Marzuki Alie, Sahabat SBY yang Memilih Berseberangan Jalan

Marzuki Alie

topmetro.news – Nama mantan Ketua DPR Marzuki Alie (2009-2014) tidak terdengar setelah tidak terpilih kembali ke Senayan periode 2014-2019. Namun namanya tiba-tiba muncul setelah namanya terkait dengan isu kudeta Partai Demokrat, sebagaimana tuduhan Agus Harimurti Yudhoyono.

Dan namanya semakin ramai menghiasi media setelah hadir dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). Di sana lelaki kelahiran Palembang, Sumatera Selatan 6 November 1955 itu, terpilih sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Dengan hadir di KLB, maka Marzuki sudah memilih jalan berseberangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal, SBY adalah sahabat Marzuki Alie ketika sama-sama berjuang membesarkan partai. Bahkan ketika SBY menjadi presiden, posisi ketua DPR diserahkan kepada Marzuki Alie, yang sejak sekolah selalu jadi juara kelas itu.

Pengakuan Marzuki Alie

Namun Marzuki mengakui bahwa hubungannya dengan presiden ke-6 itu sejak dulu tidak selalu hangat. “Jadi hubungan saya dengan Pak SBY itu panas dingin lah. (Itu mulai) Waktu 2005, (waktu) kongres saya nggak ikut arahan Bu Ani (almarhumah Ani Yudhoyono),” ujar Marzuki Alie, Kamis (4/3/2021) sehari sebelum KLB.

Marzuki Alie mengaku bahwa sebenarnya hubungannya dengan SBY sudah mulai renggang sejak Kongres Partai Demokrat 2005 itu. Ia tak pernah berkomunikasi langsung, meski sudah jadi Ketua DPR. Komunikasi dengan SBY selalu melalui perantara Ani Yudhoyono.

“Akhirnya sesudah itu (memang) ada komunikasi. (Tapi) tidak sebaik pada saat kita pemilu, pileg, pilpres, yang dengan Bu Ani akrab kan. Pak SBY kan selalu lewat Bu Ani kan. Tidak pernah kita (komunikasi) langsung. Begitu presiden, kan lewat ajudannya. Kadang-kadang juga lewat Bu Ani. Pak SBY tidak pernah langsung komunikasi dengan kita,” kata peraih doktor dari Universiti Utara Malaysia, Sintokh, Kedah ini.

BACA JUGA | Saatnya AHY Kumpulkan DPD dan DPC, Tunjukkan Demokrat Solid

Dan hubungan kedua sahabat itu mencapai titik terburuknya setelah KLB. Di mana salah satu keputusannya, selain mengangkat Moeldoko jadi ketua umum, juga mengahapus posisi Ketua Majelis Tinggi yang ada dalam ‘genggaman’ SBY. “Ketua Majelis Tinggi dicabut,” kata Marzuki Alie seperti menegaskan bahwa hubungan dengan SBY berakhir.

sumber | kompas.com

Related posts

Leave a Comment