Motif Kematian Warga Binaan Lapas Narkotika Klas II Hinai Masih Misteri

Kasus tewasnya salah seorang Warga Binaan Lapas Narkotika Klas II A Langkat di Dusun II Cempa Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, dengan cara gantung diri, Jumat (25/3/2022) pukul 08.00 WIB lalu, masih menjadi tanda tanya publik.

topmetro.news – Kasus tewasnya salah seorang Warga Binaan Lapas Narkotika Klas II A Langkat di Dusun II Cempa Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, dengan cara gantung diri, Jumat (25/3/2022) pukul 08.00 WIB lalu, masih menjadi tanda tanya publik.

Sejauh ini, dugaan berbagai motif dan indikasi kematian Hasan Bin Selamat (51) warga Dusun VIII Damai Kebun Kelapa Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, yang selama dalam Lapas Nakoba tersebut dapat kepercayaan menjadi tamping ini, berkembang bagai bola liar.

Apalagi posisi almarhum sebagai ‘tahanan pendamping’ (tamping) para sipir, bisa bebas keluar masuk di dalam lingkungan lapas. Bahkan katanya, bisa keluar pulang ke rumahnya.

“Kalau posisi tahanan yang tewas itu merupakan tamping yang bisa bebas keluar masuk dan bisa pulang, kenapa kok sampai bunuh diri. Jangan-jangan ada motif lain terkait ‘pemain’ narkoba di dalam lapas. Atau ada unsur sengaja ingin dihabisi dengan cara digantung di jeruji pentilasi kamarnya?” celoteh warga sekitar lapas.

Murni Bunuh Diri

Sementara Kapolsek Hinai AKP Adi Alfian SH, menjawab konfirmasi terkait tewasnya warga binaan tersebut membenarkan, bahwa mereka telah menerima laporan peristiwanya.

“Benar Bang. Kita juga sudah turun ke lokasi kamar korban. Tapi saat kita melakukan olah TKP, kita tidak sebebas melakukan penyelidikan dan mencari keterangan kepada rekan kamar satu sel korban. Ruang gerak kita dibatasi. Dan para rekan sekamar korban juga sepakat bungkam. Kalau ada motif dan indikasi lain yang berkembang di masyarakat terkait dugaan-dugaan adanya indikasi permainan pelaku narkoba, kita belum mendengar itu Bang,” ujarnya menjawab konfirmasi media ini melalui layanan WhatsApp, Kamis (31/3/2022).

Menurut Kapolsek Hinai, sesuai keterangan dokter di RSUD Tanjung Pura, korban memang murni tewas karena bunuh diri. “Ciri-ciri orang tewas gantung diri memang ada. Seperti keluarnya air mani. Tapi lidah korban tidak menjulur karena mulutnya tertutup. Padahal korban sekitar 2 bulan 17 hari lagi sudah bebas,” terangnya.

Selain kendala keterbatasan ruang gerak pihaknya di dalam lapas untuk mendapatkan keterangan dari rekan-rekan kamar korban, pihak keluarga juga tidak mengizinkan autopsi terhadap jenazah korban.

Sementara Humas Lapas Narkotika Klas II A Langkat Yogi, menjawab konfirmasi terkait kematian warga binaannya yang juga tamping lapas, dengan cara gantung diri, awalnya mengaku masih nyetir. Ia berjanji akan menghubungi media ini kembali.

Namun setelah menunggu sekira tiga jam, Yogi tidak bersedia mengangkat ponselnya.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment