Dilema Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid 19

Wabah Corona Virus

topmetro.news – Wabah Corona Virus yang melanda dunia sejak Januari lalu sampai saat ini masih terus berlanjut. Hal ini membuat semua terdampak, mulai dari sektor ekonomi, kesehatan maupun pendidikan.

Dalam bidang pendidikan, pemerintah mengambil kebijakan menghentikan sistem belajar tatap muka. Kemudian memberlakukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar dari rumah.

Seperti yang terjadi di Aceh Singkil. Semenjak mewabahnya Pandemi Corona Virus, Pemkab Aceh Singkil telah menerapkan PJJ secara keseluruhan sejak pertengahan Agustus lalu sampai saat ini. Mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Atas hal ini, para orangtua sangat merasa sangat terbebani dan kesulitan, karena harus mendidik anak dari rumah. Pasalnya dengan anak belajar di rumah, harus mendapat perhatian dan waktu khusus bagi orangtua untuk mendampingi anak belajar. Padahal di tengah wabah Covid 19 ini, orangtua juga harus mencari nafkah, apalagi dengan ekonomi yang tak stabil.

“Kami sangat terbebani dengan diliburkannya seluruh pelajar. Untuk ekonomi saja sudah banting tulang mencari. Bertambah lagi dengan meluangkan waktu untuk mengajari anak anak dari rumah,” ucap Lia salah seorang ibu rumah tangga.

“Kami mohon lah agar kiranya pemerintah mengambil kebijakan agar para anak anak kami bisa bersekolah,” tutur Lia.

Orangtua lainnya, Nur mengatakan, Pembelajaran Jarak Jauh rasanya tidak efektif. Karena kebanyakan anak lebih banyak bermain daripada belajar seperti seharusnya. Apalagi orangtua juga banyak yang tidak memiliki kemampuan sebagai guru dalam mendidik anak belajar.

“Kami merasa lebih efektif pembelajaran secara tatap muka dari pada harus belajar dari rumah. Kami merasa sangat terbebani sekali. Selain mengurus suami, mengurus rumah tambah lagi meluangkan waktu mengajari anak. Kami juga tidak memiliki kemampuan mengajar seperti layaknya guru. Jadi kami tak sanggup bila hal ini terus berlanjut,” ujar Nur.

Penjelasan Kadis Pendidikan

Menanggapi keluhan Ibu-ibu rumah tangga tersebut, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil Khalilullah, menjawab pertanyaan dari reporter topmetro.news dari ruang kerjanya mengatakan, berbagai upaya terus mereka lakukan. Namun akibat wabah ini, maka belum juga bisa mulai pemberlakuan sistem pembelajaran secara tatap muka.

Ia mengakui keadaan ini menjadi dilema dalam dunia pendidikan. Tetapi tetap harus berjalan karena Covid-19.

“Ini memang jadi dilema bagi kita, namun kita sudah berupaya agar pembelajaran secara tatap muka dilaksanakan. Tetapi semua itu masih terkendala dengan wabah Covid-19 ini. Kita tahu sendiri bahwa sampai detik ini masih saja ada warga yang terpapar Covid 19. Dan itu sangat berpengaruh,” terang Khalilullah.

Lanjutnya, Dinas Pendidikan sudah menyurati Tim Gugus Tugas Kabupaten Aceh Singkil meminta rekomendasi agar pembelajaran secara tatap muka segera dibuka. Namun belum mendapat ijin.

“Karena bagaimana pun, yang bisa mengeluarkan rekomendasi hanya dari Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Aceh Singkil,” tuturnya.

Menjawab konfirmasi, Bupati Aceh Singkil Dulmusrid selaku Ketua Tim Gugus Tugas Kabupaten Aceh Singkil menyatakan, belum bisa memberi ijin belajar tatap muka, karena penyebaran Covid-19 dalam wilayah Aceh Singkil sudah semakin meluas. Sehingga ada kekhawatiran, akan terpapar ke siswa/i sekolah jika ada pemberlakuan belajar tatap muka.

“Ini kan penyebarannya semakin meluas. Hampir pada semua kecamatan. Kalau kita buat tatap muka dan kemudian terpapar ke anak-anak kita bagaimana. Kan bahaya,” pungkasnya.

reporter | Rusid Hidayat Berutu

Related posts

Leave a Comment