Pura-pura Mendesah, Mata Tertutup, yang Diingat Cuma Anak di Rumah

TOPMETRO.NEWS – Ada cerita miris dari hasil penangkapan 6 wanita malam (PSK) Oleh Polsek Delitua baru-baru ini. Dari ke 6 PSK itu 2 diantaranya masih dibawah umur. Mereka dijaring saat sedang asyik menunggu pelanggan pria hidung belang di pinggiran Jalan Simpang Selayang Medan Tuntungan.

Sebagaimana diberitakan TOPMETRO.NEWS sebelumnya ke 6 PSK itu masing-masing Fat (26), Ev (33), Jah Boru Sem (36), Krist Boru Sit (31), keempatnya warga sekitar dan 2 gadis di bawah umur masing-masing Din (18), warga Jalan Jamin Ginting, dan Dev (18), warga Pasar V Padangbulan. Mereka ditangkap dalam rangka pengamanan bulan Ramadhan.

Nah, dalam pembicaraan singkat TOPMETRO.NEWS terhadap seorang PSK Ev (33) di kantor polisi, dia menyesali perbuatannya. Bahkan Ev mengaku berniat ingin mengakhiri semua ini.

”Suamiku pergi entah ke mana. Sudah lama tidak pulang ke rumah. Untuk menghidupi anak, aku tak punya jalan lain. Harus begini,” ujar Ev.

Selidik punya selidik ternyata Ev menikah dengan seorang pria yang belakangan diketahui pria itu jugalah yang menghamili dirinya. Pria itu, sebut saja Norman, setelah keluar dari penjara lantaran memerkosa Ev, selanjutnya menikahi dirinya. Nikmatnya hidup berumahtangga, hanya dirasakan sesaat saja. Setelah percekcokan antara Ev dengan Norman, pria itu memutuskan untuk pergi dari rumah, meninggalkan Ev dan seorang anak Balita.

Hingga kini tak ada kabar dari Norman. Sementara tuntutan hidup mau tak mau harus segera terpenuhi. Tak ada jalan lain, harus  ‘lewat jalan pintas’. Sejak itulah Ev berprofesi ganda. Tak hanya seorang ibu rumah tangga untuk anaknya semata wayang, dia juga harus menjadi pemuas nafsu para hidung belang.

Sehabis azan magrib, seperti biasa, Ev harus bersiap-siap. Dari rumahnya ke lokasi mangkal di pinggiran Jalan Simpang Selayang Medan Tuntungan tak perlu makan banyak waktu. Hanya berjalan kaki 10 menit dari rumah. Untunglah anaknya yang masih balita itu, dijaga ibunya di rumah.

”Ada ajalah alasan ke ibu, pergi ke luar. Biasanya bilang ke rumah teman,” ujar Ev.

Rupanya di lokasi itu dia tidak sendirian. Ada banyak PSK yang juga sedang mangkal di sana. Ingin mengais rezeki, Ev salah seorang dari wanita malam itu berupaya menarik simpatik setiap pengendara yang melintasi wilayah itu.

”Terkadang hanya 1 pelanggan. Tidak menentu. Kalau lagi ada rezeki, tamu bisa 3 orang semalaman. Kadang kosong juga,” ujar Ev bernada datar.

Biasanya, patokan tarif minimal Rp300.000. Tapi bila bookingan sampai pagi, Ev mematok Rp1 juta. Tergantung negosiasi.

Dalam melayani ‘konsumen’, Ev mengaku sering mendapat perlakuan kasar. ”Kalau tak mau dituruti permintaan mereka (konsumen, red), sering dijambak, sering dipukul, diludahi juga pernah. Kalau kata-kata kasar sudah makananlah tiap malam,” kenang Ev.

Dia mengaku melayani tamu memang menjadi kewajiban. Itu lantaran ada tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan mendapatkan 3 lembar pecahan seratus ribuan, baginya sudah dapat memenuhi kebutuhan satu hari.

”Tapi itu dia, tak ada kenikmatan. Pura-pura mendesahlah, mata tertutup. Tapi yang diingat cuma anak di rumah,” keluhnya.

Dalam doanya setiap melayani pelanggan, menemukan pria yang baik hati, tidak pelit dan cepat tuntas di ranjang. (editor3)

Related posts

Leave a Comment