Miris..!!! Berobat tak Punya Uang, Bayi 4 Bulan Dibawa Pulang

RS Bina Kasih Minta Deposit Rp7,5 Juta

TOPMETRO.NEWS – Akhirnya, pihak keluarga hanya bisa pasrah dan terpaksa membawa pulang Alif Alkhafi Hidayat, bayi yang baru berusia 4 bulan yang mengalami demam tinggi dan kejang-kejang dari Rumah Sakit Bina Kasih. Bayi itu terpaksa dibawa pulang, Sabtu (24/6) sore lantaran tiada biaya.

Alif, anak dari seorang ibu Raden Debi Septiani alias Septiani dari hubungan dengan pria yang tak mempertanggungjawabkan perbuatannya, terpaksa dilarikan Sarah, kakak kandung dari Septiani ke Medan dari Siak, Pekan Baru menggunakan mobil pribadi ketika Alif mengalami demam tinggi dan kejang-kejang.

Menurut Sarah warga Binjai yang membawa Alif tanpa ibunya (Septiani, red) yang masih kuliah mengatakan Alif sempat terombang ambing dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain dikarenakan berbagai persoalan pelayanan yang tak baik dan keterbatasan biaya.

Sarah Sabtu (24/6) mengaku setelah Alif sampai di rumahnya, Senin (19/6/2017), kondisi Alif anfal.

Lalu Sarah membawanya ke Puskesmas di Binjai, namun karena kekurangan peralatan dan ketidakmampuan Puskesmas itu untuk menangani Alif, maka Sarah membawa keponakannya itu ke RS Bidadari Binjai.

Baru dirawat sebentar di RS Bidadari Binjai, pihak RS itu mengatakan kondisi Alif dalam keadaan sehat dan stabil setelah mendapati infus, sehingga Sarah dan keluarga membawa kembali Alif pulang ke rumah.

Sehari di rumah, Selasa (20/6) malam, tiba-tiba Alif mengalami demam tinggi kembali hingga Kejang-kejang, akhirnya Sarah dan keluarga melarikan dirinya ke RS Stepanie, Binjai.

Namun Kondisi Alif yang saat itu menggunakan oksigen dan infus bukan membaik, tapi semakin parah dengan membirunya pada bagian badan, akhirnya pihak RS Stepanie, Binjai merujuknya ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan.

Dengan terburu-buru, Jumat (23/6) dini hari sekira pukul 03.00 Wib, akhirnya Sarah kembali membawa Alif ke RSUP HAM Medan dan saat itu Alif hanya ditangani di Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan saat itu menggunakan Oksigen dan infus.

“Alhamdulillah kondisinya masih tetap biasa, walau agak sedikit membaik,” ungkapnya.

Kembali Sarah menuturkan setelah kondisi Alif dikatakan mulai membaik oleh pihak RSUP HAM Medan, Sarah tak menyangka keponakannya itu diletakkan di ruangan Rindu, tempat pasien yang rata-rata terkena penyakit TBC.

“Mungkin kami katakan kami tak mampu dan Alif tidak ada BPJS, makanya tidak diletakkan di ruang anak dan gak layak bagi Alif,” tuturnya.

Selanjutnya Sarah mengatakan pihak RSUP HAM Medan tidak pernah memperhatikan Alif dan dilihat sama sekali oleh dokter.

“Seakan dibiarkan saja terlantar, padahal kondisi Alif tak jauh membaik juga,” katanya.

Oleh karena itu, Jumat (23/6) sore sekira pukul 18.00 wib, Sarah dan keluarganya membawa Alif keluar dari RSUP HAM Medan.

Keesokan harinya, Sabtu (24/6) Sarah akhirnya membawa Alif ke RS Bina Kasih, Kp Lalang, Binjai.

Namun kembali Sarah hanya bisa tertekun, karena pihak RS Bina Kasih meminta uang Deposit Rp7,5 juta untuk merawat Alif di Ruangan ICU.

“Saat itu saya hanya bisa pasrah, kemana lagi kami harus pinjam uang, biar kami urus saja di rumah,” katanya bernada datar.

Setelah Sarah dan keluarga merembukkan dengan biaya deposit yang diminta RS Bina Kasih, akhirnya Sarah dan keluarga hanya bisa pasrah dan berencana membawa Alif pulang ke rumah.

“Semoga Tuhan memberikan Mukzijat pada Alif dan kami hanya bisa pasrah dan bersabar,” katanya.

Terpisah, Humas RSUP HAM Medan, Massadat Ginting meminta maaf karena dirinya sedang di luar kota. “Nanti coba saya cari tahu,” ungkapnya.(tmn)

Related posts

Leave a Comment