YSKI Sosialisasi Penyakit Kanker di Polres Langkat

YSKI Laksanakan Sosialisasi Penyakit Kanker Di Polres Langkat

Topmetro.news – Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia (YSKI) melaksanakan kegiatan sosialisasi penyakit kanker kepada personil Polres Langkat bertempat di Lapangan Bharadaksa Polres Langkat, Jumat (27/5/2022) sekira pukul 14.30 WIB.

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan pemahaman, pendidikan serta sosialisasi kepada personil Polres Langkat dan Polsek sejajaran untuk pencegahan penyakit kanker.

Tampak hadir dalam kegiatan YSKI tersebut Kapolres Langkat AKBP Danu Pamungkas Totok SH SIK diwakili Wakapolres Langkat Kompol Hendri Nupia Dinka Barus SH SIK, Tim Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia, Perwakilan Bhayangkari, Perwakilan Personil Polres Langkat dan Perwakilan Personil Polsek sejajaran Polres Langkat

Pola Hidup Sehat

Dalam sambutannya Wakapolres Langkat Kompol Hendri Nupia Dinka Barus SH SIK mengatakan bahwa kegiatan tersebut tentunya sangat banyak manfaatnya untuk seluruh jajaran Polri agar bisa membiasakan diri untuk hidup sehat sehingga dijauhkan dari penyakit ini.

“Pola hidup juga menentukan hidup kita untuk terhindar dari penyakit kanker. Mari kita belajar dari orang-orang yang sudah kena penyakit ini supaya bisa terhindar dari penyakit kanker ini. Terimaksih kepada Tim Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia yang sudah hadir di Polres Langkat. Semoga giat ini dapat berjalan dengan lancar serta bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya.

Selanjutnya tim dari Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia menyampaikan bahwa kehadiran mereka ke Polres Langkat untuk memberikan sosialisasi tentang kanker, baik itu bahayanya kanker rahim, kanker prostat serta kanker payudara, kemudian bagaimana cara pencegahannya.

“Kanker adalah perubahan sel normal menjadi sel tidak normal. Tumor terbagi dua yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak, apabila dibiarkan bisa menjadi ganas kemudian menjadi kanker. Nah, tumor itu adalah daging tumbuh dan bisa tumbuh dimana saja pada tubuh kita,” ujar fasilitator YSKI.

Disampaikan bahwa faktor pemicu kanker antara lain yakni faktor genetik (keterunan), zat kimia seperti asap pabrik, asap kendaraan. Dan asap rokok, faktor fisika seperti handphone, serta makanan yang mengandung pengawet (formalin).

“Harus dikrtahui, jangan mencolok nasi di magic com selama 1 x 24 jam dan nasi yang sudah berubah menjadi kuning tidak boleh lagi dikonsumsi. Saat ini kanker prostat adalah pembunuh pria nomor satu di dunia. Yang rentan terkena prostat adalah pria yang berprofesi seperti supir, kerja di perkantoran karena banyak duduk. Peminum alkohol dan suami yang sering menahan hasratnya untuk berhubungan intim dengan istrinya,” paparnya.

Kanker Payudara

Kemudian, Kanker serviks adalah pembunuh nomor satu bagi wanita saat ini. Wanita yang berisiko tinggi terkena kanker serviks pada umumnya wanita yang bergonta ganti pasangan, wanita yang terlalu cepat menikah, wanita yang tidak menjaga kebersihan kemaluannya, wanita yang tidak melahirkan,wanita yang menggunakan alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun dan wanita yang bekerja hingga malam hari.

“Wanita harus rajin mengganti pakaian dalamnya. Sementara itu, wanita yang berpotensi terkena kanker payudara adalah yang sudah melahirkan namun tidak mau menyusui,” terangnya.

Harus diingat, pria perokok dan minum-minuman alkohol juga beresiko terkena penyakit kanker payudara. Untuk pencegah ada dua cara yaitu cara dari luar dan dalam

Adapun cara dari luar antara lain kakukan pola makan yang sehat dan teratur, konsumsi makan serat tinggi dan sayur. Hindari makan berlemak, hindari makanan berpengawet dan rajin olahraga secara teratur.

Sementara, cara dari dalam yakni suntik imunisasi kekebalan tubuh (suntiknya dilakukan tiga kali selama tiga bulan), mengkonsumsi tumbuhan alami yang mengandung anti kanker seperti buah sirsak dan daun sirsak, serta bisa juga dengan keladi tikus, kemudian yang 95% mengandung zat anti kanker adalah temu putih.

Kegiatan sosialiasi kanker tersebut selesai sekira pukul 16.30 WIB berlangsung aman dan baik serta tetap mematuhi protokol kesehatan.

Reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment