topmetro.news – Temuan minyak hitam diduga residu limbah pembakaran batu bara yang berada di parit PT Jui Shin Indonesia, persisnya di Jalan Pulau Pini II simpang Jalan Komodo II, Kawasan Industri Modern (KIM) II, menjadi tanda tanya besar banyak pihak.
Apa pasal, perusahan yang berdiri tahun 2001 dari dua brand utama yaitu Garuda Tile dan Garuda Cement telah memperoleh Sertifikasi Internasional “ISO 9001”. Bahkan perusahaan ini juga telah mendapatkan Sertifikasi “SNI (Standard Nasional Indonesia)” dan “ISO 14001” untuk sistem manajemen lingkungan.
Ironisnya, selain berwarna hitam limbah yang termasuk dalam katagori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ini juga mengeluarkan aroma yang sangat menyengat.
“Bau kali bang, sakit hidung dibuatnya. Apalagi kalau cuaca lagi panas terik, makin menguap baunya. Kalau gak hujan limbahnya biasa menumpuk dan makin bau, di bendungan parit itu, tapi kalau hujan apalagi deras, limbahnya hilang bang,” kata seorang warga Medan Deli, Demi yang melintas di lokasi tersebut kepada topmetro.news (grup Koran Top Metro), Selasa (6/9/2022).
Hal inipun membuat Pemerhati Lingkungan, RP Simbolon mendesak agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumut segera bertindak.
“Dinas Lingkungan Hidup Sumut harus peka terhadap kasus ini dan segera menelusuri limbah tersebut. Sebab limbah B3 itu bukan hanya mencemari lingkungan, tapi mengancam jiwa manusia,” ujarnya kepada topmetro.news.
RP Simbolon menuturkan, seharusnya bagi perusahan yang sudah mendapat sertifikasi tingkat Nasional bahkan Internasional ikut melestarikan lingkungan dan membantu masyarakat sekitar, bukan malah sebaliknya.
“Jangan jadikan sertifikasi itu justru sebagai tameng untuk berbuat semena-mena. Seharusnya perusahaan yang jaringan bisnisnya sudah sampai ke mancanegara tidak lagi membuat kecurangan, karena nama besar perusahaan yang sudah dirintis ini akan menjadi taruhannya,” tegasnya.
Sementara itu, External Affairs PT Jui Shin Indonesia, Asep saat ditemui beberapa waktu lalu, tidak menampik terkait temuan limbah tersebut. Namun dirinya membantah, kalau limbah tersebut dihasilkan dari pabriknya.
“Limbah itu bukan dari tempat kita bang, temuan ini juga sudah saya sampaikan kepada PT KIM,” terang Asep saat ditemui di kantor PT Jui Shin Indonesia, Rabu (31/8/2022) lalu.
Pantauan di lokasi, limbah tersebut nyaris menumpuk di parit ujung Jalan Pulau Pini II KIM II ini yang akan mengalir ke Sungai Desa Sampali menuju Laut Percut dengan melintasi beberapa pemukiman warga. Namun di seputaran lokasi, pabrik milik PT Jui Shin Indonesia mendominasi kawasan tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, minyak hitam diduga residu limbah pembakaran batubara sejak beberapa hari lalu terlihat mengambang di permukaan air parit Kawasan Industri Modern (KIM) II persisnya di sekitar PT Jui Shin Indonesia.
TIM