Terbongkar! Bharada E Berdoa, Pasukan Elit Selamatkan Orangtua, Jebakan Sambo ‘Gatot’

Bharada E berdoa

TOPMETRO.NEWS –  Bharada E berdoa, sebelum diperintahkan mengeksekusi Brigadir Joshua Hutabarat alias Brigadir J.  Sedang orangtuanya langsung diamankan pasukan elit loreng ke Brimob sebelum geng Ferdy Sambo ‘menculiknya’. Rencananya pun ‘gatot’ alias (gagal total)

Itu sepenggal cerita menarik dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Salah satu tersangka dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Bharada E, ternyata berubah pikiran secara cepat saat ada orang-orang Ferdy Sambo yang akan menjemput orangtuanya.

Awalnya Bharada E memberi lampu hijau pada orang kepercayaan Ferdy Sambo untuk menjemput orangtuanya yang sudah tiba di Jakarta. Namun, cuma dalam hitungan menit, Bharada E mengubah keputusannya.

Rupanya Bharada E menghubungi seseorang dari pasukan elite loreng Brimob Polri untuk menjemput orangtuanya.

Dari sana, orangtua Bharada E langsung dijemput pasukan elit. Kecepatan mereka sangat teruji antaran bisa membawa orangtua Bharada E.

Sementara orang kepercayaan Ferdy Sambo tidak diceritakan bagaimana selanjutnya, lantaran gagal ‘menculik’ orangtua Bharada E.

Rupanya pernyataan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak yang pernah mengatakan jika diduga orangtua Bharada E sudah dikuasi pasukan tertentu, terbukti benar.

Saat itu Kamaruddin Simanjuntak berbicara di televisi, jika dirinya meminta orangtua Bharada E untuk diperiksa terkait dugaan ada uang masuk ke Bharada E.

Namu dia justru mendapat informasi bahwa orangtua Bharada E sudah tidak ada di kampung, melainkan diduga diamankan di Mako Brimob.

Terkait keberadaan orangtua Bharada E sudah “diamankan” di Mako Brimob, saat ini justru diungkap Deolipa Yumara.

Eks pengacara Bharada E, Deolipa Yumara mengatakan hal itu untuk melindungi dari kejaran geng Ferdy Sambo.

Deolipa Yumara mengatakan, orangtua mantan kliennya, yakni Bharada E ini sempat diminta geng dari Ferdy Sambo untuk datang ke Jakarta.

Bharada E mengatakan langsung tentang hal itu pada Deolipa Yumara saat masih menjadi pengacaranya.

Ketika itu, geng Ferdy Sambo mengatakan akan menjemput untuk melindungi orangtua Bharada E akan dilindungi grup Ferdy Sambo.

Pernyataan Deolipa Yumara ini diungkap di acara TV berita, Selasa (6/9/2022).

“(Orangtua Bharada E) diminta ke Jakarta. Katanya Grupnya Sambo mau rangkul orang tuanya,” kata Deolipa Yumara.

Setelah itu terjadi, Bharada E langsung menghubungi Deolipa Yumara, untuk meminta bantuannya.

“Eliezer (Bharada E) ngomong. Bang (Deolipa) itu orang tua saya sudah di Jakarta karena permintaan grupnya Sambo. (orangtua Bharada E) mau dilindungi grupnya Sambo,” kata Deolipa Yumara menirukan pembicaraan bersama Bharada E.

Deolipa Yumara menduga-duga, jika pengamanan orangtua Bharada E ini agar situasi cerita atau skenario tidak berubah.

“Betul (agar sesuai dengan keinginan Ferdy Sambo),” kata Deolipa.

Dengan situasi saat itu, Deolipa Yumara mengatakan Bharada E seperti dijebak geng Ferdy Sambo.

Saat tahu orangtuanya sudah di Jakarta, Bharada E langsung berubah pikiran.

Bharada E menilai orangtuanya akan dijebak geng Ferdy Sambo.

Lantaran takut terjadi sesuatu pada orangtuanya, Bharada E kemudian meminta bantuan Brimob untuk lebih dulu mengamankan orangtuanya yang sudah berada di Jakarta.

“Akhirnya dia (Bharada E) kontak Brimob supaya tolonglah selamatkanlah orang tua saya,” kata Deolipa Yumara.

Untuk memastikan orangtua Bharada E sudah aman, Deolipa Yumara yang masih jadi pengacara yang bersangkutan langsung menghubungi pihak Brimob.

“Saya konfirmasi kebenaran data ini (orangtua sudah diamankan Brimob) ke Sespri Dankor Brimob. ‘Ya bang, kami yang amankan (orang tua Bharada E), udah aman’,” jelasnya.

Sebelum Penembakan, Bharada Gelisah

Richard Eliezer atau Bharada E mengaku menggelar ritual tertentu setelah menyatakan kesiapan menjalankan perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Pengakuan itu cukup mengejutkan lantaran Bharada E malah menyatakan kesiapan menembak Brigadir J yang merupakan teman sekamarnya.

“Bharada E dipanggil (Bripka RR atas perintah Ferdy Sambo) ke lantai tiga. Itu kemudian disuruh (Ferdy Sambo) menembak (Brigadir J)” kata Ronny seusai dihubungi, Kamis (8/9/2022).

Setelah menyatakan siap menembak, Bharada E lalu menjalankan ritual di tempat khusus.

Ritual Bharada E di TKP Saguling, saat rekonstruksi tidak diungkap.

Bharada E ritual cuma beberapa jam sebelum dirinya menjalankan perintah Ferdy Sambo mengeksekusi Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada (8/7/2022) lalu.

Ritual Bharada E di tempat khusus dimaksud adalah berdoa di toilet rumah Saguling III.

Soal Bharada E melakukan ritual doa di toilet itu dikatakan kuasa hukumnya, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Ronny Talapessy.

Diketahui jika Bharada E memberi pengakuan sempat berdoa setelah menyatakan siap menjalankan perintah dari Irjen Ferdy Sambo untuk menghabisi Brigadir J.

Dari sana dikatakan Ronny diketahui ada rencana penembakan Brigadir J, yakni sejak di rumah Ferdy Sambo, Jalan Saguling III, Jakarta Selatan.

Bharada E saat itu mengaku masuk ke dalam toilet. Di sana Bharada E berdoa.

Doa Bharada E sebelum rombongan berangkat ke rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga.

“Klien saya (Bharada E) turun ke bawah sempat ke toilet, berdoa,” kata Ronny, Kamis (8/9/2022).

Di sana, kata Ronny, Bharada E mengungkap keterkejutannya lantaran mendengar perintah dari seniornya Bripka Ricky Rizal.

Bharada E langsung gelisah sehingga memilih untuk berdoa sebelum berangkat ke TKP.

“Waktu ke bawah (di Saguling III), klien saya lihat sudah persiapan jalan ke Duren Tiga. Ya (Bharada E) sempat berdoa,” katanya.

Kemudian, Ronny Talapessy menampik jika ada dugaan Bharada E sempat menghubungi seseorang sebelum ke TKP.

“Enggak ada (yang dihubungi Bharada E). Kemarin yang disampaikan pengacara lama (Deolipa Yumara) itu hoaks,” katanya.

BACA SELENGKAPNYA | Laporan Keuangan Konsorsium 303 Bocor, Setor Rp20 M ke Oknum Polisi Nakal

Seperti diberitakan TOPMETRO.NEWS sebelumnya, keuangan konsorsium 303, bocor. Dari bocoran itu diduga rata-rata Rp20 miliar digelontorkan tiap bulan ke oknum polisi.

Program Aiman mendapatkan data eksklusif laporan keuangan dari konsorsium judi yang selama ini dikenal dengan Konsorsium 303 dan dikaitkan dengan kasus Ferdy Sambo.

Dari hasil laporan keuangan ini, rata-rata Rp20 miliar dikeluarkan tiap bulan ke oknum polisi nakal itu.

Sebagian besar diarahkan dengan kode ‘Coklat’ yang merujuk pada oknum anggota polisi dimaksud.

Aiman mengaku mendapatkan laporan keuangan dua bulan yakni Oktober dan November 2021 lalu.

“Data yang saya dapatkan terkait dengan aliran uang dari konsorsium ke sejumlah oknum polisi,” kata Aiman dilansir dari KompasTV.com, Selasa (27/9/2022).

asli

Related posts

Leave a Comment