanim Kelas I Khusus Medan diharuskan untuk mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak (3M). Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran Covid 19 di Kanim Kelas I Khusus Medan.

“Jadi, setiap orang yang masuk ke kantor, harus diperiksa suhu tubuhnya, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Sedangkan untuk pegawai wawancara, kita mewajibkan untuk menggunakan face shield,” bebernya.

Untuk pelayanan keimigrasiaan di bandara, kata Supartono, Unit Layanan Paspor (ULP) di Bandara Kuala Namu telah tutup operasional sejak pandemi Covid 19. Sebab, tidak ada layanan sehingga operasional menjadi tutup.

“Sejak Covid 19, ULP sudah tutup karena tidak ada layanan. ULP baru buka sejak awal November saja. Itupun permohonan disana rata-rata 5 sampai 10 berkas. Paling banyak 15 permohonan,” urainya.

Dia juga meyakini, hasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengurusan keimigrasiaan di Kanim Kelas I Khusus Medan tidak akan maksimal. Dia memprediksi capaian PNBP hanya 60 persen dari 100 persen target yang telah ditetapkan.

“Untuk mengantisipasi rendahnya capaian PNBP, Imigrasi telah melakukan terobosan dengan membuka layanan Eazy Pasport dengan melakukan jemput bola. Untuk tahap pertama, Imigrasi Medan berhasil melayani 80 berkas di Cafe Kok Tong, lalu tahap kedua berhasil melayani 50 permohonan di Kabupaten Karo,” tambahnya.

Terkait penerbangan, kata Supartono, hanya pesawat carter. Sedangkan penerbangan reguler, belum ada. “Untuk Rabu (18/11/2020) kemarin, keberangkatan hanya 3 WNA, sementara kedatangan cuma 3 WNA dan 2 WNI,” sebutnya.

 

 

REPORTER : THAMRIN SAMOSIR

MEDAN – SUMATERA UTARA

Related posts

Leave a Comment