Pengaruh Besar Plat Kuning Jadikan Aceh Singkil Jadi Kabupaten Termiskin se-Aceh

Aceh provinsi termiskin

topmetro.news – Viralnya persoalan Aceh menjadi provinsi termiskin se-Sumatera dan Kabupaten Aceh Singkil juga menjuarai rangking terakhir dari 23 kabupaten kota se-Aceh, menurut data Badan Pusat Statistik mendapat titik terang.

Indikator mengatakan, Aceh termiskin. Begitu juga Kabupaten Aceh Singkil. Ini mengacu pada devinisi dari PBB, yakni kebutuhan dasar manusia 2.010 kilo kalori.

Seperti kata Kepala BPS Singkil Yuliato kepada reporter topmetro.news via selular, bahwa indikator Aceh Singkil termiskin itu terjadi pada tahun 2020 lalu.

“Itu data termiskin se-Aceh diraih Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2020 yang lalu. Sedangkan untuk tahun 2021 belum ada,” ucap Yuliarto, Minggu (21/2/2021).

Lanjut Yuliarto, biasanya sensus itu berlangsung pada Bulan Maret dan September. “Jadi kalau untuk tahun 2021 belum,” katanya.

“Sedikit saya sampaikan, bahwa reverensi itu bukan hanya dari satu indikator saja. Melainkan dari banyak Indikator. Jadi kalau dari segi konsumsi, memang di Aceh Singkil di bawah kebutuhan dasar manusia,” sambung Yuliarto.

“Tentu dalam hal, ini Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil harus terus bekerja memperbaiki data tersebut. Seperti plat kuning yang ditempel di rumah warga berpengaruh besar dan harus segera dievaluasi oleh pemerintah setempat. Agar hal ini tidak terjadi lagi,” masih tuturnya.

Katanya, kalau di segi ekonomi memang Kabupaten Aceh Singkil di bawah. “Namun masyarakat juga perlu tahu indikator pembangunan serta hal yang lain Kabupaten Aceh Singkil bisa jadi yang teratas,” tandasnya.

Faktor Kemiskinan di Aceh

Dari beberapa sumber yang dihimpun media ini, beberapa faktor yang diduga terkait dengan tingkat kemiskinan di Aceh pada periode Maret 2020 – September 2020.

  1. Ekonomi Aceh pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,10 persen, berbanding triwulan III-2019 (y-on-y).
  2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2020 (6,59 persen) lebih tinggi berbanding Februari 2020 (5,42 persen).
  3. Sebanyak 388 ribu penduduk usia kerja (10,01 persen) terdampak Covid-19 pada Agustus 2020. Baik itu menjadi pengangguran, sementara tidak
    bekerja, pengurangan jam kerja maupun menjadi bukan angkatan kerja (selain bekerja dan pengangguran).
  4. Bantuan sosial pusat dan daerah relatif berjalan dengan baik, sehingga kemiskinan tidak semakin parah.

Sedangkan cara mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut
garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).

  • Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan. Atau setara 2.100 kkalori per kapita per hari.
  • Garis kemiskinan bukan makanan adalah nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan. Serta kebutuhan pokok bukan makanan lainnya.
  • Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
  • BPS menggunakan metode ini sejak tahun 1998, supaya hasil penghitungan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu (apple to apple).

Indeks Kemiskinan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) & Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Aceh:

  • Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
  • Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi atau mendekati garis kemiskinan.
  • Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
  • Indekskedalaman kemiskinan naik dari 2,716 pada Maret 2020 menjadi 2,847 pada September 2020. Pada periode yang sama, Indeks Keparahan Kemiskinan naik dari 0,708 menjadi 0,831.

reporter | Rusid Hidayat Berutu

Related posts

Leave a Comment