Wakil Bupati Langkat dan Ketua DPW PNTI Sumut Kunjungi Pelatihan Pengolahan Gula Nipah

Pemkab Langkat mendukung pelatihan membuat gula nipah

topmetro.news – Guna mewujudkan Kabupaten Langkat sebagai daerah penghasil gula nipah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat pesisir, Pemkab Langkat mendukung pelatihan membuat gula nipah yang terselenggara oleh Yayasan Konservasi Pesisir Indonesia (YAKOPI).

Bupati Langkat Terbit Rencana PA melalui Wakil Bupati H Syah Afandin SH membuka pelatihan proses pembuatan gula nipah di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Langkat, Selasa (14/12/2021).

Dalam kesempatan itu, Wabup mengaku bangga ada lembaga yang peduli kepada peningkatan ekonomi masyarakat. Terlebih di masa pandemi Covid-19. “Atas nama pribadi dan Pemkab Langkat, saya ucapkan terimakasih dan sangat mengapresiasi. Selamat dan sukses atas pelaksanaan kegiatan ini,” ujar Wapub Syah Afandin.

Potensi Nipah

Sementara Ketua DPW PNTI (Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia) dan juga Presidium KPP-KTA (Komite Percepatan Pembentukan Kabupaten Teluk Aru) Adhan Nur berharap, pelatihan dapat terselenggara di semua wilayah Kabupaten Langkat. Sebab menurutnya, potensi nipah di Langkat sangat besar. Terlihat sembilan kecamatan dari 23 kecamatan yang ada di Langkat, letaknya di pesisir.

Adhan Nur mendoakan tujuan dari kegiatan akan memberikan alternatif penambahan pendapatan bagi masyarakat segera terealisasikan.

“Proses kegiatan pembuatan gula nipah, saya harapkan akan mampu menjadi tambahan penghasilan masyarakat. Sehingga dapat menguatkan kebersamaan untuk memberikan partisipasi positif bagi pembangunan daerah. Khususnya daerah pesisir di sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat,” harapnya.

Nelayan Tradisional

Dalam kesempatan itu, Adhan Nur juga berharap agar masalah nelayan tradisional Indonesia, khususnya di Langkat jadi perhatian. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Langkat juga harus tanggap dengan permasalahan tentang masih beroperasinya pukat yang tidak ramah lingkungan di Perairan Langkat.

“Yang mana ini dapat menyulitkan bagi nelayan tradisional dalam mencari nafkah yang seakan-akan menunjukkan ketidakpedulian terkait masalah pukat. Apalagi sama-sama kita ketahui, keberadaan pukat tidak ramah lingkungan tersebut masih beroperasi di Kabupaten Langkat. Di antaranya Pukat Grandong, Trawl, Pukat Layang dan Langgei,” ujarnya.

Kemudian Direktur YAKOPI Eling Tuhono menjelaskan, pelatihan diikuti perwakilan dari lima desa binaan YAKOPI di Langkat. Yakni desa yang memiliki potensi nipah. Di antaranya Desa Pasar Rawa, Desa Dorang, Desa Teluk Meku, Desa Kwala Gebang dan Kwala Serapuh.

Jumlah peserta sebanyak 30 orang dan instruktur/pelatih dari kegiatan ini adalah Dedi dari Kaya COCO Tangerang Banten. COCO juga sebagai distributor produksi gula nipah yang dihasilkan oleh masyarakat.

“Kami juga berharap kedepan akan lebih banyak lagi desa binaan yang mampu memproduksi gula nipah. Sehingga tema acara kita hari ini terwujud,” harapannya.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment