Menteri BUMN Keluhkan Biaya Ekspor Mahal, Raya Timbul Manurung Usul Perubahan Regulasi Pelabuhan

Mantan pengurus Kadinsu, Raya Timbul Manurung menyampaikan beberapa usulan terkait regulasi pelabuhan

topmetro.news – Mantan pengurus Kadinsu, Raya Timbul Manurung menyampaikan beberapa usulan terkait regulasi pelabuhan. Hal ini ia sampaikan, Rabu (13/7/2022), menanggapi keluhan Menteri BUMN Erick Thohir soal mahalnya biaya pengiriman barang ke luar negeri.

Kemarin, Erick Thohir mengungkapkan, pengiriman barang dari Indonesia ke luar negeri butuh waktu lebih lama dan mahal. Hal itu karena muatan mesti transit ke Singapura dan Malaysia.

Oleh karena itu, Raya Manurung menyebut, perlu adanya perubahan regulasi soal tarif jasa pelabuhan. Ia pun menyampaikan usulan soal kebijakan perubahan tata cara dasar penghitungan tarif jasa pelabuhan.

Perubahan itu antara lain:

1. Biaya sandar, dari berat tonase kapal menjadi panjang kapal:

Indonesia masih menggunakan berat tonase kapal untuk penentuan biaya sandar. Pelabuhan Singapura dan Malaysia, menggunakan panjang kapal sebagai dasar penentuan biaya sandar.

2. Lama sandar, dari per et mal (per enam jam) menjadi per jam:

Indonesia menggunakan ‘block time’ atau ‘et mal’ per enam jam sebagai penentuan tarif lama sandar. Bila lebih satu menit sudah masuk hitungan enam jam berikutnya. Malaysia dan Singapura menghitung lama waktu yang sebenarnya sebagai penentuan tarif biaya sandar.

3. Tarif pasang jangkar di lautan bebas menjadi tidak ada:

Indonesia mengenakan biaya jangkar bagi kapal yang sedang menunggu antrian sandar. Malaysia dan Singapura malahan memberikan insentif bagi kapal yang pasang jangkar sedang menunggu antrian sandar.

Intensif Kapal Kargo

Selain itu, alumni UGM ini juga mengusulkan perlunya insentif terhadap kapal kargo. Sebab dengan adanya insentif, maka menurut aktivis di Joint Business Council Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (JBC IMTGT) ini, maka akan membantu menurunkan biaya di pelabuhan.

Ada pun insentif itu, menurutnya, adalah berupa:

  1. Diskon biaya sandar
  2. Diskon biaya jasa pandu laut
  3. Diskon biaya jasa charge pelabuhan (air bersih, BBM, catering)
  4. Diskon tariff bongkar muat kargo bagi pelayaran internasional regular angkutan penumpang ferry, ferry roro dan kapal pesiar
  5. Diskon PPN BBM sampai 100%

Lama dan Mahal

Sebagaimana berita sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap, pengiriman barang dari Indonesia ke luar negeri butuh waktu lebih lama dan mahal. Sebab, muatan mesti transit ke Singapura dan Malaysia.

Erick mengungkap, saat ini 95% kargo asal Pelabuhan Belawan, Medan tidak langsung menuju negara tujuan namun harus melalui Pelabuhan Singapura dan Malaysia. Tidak hanya pelabuhan Belawan, sebagian besar pelabuhan di Sumatera hanya sebagai feeder.

Dominasi Malaysia dan Singapura itu terus berlanjut, sampai saat ini. Dari Januari – Mei 2022, sekitar 51% peti kemas yang bongkar/muat di Belawan menuju/berasal dari Malaysia. Sisanya, 44% ke Singapura dan 5% ke Thailand.

“Kami di Kementerian BUMN sedang berikhtiar untuk menjadikan Belawan sebagai pelabuhan ekspor yang melayani direct call,” kata Erick dalam keterangannya, Selasa (12/7/2022).

Sebagai gambaran, pelayaran langsung (direct call) kapal peti kemas dari Indonesia ke Los Angeles seharusnya hanya perlu waktu 23 hari. Dengan transhipment, rute yang sama, maka perlu waktu 31 hari plus tambahan ongkos 20-30% lebih mahal.

Menurut Erick, pengembangan Belawan bisa mulai dengan mendatangkan kapal-kapal kontainer berukuran besar ke Belawan. Hal ini dapat berlaku dengan meningkatkan kapasitas dan peralatan bongkar muat di Pelabuhan Belawan. Sehingga memadai untuk pengangkutan direct call.

Selain itu, volume muatan peti kemas juga harus berkembang. Caranya, dengan menjadikan Belawan sebagai gateway bagi pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitarnya. Muatan kargo yang tersebar di pelabuhan-pelabuhan kecil di Sumatera dapat dibawa ke Belawan untuk kemudian bersama-sama diangkut ke negara tujuan.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment